Tak seorang pun menyangka bahwa di tengah kekacauan kamp pengungsian di bawah dimana manusia dan binatang buas bercampur, helikopter bersenjata di langit tetap nekat melakukan tembakan membabi buta.
Zhou Liming sebelumnya memperkirakan sisiknya bisa menahan serangan peluru pistol, tapi yang dihadapi sekarang adalah senapan mesin khusus helikopter bersenjata. Sensasi terkoyak di punggungnya saat peluru menembus sisik dan tertanam di otot terasa begitu jelas.
Pada sekejap terkena serangan, ototnya menyempitkan diri dengan keras, secara paksa menjepit peluru itu agar tetap berada di dalam jaringan otot.
Darah mengalir deras dari lubang peluru, mengkontaminasi punggungnya menjadi merah darah. Pukulan ini bahkan membuat Zhou Liming sejenak melihat kegelapan di hadapannya.
Peluru yang ditembakkan beruntun berhasil ditahan oleh Zhou Liming, namun orang-orang yang kacau di sekitarnya tidak seberuntung itu. Tembakan senapan mesin khusus ini membelah tubuh orang-orang yang panik menjadi dua, potongan tubuh dan anggota badan terputuh bertebaran di mana-mana. Di area yang disapu tembakan, muncul jalan darah yang mengerikan. Banyak wajah yang memancarkan ekspresi tidak percaya, menatap lubang peluru sebesar kepalan tangan di perut mereka, lalu menengadah ke langit mendengar suara helikopter bersenjata sebelum akhirnya ambruk perlahan, kejang beberapa kali lalu diam tak bergerak.
An Xiaowei menatap tajam monster humanoid yang berdiri menghalanginya dengan panik. Seluruh tubuhnya tertutup sisik hijau tua yang menyeramkan, wajahnya yang terdistorsi kesakitan bagaikan iblis dari neraka.
"Ah..."
An Xiaowei baru sekarang menjerit histeris, secara refleks mundur ke dalam tenda. Karena terburu-buru, ia tersandung dan jatuh terduduk di tanah.
Senapan di helikopter bersenjata sama sekali tidak berhenti, setelah melakukan penyesuaian, kembali memuntahkan lidah api, menembaki Naga Terbang yang sedang berusaha berdiri dengan gila-gilaan. Jika Naga Terbang berhasil bangkit dan lepas landas, itu akan menjadi bencana bagi helikopter bersenjata.
Dua peluru kendali yang menjulur di bawah sayap, meninggalkan kepulan asap putih pekat di udara, langsung menghujam tubuh Naga Terbang.
Ledakan dahsyat merobohkan Naga Terbang yang mengeluarkan tangisan pilu. Orang-orang di sekitarnya yang belum sempat melarikan diri terkoyak robek dan tumbang. Rakyat yang panik berusaha mati-matian menjauh dari radius Naga Terbang, sementara helikopter bersenjata di langit sudah gila, sama sekali tidak peduli dengan nyawa rakyat sipil.
Perintah dari atasan jelas: Daripada membiarkan Naga Terbang membantai rakyat di sini, lebih baik membayar harga tertentu untuk menaklukkan makhluk itu.
"Perintah ini tampak bagus, tetapi justru salah meremehkan jenis binatang buas tingkat keempat ini. Dua peluru kendali hanya meledakkan beberapa sisik Naga Terbang. Tubuhnya yang kuat membuat serpihan logam hanya tertanam di permukaan, tak bisa menembus lebih dalam."
Naga Terbang yang terluka parah mengeluarkan lengkingan naga, menepukkan sayapnya dengan keras lalu menyerbu beberapa langkah ke depan sebelum terbang ke udara.
"Hentikan dia!"
Peluru kendali dari helikopter bersenjata kembali ditembakkan, menghantam tubuh Naga Terbang. Sebuah tank yang datang dari kota juga menembakkan peluru kendali pertahanan udaranya, memaksa Naga Terbang kembali terjatuh. Senapan mesin terus menyalak tanpa henti, menekan binatang itu dengan ganas.
Memanfaatkan situasi dimana mereka tidak memperhatikannya, Zhou Liming menahan sakit di punggungnya dan berteriak: "Kepala Panti, Xiaowei, ini aku!"
Di dalam, An Xiaowei dan yang lainnya yang sedang bergetar ketakutan langsung terpaku, hampir tak percaya pada penglihatan mereka sendiri - binatang buas berwujud manusia di hadapan ini, ternyata adalah Zhou Liming yang mereka kenal?
Seluruh tubuh Direktur Zhou gemetar, "Kamu... kamu... Liming, benarkah ini kamu?"
Zhou Liming mengangguk, berkata tergesa-gesa: "Direktur, aku tahu kalian sulit mempercayainya, tapi inilah kenyataannya. Situasi saat ini agak genting, cepatlah kalian pergi dari sini. Hal ini akan kujelaskan nanti." Sambil menahan sakit perih membakar di punggungnya, ia merobek tenda dan berseru: "Cepat pergi!"
Anak-anak sudah terpaku membeku ketakutan, semuanya mulai menangis.
An Xiaowei memandang wajah Zhou Liming yang menyeringai kesakitan, melihat darah berdetak-detik menetes ke tanah, panik berteriak: "Kamu... kamu terluka berdarah!"
Zhou Liming tersenyum getir, berkata: "Tidak apa-apa, hanya luka kecil, bawa anak-anak pergi." Ia menoleh dan melihat helikopter bersenjata tambahan datang, raut wajahnya berubah drastis, meneriakkan: "Cepat!"
Melihat ekspresi Zhou Liming berubah, mengingat pemandangan mengerikan barusan dimana senapan mesin menembaki hingga mayat berserakan. An Xiaowei segera menarik anak-anak dan mendorong Kepala Panti, bergegas pergi. Di area ini, yang bisa kabur sudah lari, sisanya tinggal mayat bergelimpangan atau korban yang mengerang kesakitan.
"Target kedua terdeteksi!"
Helikopter bersenjata pendukung langsung mengunci Zhou Liming dalam sistem bidikan. Di mata mereka, pria ini adalah monster berbahaya yang mengancam keselamatan rakyat di bawah.
Senapan mesin tiba-tiba menyemburkan dua lidah api mematikan, menghujani Zhou Liming dengan tembakan gencar.
"Sial!"
Zhou Liming menggigit gigi, tidak berani pergi. Siapa tahu apakah peluru-peluru ini akan melewatinya dan mengenai Kepala Panti Asuhan serta yang lain yang belum menjauh? Kekuatan mengerikan membelit seluruh tubuhnya, sisik-sisiknya berdiri tegak seperti bulu yang tiba-tiba mengembang, membentuk wujud seperti landak.
Peluru menembaki sisik di dadanya. Rasa sakit yang tak tertahankan. Peluru-peluru itu merobek sisiknya, beberapa proyektil tertanam dalam dagingnya, menyiksa bagai ditusuk jantung.
Melihat dirinya sendiri yang berlumuran darah dan terluka, Zhou Liming mulai mengamuk. Jika dibiarkan terus ditembaki seperti ini, meski dalam wujud binatang buas sekalipun, nasibnya hanya akan berakhir mati. Pada detik ini, Zhou Liming yang dilalap amarah tak peduli lagi apa yang diwakili helikopter bersenjata itu. Dengan gigi terkunci erat, ia mulai melancarkan serangan kilat.
Sebuah tekad baja berkobar dalam hatinya. Di tengah serangan gila-gilaan itu, tubuhnya tiba-tiba melesat melompat ke udara.
Gen dalam tubuhnya mendidih saat ini. Di bawah tekad baja yang kuat, seolah terjadi perubahan kecil. Bagian punggung yang perih membakar tiba-tiba mati rasa, seperti ada sesuatu yang menyembur keluar dari dalam tubuh. Dengan kepakan ringan, kecepatan Zhou Liming di udara hanya sekejap mata sudah muncul di depan helikopter bersenjata.
Memandang binatang buas berwujud manusia yang tiba-tiba membesar di hadapannya, awak pesawat di helikopter bersenjata itu melototkan mata. Mereka merasa heran, mengapa binatang buas ini memiliki wajah manusia dengan ekspresi yang hanya dimiliki manusia?
Dengan keras dia menabrak masuk, menghantam seorang prajurit di kabin hingga terlempar keluar dari helikopter. Zhou Liming menggapai leher pilot dengan kasar. Hanya dengan pencetan ringan, seluruh leher itu remuk. Dalam kondisi kemarahan yang meluap-luap, emosi buas si binatang membuatnya mengamuk tak terkendali.
Helikopter bersenjata yang kehilangan awak pesawat mulai menukik tajam ke daratan.
Zhou Liming melesat ke angkasa, menatap tajam helikopter yang menabrak tanah dan meledak menjadi lautan api. Di punggungnya muncul sepasang sayap hitam seperti iblis yang membuatnya terkejut - tak disangka dirinya ternyata memiliki kemampuan terbang semacam ini.
Rupanya gen binatang buas dalam tubuhnya masih menyembunyikan banyak rahasia yang tak terungkap.
