Kamar yang dialokasikan adalah kamar tunggal sederhana: tempat tidur besi, lemari pakaian, dan kamar mandi di dalamnya.
Terlihat biasa saja, tapi memberi kesan kehangatan bagi Zhou Liming. Sejak kecil, penataan kamarnya di panti asuhan hampir sama dengan ini - sederhana dan praktis. Perbedaannya mungkin hanya pada luas ruangan yang lebih besar, desain lampu cerdas, serta adanya komputer dan TV.
Saat SMA, Zhou Liming bahkan bermimpi ingin memiliki komputer. Tapi statusnya saat itu hanya membuatnya bisa berangan-angan.
Melempar tasnya, Zhou Liming menunjuk komputer dan bertanya, "Ini, boleh aku pakai?"
Lian Ruixue yang jarang tersenyum menjawab, "Tentu, seluruh isi ruangan ini akan menjadi milikmu."
Zhou Liming bersorak gembira lalu langsung duduk menghadap komputer untuk menyalakannya. Lian Ruixue menggelengkan kepala, berbalik pergi sambil menutup pintu pelan-pelan.
Konstitusi fisik hasil modifikasi gen binatang buas ini sangat luar biasa. Luka bisa sembuh total hanya dalam beberapa hari tanpa meninggalkan bekas. Energi pribadinya seakan tak terbatas. Setelah terkurung di rumah sakit selama setengah bulan, Zhou Liming sudah hampir gila. Kini bertemu komputer, wajar jika ia langsung larut dalam permainan.
Di SMA juga ada pelajaran komputer, dari segi operasional Zhou Liming masih bisa. Komputer ini terinstal versi murni, selain fungsi dasar, tidak ada apa-apa lagi. Dengan pasrah, Zhou Liming hanya bisa mengakses internet untuk membaca berita dan memahami situasi di luar. Alasan seluruh wilayah pesisir jatuh, banyak situs web telah berhenti beroperasi, hanya beberapa portal besar yang masih berjalan.
Kabar di jaringan tidak banyak membahas wilayah pesisir, lebih terfokus pada beberapa gerakan pemerintah.
Setelah dipikir, memang di wilayah pesisir pasti ada yang selamat, tapi mereka belum tentu pekerja media. Kalaupun ada, dalam situasi dimana setiap sudat dipenuhi binatang buas, apakah masih ada yang rela melaporkan berita? Ini agak seperti menarik telur. Hal ini menyebabkan informasi tentang wilayah pesisir hanya bisa dinilai melalui intelijen dari drone pengintai dan satelit militer, nilai beritanya tidak terlalu tinggi.
Selain itu, di berita internasional juga sangat minim informasi.
Setiap negara sibuk menghadapi kedatangan binatang buas, dalam keadaan kerepotan, pertukaran kabar antar mereka tentu tidak menjadi prioritas.
Membalik-balik berita, akhirnya ada sedikit pemahaman tentang situasi saat ini.
Pertama, puluhan kota pertahanan semuanya jatuh di bawah gelombang binatang buas. Korban jiwa mencapai hampir 200 juta, jutaan prajurit gugur untuk negara, kekuatan pertahanan nasional mengalami kerugian besar. Saat ini negara telah mengaktifkan perintah perang, akan membentuk kembali pasukan lebih dari 10 juta tentara, membangun formasi pertahanan baru.
Setelah menguasai seluruh wilayah pesisir, kawanan binatang buas tidak melanjutkan gerak maju. Mereka masing-masing menguasai wilayah kekuasaan dan berhenti menyerang manusia.
Mengutip teori Ren Zhigang tentang binatang buas: binatang buas tingkat terendah hanya membutuhkan tujuh hari untuk tumbuh sempurna. Setiap peningkatan tingkat memerlukan waktu lebih lama. Binatang buas akan muncul secara bertahap dari tingkat terendah ke tertinggi. Karena pola pikir teritorial mereka, setiap kedatangan binatang buas level baru akan menjadi tanda serangan besar-besaran berikutnya untuk memperluas wilayah kekuasaan.
Saat ini, binatang buas tertinggi yang telah mendarat di daratan adalah level lima, dengan perwakilan paling khas adalah binatang laba-laba neraka.
Karena pengetahuan tentang binatang buas masih sangat minim, tak ada yang bisa menilai berapa level sebenarnya binatang buas ini, dan berapa banyak lagi yang belum mendarat. Binatang buas level lima saja sudah membuat manusia menderita kerugian besar. Jika benar ada binatang buas level enam dan tujuh yang muncul, dengan apa manusia akan terhalang?
Di jaringan, banyak orang yang pesimis. Di setiap sudut terasa tekanan emosional yang mencekam.
Kecepatan jaringan di sini sangat cepat. Sebuah game hanya butuh beberapa menit untuk terunduh.
Zhou Liming diam di ruangan hingga waktu makan, baru diberi tahu melalui telepon internal oleh Lian Ruixue. Di pangkalan bawah tanah, semua fasilitas hidup tersedia. Kantin kecil yang mungkin hanya bisa menampung seratus orang, setelah kedatangan Zhou Liming, seluruh anggota X telah tumpah ruah. Semua mengambil makan malam dan menyantapnya di atas meja.
Lian Ruixue berdiri di pintu masuk dengan tangan terlipat, berkata datar: "Di pasukan, yang terpenting adalah disiplin. Ke depannya saat jam makan, tidak boleh terlambat. Mengingat ini pertama kalinya, hukuman dihapuskan. Sekarang masuklah makan, setelah selesai istirahat semalaman, besok pagi kumpul di lapangan latihan."
Zhou Liming masih belum sepenuhnya beradaptasi dengan kehidupan seperti ini. Ia mengambil satu porsi makanan yang cukup lengkap.
Orang-orang di sini makan dengan sangat cepat. Hanya dalam sepuluh menit, seluruh kantin sudah kosong tinggal Zhou Liming sendirian. Ia memandang kantin yang sepi sambil bergumam, "Makan cepat-cepat kayak buru-buru mau reinkarnasi?" Saat ini Zhou Liming benar-benar belum memiliki kesadaran sebagai tentara.
Setelah makan malam, kembali ke ruangan dan bermain game semalaman. Saat terdengar suara pengingat, dari ruangan lain mulai terdengar suara orang mandi. Hanya beberapa saat kemudian, hampir seluruh anggota regu membuka pintu hampir bersamaan, lalu berjalan menuju lapangan latihan.
Mengingat hari ini dirinya harus mengikuti latihan, Zhou Liming mematikan komputer, buru-buru mengusap wajah dengan air dingin, lalu berlari keluar.
Tiba di lapangan latihan, seluruh 33 anggota X telah berbaris rapi. Lian Ruixue yang juga mengenakan seragam taktis kamuflase hanya menyapu sekilas pandang ke Zhou Liming dan berkata: "Kembali ke formasi."
Zhou Liming berdiri di barisan paling belakang, meniru anggota lain dengan postur tegak, matanya tak berkedip menatap tajam ke arah Lian Ruixue di depan.
Lian Ruixue mengerutkan alis, memandang Zhou Liming yang meski berdiri tegak namun sama sekali tidak memiliki postur militer, lalu meneriakkan: "Zhou Liming, keluar dari barisan!"
Zhou Liming tak menyangka namanya dipanggil, terpaksa melangkah maju dengan gugup. Ia berdiri kikuk di samping Lian Ruixue sambil menggaruk kepala, "Ada perlu apa memanggilku?"
Orang-orang di bawah mendengar cara Zhou Liming menjawab seperti ini, mana bisa menahan diri? Semuanya braak tertawa terbahak-bahak. Meskipun mereka seperti mesin tempur, tapi tetap manusia yang punya perasaan, hanya jarang menunjukkannya. Melihat ekspresi bodoh Zhou Liming saat ini, bagaimana mungkin mereka bisa menahan tawa? Di mata mereka, Zhou Liming sama sekali tidak layak menjadi tentara, apalagi anggota X Team yang satu regu dengan mereka.
Lian Ruixue tidak tertawa. Ia memandang dingin ke arah Zhou Liming lama sekali, baru berkata: "Perkenalkan diri."
Zhou Liming mengeluarkan suara "Ah", tapi di bawah tatapan membunuh Lian Ruixue, tetap menjawab: "Nama saya Zhou Liming, umur 18 tahun dari Kota B, Zhejiang, siswa kelas 2 SMA." Ia menyunggingkan senyum getir: "Sepertinya cuma itu. Mohon bimbingannya."
Dari bawah, bahkan tepuk tangan pun tidak ada. Semua kembali ke kondisi robot yang membeku.
Lian Ruixue berkata: "Zhou Liming kembali ke formasi."
Setelah sering melihat adegan seperti ini di TV dan film, Zhou Liming pun secara alami sudah tahu sedikit. Di bawah perintah Lian Ruixue, dia terpaksa berlari kecil kembali ke posisi tempatnya berdiri tadi.
Lian Ruixue berdiri dengan tangan di belakang punggung di depan tiga barisan pasukan. Tatapan dinginnya menyapu setiap wajah anggota, lalu berkata datar: "Dibandingkan setengah bulan lalu, regu tempur X kami kini memiliki separuh lebih banyak anggota baru. Aku tahu banyak dari kalian tidak legawa dengan statusku sebagai komandan, menganggap gadis kecil sepertiku tak pantas memimpin, bahkan ada yang yakin posisi ini kudapatkan lewat kekuasaan orang belakang."
Dia melangkah beberapa kali, suaranya membeku: "Sekarang kuberi kesempatan pada semua yang hadir di sini. Siapa pun yang bisa mengalahkanku, akan kukirim permohonan ke atasan untuk ditunjuk sebagai komandan baru dengan pangkat Mayjen, mewujudkan mimpi menjadi jenderal. Jika tak ada yang berani menantang, maka patuhi setiap perintahku - apapun yang kusuruh."
Dari ucapan Lian Ruixue inilah Zhou Liming baru menyadari bahwa ternyata perempuan itu sudah menyandang pangkat Mayjen.
Berapa usia sang Komandan, tujuh belas atau delapan belas tahun? Atau mungkin sembilan belas? Sungguh sulit dipercaya, belum genap dua puluh tahun tapi sudah menyandang pangkat Mayor Jenderal. Semalam Zhou Liming masih bersemangat karena pangkat Mayor-nya yang terbilang tinggi, tapi kini dibandingkan Lian Ruixue, pangkat Mayornya hanyalah ampas belaka.
Orang-orang di bawah terdiam sejenak. Seorang pria kekar setinggi hampir dua meter melangkah maju. Dengan tenang ia melepas baju atasnya, memperlihatkan otot-otot berpola retakan panjang. "Aku ingin membuktikan kekuatan Komandan," ujarnya. Delapan kotak otot perutnya menjadi bukti nyata tingkat kebugaran fisiknya.
Lian Ruixue hanya mengangguk dingin, lalu mundur beberapa langkah sambil memberi isyarat tangan silakan.
