Truk trailer yang masih memuat barang ini tampaknya cukup sulit untuk dipindahkan.
Seorang anggota tim bernomor 22, Zhou Liming tahu namanya Huang Jiansheng, anggota berpostur tinggi dan kekar. Huang Jiansheng mendekati mobil Cayenne, memanggil anggota lain lalu menunjuk bagian belakang mobil. Keduanya mencengkeram baja anti tabrakan di buritan mobil, dengan teriakan keras, kekuatan mereka berhasil secara paksa menarik Cayenne keluar dari bawah truk trailer.
Hal ini ternyata tidak serumit yang dibayangkan Zhou Liming. Saat kecelakaan terjadi, pengemudi kabur tanpa sempat mengambil kunci mobil.
Setelah lebih dari sebulan terpapar angin dan hujan, truk trailer masih berfungsi. Seorang anggota masuk ke kabin pengemudi, dalam beberapa saat berhasil menghidupkan mesin lalu memarkirkannya di sisi jalan. Seluruh proses selesai dalam hitungan menit, bahkan Lian Ruixue tak perlu memberi komando.
Dari arah pegunungan terkadang terdengar suara binatang buas tak dikenal, sesekali terlihat makhluk terbang melintas di atas kepala.
Braak-braak suara larian, seluruh daratan seolah bergetar gemetar, kemungkinan kawanan binatang buas raksasa sedang berlarian. Diikuti dengan suara bangunan-bangunan rubuh tertabrak. Dari kejauhan di jalan raya, masih terlihat gumpalan debu dan kabut putih beterbangan.
Sejak turun dari pesawat angkut, setiap orang berada dalam kondisi panik dan terus-menerus mengawasi dengan waspada.
Wilayah pesisir dijuluki "surga binatang buas", semakin dekat ke zona pantai, level binatang buas semakin tinggi. Kota B Provinsi Guangdong yang terletak di garis pantai termasuk salah satu kota pendaratan binatang buas. Binatang buas level 5 dan 6 pasti ada dalam jumlah besar. Dengan regu berjumlah 35 orang, rasanya seperti orang biasa menyusuri hutan tropis yang menjadi ajang kejayaan binatang buas - satu kesalahan kecil bisa berujung serangan.
Lian Ruixue memetikkan tubuhnya dari kendaraan tempur infanteri, melesat ke udara. Saat momentum mulai melemah, sayapnya terkembang membiarkan tubuhnya menggantung di langit.
Dengan pengawasan Lian Ruixue, tiga kendaraan tempur infanteri melanjutkan perjalanan. Setelah menerobos Gerbang Meilin, melewati perbukitan kecil, pandangan disambut oleh kota tak berujung. Samar-samar terlihat gedung pencakar langit menjulang di tengah kota. Sinar matahari sore memantul dari jendela kaca gedung-gedung tinggi, berkelip-kelip seperti kilauan ombak di lautan.
Seperti dunia magis, di langit kota sesekali melintas binatang buas terbang mengeluarkan suara kriieeekkk. Raungan binatang buas bergema dari dalam kota, diselingi ledakan dahsyat dari pertempuran. Bahkan terlihat serangan sinar laser mengerikan dari laba-laba mekanis yang menghancurkan bangunan sepanjang satu kilometer garis lurus, diiringi gemuruh runtuhan. Kadang-kadang awan jamur raksasa membumbung membentuk adegan ledakan seperti kubah kaca, mengubah bangunan di dalamnya menjadi abu.
Kendaraan tempur infanteri berhenti di jalan yang akan memasuki kota, di tempat ini kita bisa memandang seluruh kota.
Meski terbiasa dengan metropolis seperti Kota B, Zhejiang, dan beberapa pernah mengunjungi Kota A, Shanghai atau ibu kota. Tetap terkesima oleh kota baru ini yang hampir seluruhnya dibangun dari desa nelayan, hanya memiliki sejarah puluhan tahun. Karena itu, tak terlihat permukiman kumuh atau bangunan tinggi yang rusak seperti di kota lain.
Zhou Liming hanya mengenal Kota B, Guangdong melalui buku dan media. Sebenarnya, jika bukan karena bencana ini, dia bahkan belum pernah meninggalkan Kota B, Zhejiang.
Di sini, Lian Ruixue tak berani lagi terbang di udara yang mudah menjadi target binatang buas. Dia mendarat di kendaraan tempur, berbicara melalui saluran komunikasi tim tempur: "Tujuan kami akan melintasi seluruh kota menuju pantai. Basis penelitian rahasia berada di bawah bangunan sebuah dermaga kecil."
Di dalam kendaraan tempur infanteri terdapat layar monitor, rute perjalanan yang direncanakan Lian Ruixue muncul di atasnya, terutama untuk dilihat oleh anggota yang bertugas sebagai awak pesawat.
"Rute yang kita pilih ini semuanya melalui jalan utama, memungkinkan kita melintas dengan cepat." Dia mengeluarkan kertas elektronik, dengan cepat memunculkan peta Kota Yue B secara utuh, lalu menggunakan pulpen elektronik untuk menggambar garis rute pergerakan: "Berdasarkan data satelit real-time, jalan-jalan ini tidak tersumbat mobil-mobil yang ditinggalkan, kita hanya perlu setengah jam untuk melintas dan mencapai target."
Seluruh anggota regu tidak bersuara, hanya menyimak dengan diam.
Setelah menyelesaikan pembagian rute, Lian Ruixue tidak banyak bicara. Tiga kendaraan tempur infanteri diaktifkan, turun dari jalan raya, berputar mengelilingi jembatan penyeberangan, lalu resmi memasuki jalanan kota.
Sejak terjadi pendaratan binatang buas di daratan, Zhou Liming terus melarikan diri dari kota. Meski pernah kembali ke Kota B Zhejiang dulu, saat itu tujuannya cuma mencari emas dan makanan, mana sempat mengamati perubahan kota? Lalu kabur ke barat, semua kota yang dilewati dihindari dengan cara mengelilinginya. Yang terlihat hanya pemandangan pelarian, belum pernah benar-benar menyaksikan kota tanpa penghuni.
Hanya dalam waktu satu setengah bulan, Kota Yue B yang dulunya makmur ini masih berdiri, namun wajahnya sudah benar-benar berubah.
Mobil-mobil di jalanan terparkir secara kacau-balau. Di beberapa jalan utama, antrean mobil yang tersumbat membentang tak berujung. Sepertinya ini akibat kepanikan massal saat evakuasi warga, menyebabkan kemacetan parah sehingga pengendara di segmen ini terpaksa meninggalkan kendaraan. Di antara mobil-mobil ini terlihat beberapa yang rusak, mungkin disebabkan oleh binatang buas.
Kedatangan era binatang buas, korban jiwa pada tahap awal langsung mencapai 100 juta, tapi ini belum angka akhir. Dalam satu setengah bulan, sudah ada 300 juta populasi yang dikonfirmasi meninggal atau hilang.
Rute yang dipilih Lian Ruixue memang yang paling lancar. Hanya kadang ada satu dua mobil yang menghalangi jalan, armor kendaraan tempur infanteri langsung menghantamnya hingga terbuka. Untuk yang benar-benar tak bisa dihancurkan, cukup dua tiga pasukan turun dan melempar mobil-mobil seberat beberapa ton ke pinggir. Sepanjang perjalanan memasuki sepertiga wilayah kota berjalan sangat mulus, bahkan tak satu pun binatang buas terlihat.
Di sepertiga wilayah kota yang dimasuki ini, banyak bangunan hancur memberi kesan kegersangan, kosong tak berpenghuni, sama sekali tak ada apa-apa, diselimuti keheningan yang tidak biasa.
Lian Ruixue tentu tak berani lengah. Dia mengeluarkan komunikator dan mulai menghubungi Markas Komando Pasukan Khusus di Kota Yu A. Dari tas ranselnya, dia mengeluarkan tablet komputer militer yang segera terhubung dengan satelit di langit. Setelah memasukkan kata sandi, peta satelit real-time muncul di layar. Dia memberi isyarat agar konvoi berhenti, terus menggeser antarmuka peta sambil mengamati cermat setiap gerakan di sekitar rombongan.
Zhou Liming menggendong senapan runduk M99, matanya menyapu sekeliling. Kepada Chen Yejun di sebelahnya dia berkata: "Kak Chen, menurut pengalamanmu, apakah tempat ini terlalu sepi?"
Chen Yejun mengangguk, sorot matanya penuh kewaspadaan. "Secara logika, seluruh kota harusnya sudah dikuasai binatang buas. Seharusnya sejak kami masuk ke dalam kota, kami sudah ketemu mereka. Tapi sekarang kami sudah sampai di zona pusat kota, sama sekali tidak diserang. Bukankah ini keanehan?"
Zhou Liming tak punya pengalaman menghadapi situasi seperti ini. Dia hanya mengandalkan firasat yang mengatakan ada sesuatu yang tak beres di sekitar mereka.
Fungsi peta satelit real-time ini mirip dengan monitor, bahkan di layar tablet militer terlihat jelas ekspresi Lian Ruixue yang sedang asyik mengutak-atik perangkatnya.
Setelah memeriksa sekeliling, memang tidak ditemukan aktivitas mencurigakan sama sekali.
Hal ini membuat Lian Ruixue bingung. Mustahil rombongan mereka seberuntung ini sampai sekarang belum bertemu binatang buas. Saat menarik kembali peta ke posisi konvoi, tiba-tiba pupil irisnya menyempit, "Bahaya!" Tablet dilemparnya sembari meraih senapan runduk di samping dengan kasar...
Tapi seseorang lebih cepat bereaksi. Braak! Suara tembakan senapan runduk yang berat menggema.
