Daging dan darah berterbangan...
Seekor binatang buas yang menerjang dari tepi jalan langsung hancur berkeping-keping di udara.
Ini adalah jenis binatang buas seukuran bayi, kepala mereka mirip kucing, kaki belakang kuat bertenaga, anggota badan depan memiliki membran daging yang memungkinkan mereka melayang sebentar. Baru saja mereka muncul tanpa suara di atas gedung pencakar langit di kedua sisi jalan, lalu melompat dengan gesit ke dalam. Dengan memanfaatkan membran daging di anggota badan depan dan kendali ekor, mereka dapat menyergap target dengan cepat.
Yang menembak adalah seorang bernama Wei Yaohua. Sebelum bergabung dengan X, dia adalah penembak runduk utama di pasukan khusus tertentu dengan pengalaman tempur yang sangat kaya.
Meski tubuh binatang buas kecil ini cukup kuat, senapan biasa atau pistol mungkin tak mampu melukai mereka. Namun di bawah senapan runduk berat, mereka tampak rentan. Sebagai senapan runduk anti-peralatan, senjata ini memiliki daya penghancur dahsyat terhadap radar dan kendaraan lapis baja pengintai. Dengan kekuatan mematikan yang besar, binatang buas itu hampir hancur berantakan menjadi tumpukan daging beterbangan setelah terkena satu tembakan.
Satu ekor binatang buas kecil seperti ini sebenarnya tidak menakutkan, namun dalam klasifikasi spesies binatang buas, semakin kecil ukuran tubuhnya, jumlahnya semakin besar.
Terlihat di atap gedung-gedung di kedua sisi jalan, kawanan binatang buas kecil bermunculan memenuhi puncak bangunan. Dentuman senjata memicu mereka membentangkan sayap berdaging sambil melompati kendaraan tempur infanteri. Ratusan makhluk itu melompat serempak membentuk hamparan hitam legam.
Meriam otomatis 30mm di kendaraan tempur mulai menyemburkan lidah api. Mengadopsi prototipe meriam otomatis Rusia 2A72 30mm, selain performa stabil yang menjadi keunggulan, daya tembaknya yang sangat ganas menjadi faktor utama. Jaringan tembakan dari tiga kendaraan tempur merobek-robek seluruh binatang buas yang mendekat menjadi kabut darah di udara. Di bawah amukan meriam, seluruh jalanan seolah dilanda hujan darah.
Pintu kendaraan tempur infanteri terbuka, Qiao Bingsen yang pertama menyapu keluar sambil menggendong M134 yang telah dimodifikasi. Laras senjata terus berotasi, mulai menghujani peluru.
"Dakdakdak... dakdak..." Zhou Liming pertama kali menyaksikan daya tembak M134. Kecepatan tembak yang mengerikan menyambungkan peluru menjadi garis api jingga-merah, membentuk lengkungan seiring ayunan Qiao Bingsen. Di bawah tembakan ini, setiap binatang buas kecil yang tertembak langsung tertembus, menjerit kesakitan sebelum terjatuh ke jalanan. Beberapa bahkan tak sempat meronta, langsung tak bergerak. Darah mengalir deras dari mayat-mayat mereka, menodai aspal dengan warna merah.
Konsentrasi tinggi binatang buas kecil ini justru menjadi lahan bagi anggota regu pembawa senapan mesin. Belasan anggota dengan senjata otomatis itu berdiri tegap di jalanan, dengan wajah datar memulai pembantaian terhadap makhluk-makhluk ini.
Ratusan binatang buas kecil, jumlah mereka masih cukup signifikan. Di bawah kepungan senapan mesin dan meriam otomatis, sebagian besar masih berhasil mendarat di jalanan. Saat menyentuh tanah, kaki belakang mereka yang kuat membuat mereka melesat seperti panah, lalu meluncur di ketinggian rendah sepanjang jalan. Mulut yang menganga memperlihatkan deretan gigi kecil rapat yang menyeramkan.
Zhou Liming menggendong M99, memperlakukannya seperti senapan biasa. Dengan mengandalkan indra keenamnya, dia mengangkat senjata itu lalu menarik pelatuk.
"Braak!" Satu binatang buas kecil yang meluncur di ketinggian rendah terkena tembakan, hancur berkeping-keping di udara. Tubuh seukuran bayi itu tampak mengenaskan di bawah hantaman senapan runduk berat kaliber 12.7mm - setiap tembakan yang mengenai langsung menyulapnya menjadi remah-remah daging. Peluru dengan daya tembus luar biasa ini merobek tubuh mereka dengan kekuatan dahsyat, menyisakan serpihan tak berbentuk.
Dari kejauhan, kawanan binatang buas kecil itu bergerak lincah bagai peri ganas, membanjiri jalanan dengan gerakan menyerbu yang masif.
"Oh!" Seorang anggota regu melempar senapan mesin di tangannya, lalu menerjang binatang buas kecil itu dengan garang. Saat berlari, bajunya terkoyak robek sebelum berubah menjadi wujud mirip manusia serigala. Dengan gerakan mendongak ke langit sambil meneriakkan teriak kemenangan, tepat sebelum binatang-binatang kecil itu sampai di hadapannya, mulutnya terbuka lebar mengeluarkan pisau-pisau angin yang tak terhitung jumlahnya. Pisau-pisau itu menderu di udara bagai angin topan.
Pisau angin yang bergerak tanpa suara itu mengiris-iris wajah binatang kecil. Bulu binatang yang bahkan peluru biasa tak mampu melukainya, ternyata terbelah dengan mudah oleh pisau angin ini.
Satu per satu binatang kecil terpotong menjadi tumpukan daging, jatuh berat ke aspal jalan. Organ-organ dalam yang tidak lengkap terus mengalir keluar dari tubuh yang terpotong beberapa bagian. Seluruh pemandangan ini sangat berdarah. Meski binatang-binatang kecil ini cukup kuat, mereka tetap hanya binatang buas tingkat dua. Bagi anggota X yang memiliki gen binatang buas minimal tingkat empat, mereka sama sekali tidak menjadi ancaman.
Tao Yihui, memiliki gen binatang buas level empat serigala salju, taktik serangan bentuknya adalah pisau angin yang menyebabkan kerusakan area luas.
Skill serangan bentuk sebenarnya ditentukan oleh kualitas fisik individu untuk menentukan berapa kali bisa digunakan. Seperti Tao Yihui yang berani menggunakan pisau angin sejak awal, karena kualitas fisiknya sangat kuat, mampu menggunakan pisau angin empat kali. Di X, semuanya adalah orang dengan fisik kuat, seperti Qiao Bingsen yang bisa menggunakan serangan bentuk hingga tujuh kali.
Ini masih diketahui melalui beberapa dokumen internal. Dibandingkan, Zhou Liming dalam kondisi normal hanya bisa menggunakan dua kali, level penggunaan tiga kali dengan dipaksakan agak mempermalukan diri.
Lian Ruixue berdiri di atas kendaraan tempur infanteri, membawa senapan runduk yang sesekali memberi tembakan tambahan pada ikan yang lolos jaring, selalu mengenai sasaran dan menghancurkan binatang buas kecil.
Dapat dikatakan, dari kelompok kecil binatang buas yang kejam ini, hanya belasan ekor yang berhasil mendekati kendaraan tempur infanteri. Namun di bawah cakar beberapa anggota tim yang telah berubah wujud menjadi binatang buas antropomorfik, tubuh mereka langsung ditusuk dan dilempar ke samping. Kolaborasi antara senapan mesin dengan skill serangan bentuk membuat ratusan binatang kecil ini hanya dalam belasan menit telah menjadi tumpukan mayat di jalanan.
Bau anyir darah yang menusuk hidung menyebar di sepanjang jalan, dipenuhi potongan daging berwarna merah darah dan remah-remah yang memualkan.
Gerakan sebesar ini tentu terdengar oleh binatang buas lain. Beberapa binatang terbang melayang di atas jalanan lalu berhenti di gedung-gedung sekitarnya. Namun mereka sepertinya tidak berniat turun, hanya diam di atas. Hal ini justru membuat seluruh anggota tim menarik napas lega.
Di gang kecil di pinggir jalan, sekelompok makhluk pemakan bangkai yang licik muncul. Mereka menatap tajam potongan daging di jalanan, air liur sesekali menetes dari mulut mereka. Makhluk pemakan bangkai yang sudah memiliki kewaspadaan alami ini tidak langsung menyambar masuk untuk melahap daging-daging itu, melainkan terus waspada mengawasi regu kami. Sesekali mereka menunjukkan gerakan ketidaksabaran, terdengar suara dengusan rendah dari mereka yang menundukkan kepala.
Lian Ruixue tak berani berlama-lama. Suara pertempuran tadi dan bau darah pekat telah mengubah jalan ini menjadi tempat bermasalah.
Seluruh anggota regu kembali naik ke kendaraan tempur infanteri, lalu segera menghilang dari jalanan.
Beberapa makhluk buas berpostur tinggi muncul dari sudut jalan. Mereka mengabaikan makhluk-makhluk buas lain yang mengintai, berjalan mendekati remah-remah daging itu, lalu menyambar potongan daging dengan gigi mereka dan melahapnya dengan rakus.
Beberapa binatang buas pemakan bangkai tidak tahan menerobos masuk ke jalan, bagai pencopet, menyambar sepotong daging lalu kembali ke gang kecil yang gelap secepat angin. Binatang buas sejenis lain tentu saling merebut, memicu gemuruh pertempuran sengit. Semakin banyak binatang buas keluar berebut makanan, setelah melihat tak ada bahaya, mereka pun berhamburan menyerbu jalanan.
"Dorr!" Seekor Naga Terbang menjatuhkan diri dari langit, baru saja menempel di permukaan jalan sudah melesat ke udara lagi. Di bawah cakar tajam nan mematikan, seekor binatang buas pemakan bangkai yang meronta-ronta sambil mengeluarkan tangisan pilu telah direbut.
Seiring bau darah yang menyebar di jalanan, semakin banyak makhluk buas muncul silih berganti...
