Tanpa keraguan, Zhou Liming menyatu dalam barisan pelaksana misi.
"Cewek sialan, pasti balas dendam pribadi. Cuma pegang dikit, mana ada daging yang ilang? Sampe sekarang masih ngincer?" Begitu mendengar namanya disebut, Zhou Liming langsung yakin Lian Ruixue sedang menyelesaikan urusan pribadi. Radiasi jauh lebih berbahaya daripada binatang buas. Kena cakar monster masih bisa sembuh dalam 1-2 bulan, tapi kena radiasi? Nasibmu cuma tragedi tanpa akhir.
Nyatanya, Lian Ruixue bahkan tak kasih kesempatan buat protes. Dia buru-buru meninggalkan basis pelatihan menuju Kota YuA, entah mau ngapain.
Perintah sudah turun. Tujuh orang terpilih, termasuk Chen Yejun dan Huang Dazhuang yang dikenal Zhou Liming. Dari sini keliatan si cewek ini masih perhatian - bahkan anggota X paling jago pun dikasih. Qiao Binsen juga kena sial terseret dalam takdir ini.
Selain ketiga orang ini, keempat anggota lainnya adalah personel baru yang baru bergabung.
Keempat orang ini juga berasal dari pasukan berbeda, sama-sama merupakan pasukan elit. Perkiraan ini adalah kelompok elit terakhir, karena kandidat selanjutnya hanya membutuhkan tubuh kuat, bahkan prajurit biasa bisa lolos seleksi. Justru karena prinsip ini, status X hampir sepenuhnya terdiri dari prajurit terkuat di militer.
Seluruh tujuh orang membentuk satu regu, tanpa kejutan, Komandan regu dijabat oleh Qiao Binsen.
Qiao Binsen hanya memberi waktu persiapan lima menit. Begitu perintah dikeluarkan, semua orang langsung berhamburan untuk mempersiapkan diri.
Saat berkumpul kembali, detail misi yang lebih spesifik baru dikirimkan ke tangan Qiao Binsen melalui komunikator. Ia hanya menyapu beberapa baris dengan pandangan sekilas, lalu memimpin seluruh regu ke daratan dimana sebuah helikopter transport telah standby. Begitu regu naik, pesawat segera lepas landas menuju YuA.
Jarak lokasi ini dengan Kota YuA memang tidak terlalu jauh. Dengan kecepatan helikopter, dalam beberapa saat sudah bisa memandang jauh ke arah kota industri berat ini.
Kemakmurannya setara dengan Kota Yue B, dengan tak terhitung gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke awan dan skala kota yang tak terlihat ujungnya. Dibandingkan dengan Kota Yue B, Kota YuA memiliki makna sejarah yang lebih dalam, yang terus-menerus memainkan peran sangat penting dalam sejarah Tiongkok. Terpilihnya kota ini sebagai Ibu Kota sementara di antara begitu banyak kota membuktikan posisi penting YuA di dalam negeri.
Ketika Zhou Liming masih menjalani terapi di rumah sakit Kota YuA, populasi dasar YuA sudah meningkat dua kali lipat. Di seluruh jalan besar dan gang kecil terlihat tempat tinggal sementara yang hanya bisa menahan angin dan hujan yang didirikan warga. Tapi setengah bulan kemudian saat kembali terbang memadati YuA, situasi yang buruk itu membuat Zhou Liming juga terkejut.
Dari helikopter, terlihat zona pinggiran Kota YuA dipenuhi tenda tak terhitung yang mengelilingi seluruh wilayah kota.
Di seluruh wilayah ini, semua dipenuhi oleh orang-orang yang berdesakan. Melihat ke sekeliling, terdapat jutaan tenda dan kerumunan manusia yang belum terhitung jumlahnya karena kepadatannya. Seolah setiap celah pun dipenuhi manusia. Sebagian dari mereka berjalan, ada yang duduk terdiam, namun lebih banyak lagi yang meringkuk di dalam tenda atau mungkin rumah mereka sendiri. Meski gerakan mereka berbeda-beda, ekspresi di wajah mereka justru sama.
Mati rasa, ya, benar-benar mati rasa, bagaikan mayat hidup yang tak berkesadaran.
Banyak di antara mereka adalah pelarian dari wilayah pesisir yang terusir berkali-kali, hingga akhirnya tiba di Kota YuA. Perjalanan yang mereka tempuh melampaui 2.000 kilometer, penderitaan sepanjang jalan itu jauh melampaui imajinasi orang biasa. Setiba di tempat ini, mereka sudah kehilangan perasaan, tak tahu apakah ini sekadar persinggahan sementara atau harus melanjutkan pengungsian ke zona belakang.
Bahkan kerap muncul pertanyaan di benak mereka: "Sudah mundur setengah benua, masih adakah tempat yang bisa dituju?"
Dibandingkan dengan pinggiran, jalan-jalan dalam kota YuA meskipun dipenuhi tenda di setiap sudut, kondisinya relatif lebih baik daripada area luar. Paling tidak jalanan tidak sepenuhnya dipadati kerumunan. Mobil yang masih beroperasi di jalanan sudah sangat langka. Saat dunia terjerumus dalam bencana, untuk negeri yang sebagian besar kebutuhan bahan bakarnya bergantung pada impor, sebenarnya pasokan minyak sudah terputus sama sekali. Kalangan atas terpaksa menghentikan semua pasokan bahan bakar untuk industri sipil. Secara alami, tanpa bahan bakar, mobil hanyalah tumpukan besi tua yang bisa didorong.
Jumlah besar pelarian yang melampaui imajinasi, ditambah tekanan logistik yang luar biasa, membuat penyediaan persediaan makanan mencapai garis peringatan Merah.
Gudang pangan terbesar negara, sudah lama jatuh ke kaki kawanan binatang buas. Banyak persediaan makanan strategis terkonsentrasi di daerah-daerah ini. Dapat dikatakan, negara sebenarnya telah kehilangan lebih dari 70% cadangan pangan. Sisa persediaan hanya bisa mempertahankan kebutuhan rakyat selama setahun, setelah itu harus mencari segala cara untuk menanam cukup makanan di beberapa provinsi miskin dan tertinggal dengan iklim serta kondisi geografis buruk ini.
Ini akan menjadi misi yang sulit tak terbayangkan. Beberapa provinsi di barat dan barat laut harus menanggung masalah kelangsungan hidup lebih dari 800 juta populasi.
Lingkungan saat inilah yang menjadi ujian sesungguhnya bagi bakat individu, sekaligus menguji pimpinan negara apakah bisa keluar dari kebuntuan jenis ini.
Tidak hanya harus mengembangkan teknologi, tetapi juga bertarung hidup-mati melawan binatang buas, mengatur ratusan juta tunawisma, sekaligus menyelesaikan masalah makan dan tempat tinggal mereka. Dapat dibayangkan kompleksitas di balik semua ini jauh melampaui imajinasi Zhou Liming, seperti proyek sistem teknis yang harus dibagi ke ribuan pejabat sedikit demi sedikit.
Kota YuA bermarkas jutaan prajurit yang mempertahankan kota ini dengan populasi mencapai 60 juta jiwa.
Di jalanan, regu-regu patroli terlihat di setiap sudut. Di langit, helikopter bersenjata melayang di atas zona-zona tertentu. Di lebih banyak lokasi, pasukan dalam jumlah besar menunggu dengan siaga siap menghadapi situasi darurat kapan saja. Terutama di zona tenda, ritme patroli prajurit jauh lebih intensif karena area seperti ini rawan terjadi kekacauan.
Saat melintas di atas zona tenda, Zhou Liming masih bisa mendengar keriuhan dari bawah.
Helikopter transport segera muncul di zona selatan Kota YuA. Setelah melalui pemeriksaan udara, baru diizinkan memasuki area tersebut. Zhou Liming berpikir, penghuni di sini pasti figur-figur penting yang termasuk dalam zona hak istimewa. Kalau tidak, mustahil bahkan helikopter yang masuk pun harus diperiksa.
Seperti yang dibayangkan Zhou Liming, setelah mendarat area ini langsung menghilangkan kotoran dan kekacauan yang ada di zona lain. Tempat ini tetap terjaga kebersihan dan kerapian, tanpa kehadiran orang-orang kacau. Kecuali pasukan patroli yang kadang melintas, jalanan sangat sepi. Meski sub-zona perumahan dihuni penduduk, tak ada suara keributan sama sekali.
Helikopter parkir di sebuah jalan utama yang dipenuhi belasan unit helikopter berbagai model berjejer rapi.
Turun dari helikopter, terlihat belasan orang berdiri menunggu tidak jauh dari sana.
Urusan negosiasi secara alami diserahkan kepada Qiao Binsen. Zhou Liming dan Chen Yejun hanya diam di samping, sementara empat anggota baru lainnya mengikuti "senior" dari regu. Sejak kedatangan, Zhou Liming sudah menghafal nama mereka dan mencatat nomor regu masing-masing, bisa dianggap sudah saling mengenal.
Mungkin misi kali ini benar-benar terburu-buru waktu. Qiao Binsen hanya melakukan pembicaraan singkat, lalu kembali sambil memalingkan kepala dan berkata: "Naik helikopter!"
Kembali duduk di helikopter, dari jendela terlihat lima orang termuda berusia lima puluhan di antara belasan orang itu, mereka naik ke helikopter lain - kemungkinan para ahli yang perlu dikawal kali ini.
"Kita sekarang menuju bandara militer, lalu naik pesawat angkut ke tujuan."
Bandara militer berjarak lebih dari tiga puluh kilometer dari Kota YuA. Saat tiba, terlihat lapangan udara dipadati berbagai pesawat tempur, perkiraan kasar sekitar seribu unit. Tempat ini bagai pelabuhan sibuk dengan personel darat dan pilot yang sibuk, berbagai traktor melintas di landasan.
Helikopter mendarat di samping pesawat angkut Il-76, lalu langsung naik ke pesawat tanpa jeda.
