Zhou Liming saat ini benar-benar bingung, rasa gatal dan perih yang datang tiba-tiba ini membuatnya menggigit bibirnya dengan ganas, berusaha menahan suara.
Tanpa menyadari baju antiradiasinya telah robek, dia secara intuitif menduga ini masalah gen binatang buas dalam dirinya. Karena gatal pada sel ini berbeda dengan gatal kulit biasa, sekalipun ingin menggaruk, tidak ada cara untuk mencapainya, seolah gatal itu merasuk sampai ke tulang belulang, membuatnya menggigil.
Yang lebih membuat hatinya berguncang adalah, setelah sel-selnya berubah menjadi perih membakar, muncul sensasi seperti seluruh tubuhnya mulai terbakar.
Kekuatan yang tersembunyi di balik gen binatang buas mulai terpicu, kemudian bergelora bagai tsunami yang mengamuk dalam tubuh Zhou Liming. Setiap sel seakan terkoyak, terus-menerus terpecah lalu direkonstruksi ulang. Rasa sakit tak tertahankan bergemuruh menghantam otaknya.
"Apa yang terjadi, apa yang terjadi?"
Zhou Liming terus bertanya pada dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, hanya bisa bertahan dengan gigi terkatup erat.
Mungkin beberapa jam, atau mungkin hanya beberapa menit. Sakit menusuk itu telah menghilangkan kemampuannya menilai waktu. Saat rasa sakit mencapai puncak tertinggi, kepalanya terasa hendak meledak. Dengan kasar ia memeluk kepalanya, hampir tak kuasa menahan teriakan yang hendak meledak dari tenggorokannya.
Namun, tepat ketika dia ingin berteriak, rasa sakit itu tiba-tiba lenyap tanpa bekas. Jika bukan karena tubuhnya yang basah kuyup oleh keringat dan bibir yang tergigit hingga berdarah, bahkan dia sendiri pun hampir tidak percaya bahwa dirinya baru saja mengalami siksaan yang begitu perih.
Terengah-engah, Zhou Liming duduk tegak. Setelah mengalami cobaan ini, rasa kantuknya sudah hilang sama sekali. Dengan tatapan kosong menatap langit malam, dia berusaha keras memahami peristiwa aneh yang baru saja terjadi pada tubuhnya. Seolah-olah sel-sel dalam tubuhnya bermutasi, kemudian direkonstruksi ulang selama proses pembelahan.
"Mungkinkah gen binatang buas ini berkembang lagi? Tapi..."
Tidak mungkin. Gen binatang buas dalam tubuhnya baru saja berevolusi beberapa hari lalu, saat kawanan binatang buas level enam mendarat di benua. Mustahil hanya dalam hitungan hari, kelompok ketujuh - yaitu kawanan level tujuh - sudah muncul lagi. Kecepatan perkembangan mereka tidak mungkin secepat ini.
Jika bukan karena pertumbuhan gen, lalu alasan apa yang menyebabkan gen binatang buas ini mengalami perubahan?
Benar, ini adalah Perubahan. Sejak rasa sakit berhenti, Zhou Liming telah merasakan transformasi pada tubuhnya. Banyak sel yang terpecah tidak langsung menyatu kembali, membuat tubuhnya tiba-tiba tampak lebih gemuk. Melalui indranya, Zhou Liming bisa merasakan dengan jelas adanya otot-otot terdistorsi yang tumbuh di tubuhnya, persis seperti prajurit yang mulai bermutasi akibat radiasi.
Kekuatan bergelora dalam tubuhnya tidak berkurang meski sel-sel terpecah, malah semakin membesar dan tetap bersembunyi di dalam tubuh Zhou Liming.
Menyadari apa yang terjadi pada dirinya, Zhou Liming panik, "Tidak, tidak mungkin begini, bagaimana mungkin..." Dia berdiri sambil memeriksa pakaian antiradiasinya, lalu putus asa melihat lubang kecil tak kasat mata di betis yang disebabkan serpihan logam. Jelas, inilah penyebab utama malapetaka ini.
Perlu diketahui, ini adalah wilayah pusat serangan nuklir dimana tingkat radiasi mencapai sepuluh juta kali lebih tinggi dari area luar. Bahkan paparan sekecil apapun dapat langsung membuat seseorang memasuki kondisi radiasi parah.
Tiba-tiba, Zhou Liming teringat pada Qiao Binsen. Mengapa dia tidak mengalami kondisi seperti dirinya? Padahal tingkat paparan radiasinya bahkan lebih parah. Kini Zhou Liming akhirnya mengerti mengapa Qiao Binsen menjadi diam seribu bahasa selama dua hari terakhir - kondisi mental setelah menyadari diri telah terpapar radiasi seperti ini, sama seperti dirinya yang dipenuhi panik dan keputusasaan. Betapa besar ketekunan yang dibutuhkan untuk mempertahankan sikap dingin menghadapi hidup dan mati seperti itu?
Zhou Liming memaksa dirinya menenangkan diri, lalu berbaring tanpa gerakan mencolok.
"Radiasi lagi kenapa?" Zhou Liming sedikit mengejek diri sendiri, "Aku bisa berubah jadi wujud binatang buas, apa bedanya dengan radiasi? Masih pantaskah disebut manusia sekarang? Paling-paling cuma monster beraura manusia. Rakyat di negeri ini belum tahu keberadaan prajurit binatang buas, kalau tahu, apa mereka bisa menerima?"
Tapi begitu teringat rekaman personel terpapar radiasi di TV dulu yang menyedihkan, hati Zhou Liming tetap berdebar-debar.
Semalaman, Zhou Liming hanya melotot menatap langit malam. Berkat pakaian antiradiasi, keesokan harinya tak ada yang tahu perubahan pada dirinya. Hanya terasa dia makin menyendiri, sama seperti Qiao Binsen yang jadi diam seribu bahasa, jarang bicara.
Sesuai rencana, hari ini adalah hari kedua terakhir untuk pengumpulan data.
Pengumpulan data relatif paling aman dan praktis. Cukup operasikan alat lalu rekam beberapa parameter radiasi di sini dan sebagainya.
Namun saat tengah hari, datang perintah dari belakang garis pertahanan untuk menghentikan pengumpulan data. Dari data yang terkumpul, semuanya sudah cukup. Sebagai gantinya, perlu dilakukan pendeteksian topografi.
Mendengar kabar ini, bisa dibilang ada sisi baik dan buruknya.
Sisi baiknya, melakukan deteksi topografi berarti ini akan menjadi hari terakhir kami di tempat hantu ini. Besok pagi kami sudah bisa pergi dari sini. Sisi buruknya, deteksi topografi tidak hanya diam di tempat, tapi harus terus bergerak. Hal ini jelas meningkatkan kemungkinan ketahuan tim kami.
Setelah berdiskusi, semua akhirnya setuju untuk menjalankan perintah dari belakang garis pertahanan. Ini adalah program terakhir. Jika tidak diselesaikan, upaya selama dua hari sebelumnya hampir sia-sia belaka.
"Baiklah kawan-kawan, santai saja. Sudah dua hari kami di sini dan belum ada binatang buas yang ketahuan. Artinya keberuntungan ada di pihak kita. Begitu misi deteksi ini selesai, kami segera pergi dari sini. Nanti di hotel New Delhi bisa mandi air hangat, makan enak, dan mengirim cairan nutrisi menyebalkan ini ke neraka!"
Perkataan Kahn membuat semua orang tertawa ringan. Setelah memeriksa perlengkapan, mereka mulai berhati-hati meninggalkan area pepohonan ini.
Zhou Liming mendekati Qiao Binsen dan berbisik pelan: "Komandan, kau... kau merasakan ketidaknyamanan apa pun?" Qiao Binsen menggelengkan kepala: "Saat ini semuanya normal. Mereka yang terpapar radiasi kadang menunjukkan gejala dalam 1-2 hari, kadang bersembunyi selama belasan tahun bahkan puluhan tahun. Beberapa orang terpapar radiasi hingga mati pun tak mengalami perubahan."
Ucapan Qiao Binsen membuat Zhou Liming yakin bahwa keberuntungannya telah ditarik kembali oleh Langit.
Berjalan diam-diam di belakang regu, Zhou Liming kini bisa memastikan dirinya pasti terpapar radiasi. Sisa harapan terakhir dalam hatinya pun menghilang.
Di bawah pimpinan Kaan, regu segera muncul di pesisir. Dari sini terlihat daerah terkoyak dengan tanah-tanah baru yang membentuk jurang curam. Di bawah gemuruh ombak, sesekali terlihat blok-blok tanah tiba-tiba runtuh dari tebing dan jatuh ke laut.
Di permukaan laut mengapung banyak kayu patah dan daun-daun kering, terombang-ambing oleh ombak. Terlihat pula mayat manusia dan hewan yang terselip di antara puing-puing.
Dari angkasa atas selat yang jauh, sesekali terdengar lolongan tajam binatang buas terbang. Ada yang mirip burung, ada juga suara aneh yang belum pernah didengar sebelumnya.
Seluruh regu berhenti. Zhou Liming duduk di atas batu raksasa sambil memandangi para ahli yang sibuk di bawah. Anggota regu berjaga-jaga mengelilingi para ahli dengan formasi pertahanan, waspada terhadap potensi bahaya di sekitar.
Saat ini, pikiran Zhou Liming gelisah. Awalnya ia mengira ini hanya efek psikologis, namun sebenarnya...
Seekor binatang buas kecil dengan tinggi badan sekitar satu meter muncul tanpa suara dari zona batuan aneh yang tidak jauh. Bulunya berwarna abu-abu kehitaman dan berkilau, wujudnya sangat mirip tikus. Atau lebih tepatnya, tidak berlebihan menyebutnya sebagai tikus raksasa. Saat ini, ia sedang menatap tajam ke arah kerumunan yang sibuk dengan kedua matanya yang memancarkan sinar dingin yang mengerikan.
Beberapa saat kemudian, ia mengeluarkan suara "cicit-cicit" dan langsung menghilang di antara formasi batuan aneh hasil pergerakan kerak bumi ini.
Seandainya tidak mengeluarkan suara "cicit-cicit", mungkin Zhou Liming tidak akan menyadarinya. Namun begitu suaranya terdengar, Zhou Liming langsung berhasil menangkap gerakannya. Meski hanya sekejap lalu lenyap, tetap tidak lolos dari pengamatan matanya.
Tanpa ragu, Zhou Liming melompat dari balok batu dan menerjang ke arah zona batuan aneh itu.
"Apa yang terjadi?" Suara Qiao Binsen menggema. Dalam wujud binatang buasnya, kecepatannya jauh melampaui Zhou Liming. Hanya dalam hitungan detik, ia sudah menyusul Zhou Liming.
Zhou Liming tidak berhenti, melanjutkan lari ke depan sambil berkata: "Sepertinya aku melihat sesuatu di depan." Qiao Binsen hanya mengangguk, kecepatannya tiba-tiba meningkat, dalam sekejap sudah muncul di zona batu aneh ini. Dia berdiri di atas sebuah batu, memandang ke sekeliling, tapi di sini selain batu-batu aneh, tidak ditemukan apa-apa.
Dengan pengalaman Qiao Binsen, secara alami mustahil mempercayai hal yang terlihat di permukaan ini.
Zhou Liming berjalan mendekati Qiao Binsen dan bertanya: "Ada penemuan?"
Qiao Binsen menunjuk tanah di samping sebuah batu: "Lihat, jejak di atasnya."
Batu ini persis tempat Zhou Liming menemukan binatang buas kecil tadi. Tanah di sekitarnya masih baru, bekas injakan terlihat jelas. Mengikuti jejak ini, ditemukan celah batu berbentuk pintu masuk di antara beberapa batu. Sebuah kepala kecil menjulur keluar, seolah melihat Zhou Liming dan rekannya, lalu langsung menarik diri kembali.
Wajah Qiao Binsen berubah pucat. Dari pengalamannya, bisa dilihat bahwa binatang buas kecil ini tidak sederhana.
Suara "cicit-cicit" tiba-tiba bergema di sekeliling. Dengan cepat, satu per satu binatang buas kecil merayap keluar dari celah-celah batu aneh, jumlahnya yang rapat dan padat ternyata mencapai hampir seratus. Begitu muncul, mereka hanya berhenti sejenak sebelum mulai merangkak dan berlarian dengan cepat, menimbulkan gemeresik "sas-sus" sambil melesat ke arah posisi Zhou Liming.
Saat itu Karna juga tiba di tempat ini. Melihat binatang-binatang buas kecil ini, dia berteriak kaget: "Pantas mati, ini Tikus Pemakan Logam!"
