Dengan tangan gemetar ia mulai mengulurkan...
Hormon sedang dikeluarkan dengan gila-gilaan pada detik ini. Bagi Zhou Liming yang kelebihan hormon dan sedang berada di usia penuh fantasi seksual, barang-barang ini memiliki daya tarik yang mematikan. Seperti dewi dalam hatinya tiba-tiba menggerakkan kepala dan melakukan berbagai gerakan menggoda, membuatnya mustahil menahan godaan yang tak tertahankan ini.
Ujung jari menyentuh pakaian tidur seksi berbahan renda yang licin dan dingin, sensasi ini membuat Zhou Liming seperti kesetrum. Seluruh tubuhnya gemetar tanpa bisa dikendalikan.
Selama delapan belas tahun, Zhou Liming yang belum pernah mengalami pengalaman seperti ini merasakan kegembiraan aneh yang tak terjelaskan. Terutama di ruangan kosong yang hanya dihuni dirinya sendiri, api nafsu yang berkobar dalam hatinya membuat napasnya menjadi tersengal-sengal. Tenggorokannya bergerak tak sadar menelan air liur yang terus diproduksi.
"Benar, di ruang pribadi seperti ini dengan barang-barang menggoda semacam ini, setiap pria normal pasti memiliki beberapa niat jahat yang tak tertahankan."
Jari-jarinya mengelus helai sutra pakaian tidur sensual itu, lalu menyentuh pakaian dalam fetish bermotif pita merah muda. Tanpa disadari, bayangan perempuan yang mengenakan pakaian dalam merah muda itu langsung muncul di benaknya. Saat wajah itu semakin jelas, Zhou Liming terkejut menyadari sosok yang muncul adalah An Xiaowei - puncak tertinggi tubuhnya yang angkuh hampir membuat pakaian dalam fetish itu terkoyak. Dalam sekejap, wajah itu berganti menjadi Lian Ruixue...
"Gue jancok...!"
Zhou Liming tiba-tiba melontarkan kata-kata kotor. Rangkaian pakaian dalam perempuan yang berwarna-warni membuatnya seperti binatang buas terluka yang terengah-engah. Pertarungan batin yang sengit berakhir dengan raungan keras saat dia menyambar beberapa helai pakaian dalam fetish dan melarikan diri ke kamar mandi seolah dikejar setan.
Suara desahan napas terdengar, lama setelahnya, disusul oleh auman rendah yang dalam.
Ketika Zhou Liming akhirnya keluar, dia seperti anak yang melakukan kesalahan, wajahnya kemerahan, bersikap layaknya pencuri yang diam-diam mengamati sekeliling untuk memastikan tak ada orang, lalu kabur dari kamar mandi secepat angin. Hanya Tuhan yang tahu—di dalam kamar mandi, pakaian dalam wanita yang dilempar ke ember telah dipenuhi cairan tubuh berwarna putih pucat...
Zhou Liming yang kabur dari kamar mandi langsung terjatuh ke ranjang di kamar penguasa baru, perasaan takut dan bersemangat bercampur aduk... Pengalaman aneh ini membuatnya masih gemetar hingga kini. Dibandingkan dengan momen ini, "keterampilan tangan kanan"-nya sebelumnya benar-benar sia-sia, sensasinya sama sekali tidak bisa menandingi kali ini.
Liming yang masih berapi-api, alat kelaminnya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda melunak. Hanya Tuhan yang tahu seberapa besar guncangan yang diberikan pakaian dalam ketat perempuan ini padanya.
Dengan terpaksa, Zhou Liming bangkit dari ranjang, lalu kembali menyapu masuk ke kamar mandi. Setelah sekali lagi menembakkan amunisi, dia membuka keran air dan mulai mandi dengan suara berdesir.
Usai berganti baju, Zhou Liming memandangi barang bukti dalam ember. Setelah berpikir sejenak, dengan gigit gigi dia mencuci semuanya, lalu memasukkannya ke mesin cuci untuk dikeringkan sebelum menggantungkan kembali ke lemari pakaian. Setelah semua selesai, dia berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit dengan tatapan kosong.
Tanpa sengaja pandangannya tertangkap bingkai foto di sampingnya yang menampilkan perempuan cantik dan matang...
Zhou Liming menggelengkan kepala keras-keras, berusaha mengusir pikiran ke arah itu. Memang dia pria normal, tapi bukan tipe yang obsesif pada perempuan.
"Diiiit..."
Komunikator tiba-tiba berdering, membuat Zhou Liming yang sedang melamun nyaris terjengkang. Setelah menyadari sumber suara, dia mengangkat perangkat itu dan berkata datar setelah tersambung: "Halo."
Terdengar suara Lian Ruixue dari dalam: "Zhou Liming, tadi kau sedang melakukan apa?"
"Ah..." Zhou Liming merasakan bulu kuduknya merinding, matanya melirik ke sekeliling dengan bicara bertele-tele: "Ti-Tidak... tidak melakukan apa-apa."
Lian Ruixue bertanya: "Tadi kenapa tidak mengangkat?"
Mendengar pertanyaan Lian Ruixue, Zhou Liming tiba-tiba menghela napas lega. Ia menyesuaikan nada bicaranya: "Komandan, tadi saya sedang mandi. Ada perlu apa? Oh, nomor gedung? Tunggu sebentar... saya konfirmasi dulu. Ya, ini nomornya."
Setelah meletakkan komunikator, Zhou Liming menyadari dirinya merasakan sesuatu seperti Selamat dari Tribulasi. Mungkinkah ini yang disebut merasa gelisah karena perbuatannya dalam legenda?
Mengingat ulahnya sendiri tadi, Zhou Liming lagi-lagi tak kuasa membayangkan Lian Ruixue. Seandainya... seandainya ia mengenakan pakaian dalam erotis itu dan berubah wujud menjadi perempuan dingin nan mempesona, seperti apa pemandangan yang akan tercipta? Hanya dengan membayangkannya, Zhou Liming sudah merasakan impulsif itu kembali berkobar.
Mengelus hidung, tampaknya perubahan yang dibawa gen binatang buas tidak hanya pada aspek fisik, tapi juga secara mental dipenuhi ambisi.
Saat tengah hari, semua orang yang telah tertampung kembali berkumpul dan menyantap makan siang yang dikirim sementara dari markas lain. Tanpa memilih lokasi spesifik, seluruhnya berjongkok di bawah rindang pepohonan sub-zona. Menikmati remang-remang cahaya matahari yang menembus daun sambil memegang kotak makanan, suasana ini mengingatkan pada kehidupan sekolah.
"Hehe..."
Tiba-tiba, Yang Ran yang berada di sebelah Zhou Liming mengeluarkan tertawa nyaring. Entah mengapa, semua orang yang sedang makan di tempat ini serentak ikut tertawa, tatapan mereka seolah memiliki kesepakatan tersirat. Zhou Liming yang kebingungan menyentuh lengan Yang Ran dan berbisik, "Kalian tertawa apa sih?"
Yang Ran menatap Zhou Liming dengan terkejut, berkata: "Kau tidak akan bilang kalau kau tidak melakukannya. Kau tidak tahu, kami semua adalah pria yang sangat normal. Di ruangan pasti ada beberapa barang perempuan, haha... Wajar saja kalau secara alami lebih impulsif. Pria memang bisa dimaklumi."
Pulang setelah jadi tentara, babi betina pun terlihat secantik bidadari. Di dunia tanpa perempuan, bagi tentara yang penuh energi, perilaku seperti ini menjadi hal yang wajar.
Yang Ran menyengguk Zhou Liming sambil tertawa riang: "Kau tidak tahu, di tempat kakak ada barang bagus. Nanti kubagi juga denganmu, wuih... Sialan, benar-benar nikmat!" Matinya menyipit diam-diam ke arah Lian Ruixue yang sedang makan di kejauhan, lalu menghela napas: "Sayang sekali!"
Zhou Liming mengikuti arah pandangannya ke Lian Ruixue, teringat sikap kekerasan dan dinginnya, berkata: "Sayangnya, kalau berani kau bisa mencobanya."
Yang Ran menyendok sesuap nasi sambil mengunyah, berkata: "Coba? Aku masih ingin hidup beberapa tahun lagi. Lagipula, dia punya status seperti apa, kita ini status apa. Seorang Mayor yang ingin naik pangkat ke Mayjen, tahu butuh berapa lama? Kalau sial, seumur hidup pun mustahil. Apalagi kakeknya adalah Kepala Staf, dibandingkan dengan dia, lupakanlah, lebih baik aku cari yang lebih realistis."
Lian Ruixue seolah merasakan ada yang mengintipnya, mengangkat kepala lalu menyapu pandangan ke arah Zhou Liming.
Lian Ruixue yang tumbuh besar di markas tentara - tepatnya asrama perempuan - sangat paham bahwa kondisi tentara wanita sama seperti pria. Ia sering menyaksikan tentara wanita yang masturbasi. Jadi saat mendengar tawa licik para pria tadi, ditambah ekspresi gembira mereka, tak perlu menebak pun ia tahu apa yang baru saja mereka lakukan di ruangan pilihan.
Memikirkan tingkah mereka, Lian Ruixue merasa kesal. Tanpa perlu berpikir pun, ia sadar dirinya pasti menjadi objek fantasi beberapa orang.
"Hmph, pria memang binatang yang berpikir dengan bagian bawah tubuh." Pikirnya dingin, Lian Ruixue mengangkat kotak makanannya dan pergi dari sini, kembali ke ruangan yang telah dia pilih.
Yang Ran hanya terpaku sejenak. Tatapan sekilas Lian Ruixue tadi membuatnya gemetar ketakutan. "Sepertinya Komandan sedang marah?" Zhou Liming mengingat Lian Ruixue, "Mungkin dia sedang gangguan hormon. Lebih baik kau berhati-hati. Jika dia sudah menatapmu tajam, bersiaplah menderita." Sambil mengejek diri sendiri, dia tertawa, menepuk bahu Yang Ran, lalu berdiri dan pergi.
Sore harinya, komandan pasukan yang bertugas di Kota XiangA, Lü Guangrong, muncul di sub-zona dengan dikawal penjaga menggunakan mobil.
Lü Guangrong adalah pria paruh baya yang berwibawa. Kemampuannya memimpin pasukan di suatu zona pada usianya ini—belum lagi kekuatan politik di belakangnya—sudah cukup membuat orang segan. Namun dibandingkan dengan pengaruh keluarga Lian Ruixue, tentu masih kalah. Jika tidak, tak mungkin komandan tertinggi wilayah ini harus mengunjungi bawahannya sendiri.
Jangan lihat Zhou Liming sudah tinggal sebulan di Ibu Kota sementara YuA, tapi setiap hari hanya mengurung diri di basis pelatihan, sama sekali belum pernah bertemu dengan orang penting.
Dari segi pangkat militer, Lü Guangrong seharusnya menjadi perwira tertinggi yang pernah Zhou Liming temui. Meski kemampuan Zhou Liming tak terbantahkan, namun dari segi aura, jika tidak sengaja memamerkannya, dibandingkan Lü Guangrong jelas bagai langit dan bumi. Seorang yang mencapai pangkat Mayor Jenderal tentu telah lama memiliki aura penguasa/elit atas yang tak mungkin bisa ditandingi Zhou Liming.
"Komandan Kompi Lian, sejak lama mendengar pujian Lian Senior tentang X kalian. Kini melihat langsung, pujian beliau masih terlalu berhati-hati." Lü Guangrong memandang dua barisan X yang berdiri menyambutnya dengan penuh minat. Sekadar berdiri begini saja sudah menunjukkan kualitas pasukan elit. Tapi dia tahu ini baru permukaan: begitu mereka menampakkan wajah asli, puluhan ribu pasukan di tangannya mungkin takkan cukup.
Daripada mengatakan ini karena menghormati posisi Kepala Staf, lebih tepat disebut sebagai bentuk penghargaan saya terhadap nilai pasukan khusus ini.
Karakter Lian Ruixue terhadap siapapun selalu dengan nada dingin, seolah itu sudah sewajarnya. Namun Lu Guangrong tidak merasa tersinggung, siapa yang tidak tahu sifat Lian Ruixue dari keluarga Lian? Jangankan dirinya yang berpangkat Mayor Jenderal, bahkan saat menghadapi Letnan Jenderal Zhao pun demikian.
Kunjungan Lu Guangrong sangat singkat, terutama karena urusan seluruh Kota XiangA yang terlalu padat. Ini bukan sekadar alasan, tapi benar-benar membuatnya kewalahan. Dia membawa 20 personel logistik yang akan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan logistik X. Tidak mungkin membiarkan pasukan khusus dengan pangkat terendah Letnan Kolonel ini memasak sendiri, bukan?
Lian Ruixue adalah perempuan yang berorientasi pada tindakan. Segera setelah Lu Guangrong pergi, dia langsung memerintahkan personel logistik untuk membersihkan lapangan tenis meja dalam kompleks sebagai kantin. Kemudian membagi seluruh X dalam kelompok-kelompok operasi: setiap hari 15 kelompok berdua akan bertugas patroli, sisa personel akan menunggu di daerah basis untuk misi dukungan darurat.
Lian Ruixue berdiri dengan tangan di belakang punggungnya, memandang dingin ke arah kota yang diterangi sinar matahari terbenam di kejauhan. "Ingat tanggung jawab kalian. Mulai detik ini, kalian adalah penjaga kota ini."
