Sebuah aura yang tiba-tiba muncul mengunci erat Zhao Zheming, bahkan menciptakan sensasi sesak napas. Tangan dan kakinya terasa tak patuh diperintah.
Zhao Zheming terkagum-kagum. Aura ini memancarkan kewibawaan penguasa sekaligus ketajaman penghancuran yang tegas, seolah bisa merenggut nyawanya kapan saja. Jenis aura seperti ini bahkan tak dimiliki ayahnya sendiri, terutama unsur kewibawaan elit yang bahkan lebih kuat daripada ayahnya sendiri.
“Bagaimana mungkin?” Ayahnya sendiri adalah seorang Panglima Tertinggi yang menduduki posisi tertinggi. Kecuali beberapa orang dengan aura tertentu yang bisa menyaingi, siapa lagi yang memiliki aura lebih kuat dari ayahnya? Apalagi, aura ketidakpedulian terhadap nyawa ini bahkan tidak dimiliki oleh ayahnya yang telah bertempur seumur hidup. Ini seperti perasaan sedang ditatap tajam oleh binatang buas, yang setiap saat bisa membunuhnya.
Keberhasilan prajurit super, meski Zhao Zheming tampak meremehkan secara permukaan, di dalam hatinya ia sepenuhnya memahami kemampuan mengerikan yang dimiliki orang-orang ini.
Penerapan senjata elektromagnetik memang telah mengurangi pengaruh prajurit super, namun sebenarnya jika bukan karena rasio kematian prajurit super yang tinggi, mungkin negara akhirnya tetap akan memilih prajurit super. Mana yang lebih baik: senjata yang selincah manusia atau senjata sekaku Tank? Siapapun yang tidak bermasalah dengan kepalanya pasti tahu cara memilih.
Jika digunakan dengan tepat, satu prajurit super lebih berbahaya daripada sepuluh tank elektromagnetik.
Seperti Zhou Liming yang tidak mencolok ini, dari dokumen penilaian, kemampuannya mungkin lebih bernilai daripada satu kompi tank. Kemampuannya untuk dengan mudah membunuh binatang buas tingkat lima, telah setara dengan meriam elektromagnetik pada tank elektromagnetik, memiliki kekuatan mematikan yang sama besarnya. Bisa ditempa menjadi dewa, memang ada logikanya.
Tapi apa gunanya? Negara akhirnya tetap memilih senjata, sementara keberadaan prajurit super hanya akan menggantikan status pasukan khusus, hanya menjalankan misi-misi yang bersifat khusus.
Perang masa depan tetap akan didominasi oleh berbagai jenis senjata, hal ini tidak mungkin diubah.
Zhao Zheming toh bukan orang biasa. Dia hanya terkejut oleh aura Zhou Liming sesaat. Setelah menenangkan diri, menghadapi Zhou Liming yang bisa membunuhnya kapan saja, malah tersenyum tipis. Dia merapikan kancing seragam militernya sambil berkata: "Kau pikir aku bodoh? Menemuimu sendirian hanya untuk memberitahu bahwa aku yang membunuh kepala panti asuhanmu?"
Zhou Liming menatap tajam Zhao Zheming dengan dingin, berkata: "Aku percaya kau juga tidak sebodoh itu."
Aura menakutkannya lenyap seketika. Zhou Liming kembali berubah menjadi sosok polos seolah tak bersalah seperti siswa SMA. Siapa sangka aura pembunuhan mengerikan yang baru saja menyelimuti seluruh ruangan itu berasal dari tubuh remaja biasa ini?
Setelah tekanan aura itu menghilang, Zhao Zheming baru bisa menarik napas lega. Ia menegakkan postur tubuhnya: "Pertemuan kali ini sepenuhnya bermaksud baik. Cuma..." Jendral muda itu menghela napas, "Kami tidak rela melihatmu terus terombang-ambing dalam dunia ilusi yang diciptakan orang lain." Ucapannya terhenti di situ.
Zhou Liming alisnya berkedut, tersenyum sinis, "Dunia fiktif? Kau maksud kehidupan saya saat ini, atau kemampuan yang saya miliki? Atau mungkin kau pikir dunia ini hanyalah mimpi, kami akan segera terbangun, lalu menyadari semuanya hanyalah ilusi? Kami harus tetap bersekolah, bekerja, tak ada yang berubah? Saya masih jadi anak yatim malang, siswa teladan SMA?"
Zhao Zheming menggelengkan kepala, "Tidak, dunia ini nyata. Semuanya sudah berubah. Tapi yang saya maksud berkaitan dengan kepala panti asuhanmu."
Mendengar kata 'kepala panti asuhan', Zhou Liming berusaha tenang, "Dia? Bagaimana mungkin dia terkait dengan dunia fiktif? Saya tidak suki kiasan. Berbicaralah langsung. Kau pasti tahu karakter saya: jujur, tapi saat harus membunuh..." Suaranya mereda, "Saya takkan ragu-ragu."
“Tidakkah kau merasa curiga mereka tidak mengizinkanmu langsung menemui kepala panti asuhanmu, bahkan menelepon pun harus melalui transfer sambungan, durasi komunikasi juga selalu singkat? Apa rahasia abstrak di balik semua ini?” Kilatan senyum sinis muncul di mata Zhao Zheming, “Seorang prajurit super sepertimu punya hak istimewa yang sangat tinggi, status sosial pun setara. Ditambah gelarmu sebagai pahlawan negara sekarang, mengunjungi keluarga sendiri saja dilarang, apa masuk akal?”
Diingatkan oleh Zhao Zheming, berbagai pertanyaan yang pernah mengusiknya dulu kembali memenuhi dada Zhou Liming. Ia menatap tajam Zhao Zheming: “Bagaimana kau bisa tahu semua ini?”
Zhao Zheming tersenyum tipis, “Kau tak perlu ikut campur bagaimana aku tahu. Yang jelas, semua ini adalah dunia fiktif yang diciptakan seseorang. Bukan hanya kau, bahkan seluruh keluargamu pun hidup dalam ilusi ini. Sungguh menggelikan, sang pahlawan besar bahkan tak menyadarinya.”
“Apa kau bilang?”
Tangan Zhou Liming menyambar seperti kilat, mencengkeram kerah baju Zhao Zheming dengan ganas. "Ulangi! Apa maksudmu hidup di dunia fiksi? Ulangi, sialan! Jelaskan dengan rinci! Apa itu fiksi? Apa sebenarnya yang terjadi? Jangan berbelit-belit, aku harus tahu kebenarannya!"
Dalam batinnya, Zhou Liming mulai menangkap bayangan kebenaran, namun tak berani mengkonfirmasi. Keberanian untuk membuka tabir ini tak dimilikinya.
Meski dicekik, Zhao Zheming tetap tenang dengan senyum sinis: "Dia mati. Kepala panti asuhanmu, juga semua adik-adik seperjuanganmu - semuanya sudah mati. Haha... Sejak awal mereka sudah tiada. Semua yang kau dengar dan lihat hanyalah mimpi yang dirajut orang! Hahaha, sialan, ini cuma mimpi!"
Seperti tersambar petir, tenaga Zhou Liming terkuras. Ia meragukan pendengarannya sendiri, bertanya-tanya apakah ini halusinasi belaka.
"Kau sialan ngomong sembarangan, bagaimana mungkin mati, tidak mungkin, tidak mungkin, mereka sudah dipindahkan ke area belakang garis pertahanan Provinsi Qing, aku bahkan masih menelepon mereka, tidak mungkin, tidak mungkin seperti ini." Zhou Liming menggigit gigi, tiba-tiba menatap tajam Zhao Zheming, meneriakkan: "Ini pasti skenario pecah-belahmu ya? Agar kau bisa menguasai X? Akan kubunuh kau, brengsek!"
Zhao Zheming sudah memperkirakan Zhou Liming akan kehilangan kendali, ia tersenyum sinis: "Memecah belah? Kau pikir dirimu layak? Mengendalikan X sudah seperti batu keras yang kokoh, aku cuma memberitahumu dengan niat baik."
Kedua mata Zhou Liming sudah memerah, "Tidak mungkin, Kepala panti asuhan dan yang lain tidak mungkin mati. Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, aku sudah meminta Komandan untuk mengungsikan mereka, bagaimana mungkin ada masalah. Pasti kau menipuku ya? Ya? Kau sialan jawab, ya?"
"Aku menipumu？Hehe, kalau tidak percaya kau bisa pergi lihat sendiri, tanya orang lain, apakah yang kukatakan ini fakta?" Zhao Zheming juga mulai berapi-api, "Mereka mati, semua mati, mati!"
"Sial!" Zhou Liming yang marah dengan gerakan tangan mengubah lengannya menjadi lubang meriam. Seberkas cahaya kematian menyemburkan, menghantam bukit kecil di samping. Ledakan dahsyat bergema, tak terhitung tanah beterbangan bahkan ada yang jatuh ke mobil. Kekuatan serangan mengerikan itu langsung menerbangkan bukit itu, menyisakan lubang menganga.
Zhao Zheming menelan ludah. Serangan kilat tadi sungguh luar biasa mematikannya. Jika mengenai tubuh manusia, bahkan ampas pun tak akan tersisa.
"Bagaimana caranya mati?" Zhou Liming hampir memancarkan api dari matanya.
Zhao Zheming tetap tenang, "Bagaimana matinya? Hal ini seharusnya tidak kau tanyakan padaku. Aku hanya memberitahukan apa yang kuketahui saja."
Zhou Liming mengaum: "Tapi bagaimana kau menjelaskan masalah komunikasi teleponku dengan kepala panti asuhan? Mungkinkah arwah juga bisa berkomunikasi melalui telepon?"
"Hahaha, menggelikan! Dengan teknologi modern, membuat peralatan tiruan suara bukanlah hal sulit. Coba pikir - mengapa tidak langsung memberimu nomor telepon, tapi harus melalui operator? Percakapan yang selalu singkat - bukankah itu untuk menghindari deteksimu?" Zhao Zheming tersenyum: "Beginikah caramu memperlakukan orang yang memberitahukan kebenaran?"
Seluruh wajah Zhou Liming menjadi mengerikan. Setelah melepas Zhao Zheming, dia bergumam: "Mengapa mereka menipuku? Mengapa!"
"Sederhana. Karena kau adalah prajurit binatang buas spesial yang memiliki nilai pemanfaatan."
Setelah Zhao Zheming selesai berbicara, ia tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya terlempar ke udara lalu jatuh dengan keras ke tengah sawah. Sambil tertawa terbahak, ia menyaksikan Zhou Liming yang melompat keluar dari mobil lalu terbang laksana burung raksasa, menghilang di cakrawala dalam sekejap mata. Sorot dingin berkilat di matanya. Meski tubuhnya perih tak terkira, ia berjuang bangkit berdiri.
Kepala Zhou Liming penuh dengan kekacauan. Ia merasakan sesuatu yang vital telah hilang dari hatinya, sebuah perasaan hampa yang menyiksa.
Tentu saja ia tidak sepenuhnya mempercayai perkataan Zhao Zheming. Namun ia tahu mustahil Zhao Zheming berbohong tanpa alasan - 80-90% kebenaran pasti ada dalam ucapan itu. Zhou Liming bukan orang bodoh. Ia paham betul motif Zhao Zheming membongkar rahasia ini: memecah belah X untuk agenda tersembunyi mereka.
Tapi Zhou Liming tidak peduli dengan semua itu. Yang ia inginkan hanyalah kebenaran utuh tanpa rekayasa.
Saat di Kota WanJ, dirinya yang sedang tidak sadarkan diri telah menitipkan Kepala panti asuhan dan yang lain kepada Lian Ruixue. Kini terjadi masalah, Zhou Liming tentu harus menemui Lian Ruixue untuk meminta penjelasan.
Nilai pemanfaatan?
Zhou Liming agak mengejek diri sendiri, mungkinkah sekarang karena kemunculan senjata elektromagnetik, nilai pemanfaatan prajurit super menjadi hilang? Lalu sekarang bisa memberitahukan kebenaran karena aku telah kehilangan nilai yang semestinya? Mungkin Zhao Zheming ini, mereka sudah lama tahu Kepala panti asuhan dan yang lain sudah mati, tapi baru mengatakannya sekarang, bukankah ingin membuatku meledak dan memberikan pukulan mematikan kepada lawan politik?
"Tak kusangka, awalnya kupikir Lian Ruixue dan Zhao Zheming pasti akan menjadi sumbu penyulut, tapi hal-hal sulit diprediksi, malah dirikulah yang menjadi sumbu di antara mereka."
Zhou Liming yang dikejar waktu, muncul di sub-zona dan setelah mengonfirmasi ruangan tempat Lian Ruixue berada, tanpa banyak berpikir langsung melakukan penabrakan ke bawah. Dengan suara "ledakan dahsyat", dinding luar langsung hancur tertabrak. Ia memasuki ruangan Lian Ruixue sambil mengaum: "Lian Ruixue, kau harus keluar sekarang!"
