Dari satu titik ini saja, belum cukup untuk membuktikan apapun. Zhou Liming masih menggenggam secuil harapan terakhir.
Dari Aksai Kazakh, Zhou Liming keluar dengan kekuatan penuh. Tak ada anggota Regu Angin yang berani mengejar, faktanya mereka memang tak bisa mengejar karena tak punya anggota yang bisa terbang. Mengirim pesawat tempur? Ide ini bahkan tak terpikir oleh siapapun. Dalam situasi di mana peluru kendali tak berdaya, mengirim pesawat tempur hanya akan membuang-buang rudal saja.
Kemampuan luar biasa ini membuat Regu Angin pertama kali menyadari bahwa prajurit super juga bisa sekuat binatang buas, sama sekali tak gentar menghadapi serangan senjata mesiu tradisional.
Zhou Liming yang melesat ke langit bagai peluru meriam, tak menunjukkan tanda-tanda berhenti. Terus terbang hingga menembus awan, memasuki ketinggian ekstrem. Aliran udara yang membeku membuat bahkan hembusan nafas pun langsung membeku menjadi bunga es. Suhu yang tiba-tiba drop ini membuat kepalanya yang semula berkabut menjadi sadar kembali.
“Mereka mungkin tidak berada di tempat ini, tidak bisa membuktikan apa-apa.” Zhou Liming mengepakkan sayap tanpa orientasi. Aliran udara yang membeku ini cukup membuat manusia biasa mati dalam belasan detik. Tapi baginya, ini sama sekali bukan masalah. Kekuatan bergelora dan sisik yang menutupi seluruh tubuhnya akan menahan semua ini di luar.
Penerbangan tanpa tujuan seperti ini, entah sudah berapa lama.
Tiba-tiba mata Zhou Liming berbinar, seolah teringat sesuatu. Ia bergumam, "Dia pasti tahu, kalau tidak dulu dia tidak akan mengucapkan kata-kata seperti itu padaku."
Tanpa ragu, Zhou Liming dengan cepat terjun dari ketinggian ekstrem menuju daratan. Tubuhnya segera menyentuh permukaan tanah.
Di bawah ini adalah pasir kuning tak bertepi, Zhou Liming untuk sementara tidak bisa memastikan lokasi tempat ini. Ia tidak membuka komunikator untuk menggunakan GPS menentukan posisi, dirinya saat ini mungkin sudah dimasukkan ke dalam daftar nama hitam berbahaya. Tuduhan memasuki paksa Kabupaten Aksai Kazakh bisa menjadi masalah besar, mengingat yang tinggal di dalam adalah keluarga kerabat kalangan atas. Terutama setelah membunuh dua prajurit super dari Regu Tempur Angin, di masa genting seperti ini, dikenakan tuduhan pengkhianatan negara sama sekali bukan hal mustahil.
Untuk menghindari pelacakan radar sebenarnya sederhana, cukup terbang dengan ketinggian tidak melebihi 50 meter, radar akan menjadi sama sekali tak berguna.
Mungkin sulit bagi pesawat tempur, tapi bagi Zhou Liming, bukan hanya ketinggian 50 meter, bahkan terbang dengan kecepatan tinggi hanya beberapa meter di atas tanah pun tidak menjadi kesulitan. Pernahkah kau melihat burung terbang di pedalaman hutan? Sejenis naluri terbang yang sangat berbeda bagai langit dan bumi dibandingkan dengan mengendalikan pesawat tempur.
Dalam penerbangan di atas hamparan pasir kuning tak berujung, kecepatan yang terlampau tinggi hampir seperti membelah ruang, aliran udara yang tercipta menggulung membentuk naga pasir sepanjang beberapa kilometer.
Di setiap lokasi yang dilalui Zhou Liming, pasir di bawahnya tergulung membentuk parit. Seluruh parit ini nyaris menembus lebih dari seratus kilometer gurun pasir.
"Apa itu?"
Naga pasir raksasa yang membentang beberapa kilometer memang tampak sangat megah. Di perbatasan padang rumput, anak kecil polos menunjuk ke arah naga pasir yang menjulang di kejauhan sambil berteriak kaget. Gembala tua menatap ke atas menyaksikan pemandangan luar biasa ini, lalu segera mengajak cucunya berlutut penuh khidmat. Sebagai penganut agama, mereka meyakini ini adalah kehendak Dewa.
Kecepatan Zhou Liming luar biasa, lebih dari seratus kilometer ditempuhnya hanya dalam beberapa saat. Setelah memastikan posisinya melalui GPS, ia melakukan penyesuaian arah lalu melesat dengan kecepatan penuh menuju Kota YuA.
Kecepatan yang terlalu tinggi, ditambah terbang di ketinggian sangat rendah, bagaikan burung yang melesat di atas bukit-bukit bergelombang, menyapu pepohonan, mengapung di permukaan air seperti walet. Terutama saat melintasi beberapa kota, banyak orang hanya merasakan hembusan angin kencang yang menerbangkan tenda lapak dan mengangkat gaun para nona... Dalam teriakan panik, mereka hanya melihat titik hitam kecil yang telah menjauh sebelum sempat bereaksi.
Zhou Liming yang telah sepenuhnya berubah ke wujud binatang buas sepenuhnya, dengan kecepatan maksimalnya mampu mencapai tingkat mengerikan. Bahkan kecepatan pesawat tempur pun tak ada artinya dibandingkannya.
Karena terbang di ketinggian sangat rendah, radar di berbagai zona yang dilalui sama sekali tidak bereaksi. Ditambah rute penerbangan yang dipilih Zhou Liming semuanya merupakan daerah yang jarang dijamah manusia. Secara alami, hampir tak ada yang bisa mendeteksinya. Bahkan saat melintasi kota-kota kecil, kecepatannya yang luar biasa hanya menyisakan titik hitam kecil yang tak bisa dikonfirmasi bentuknya sekalipun.
Matahari telah sepenuhnya terbenam di balik gunung, kegelapan muncul di atas wilayah tanah ini.
Zhou Liming yang terbang di malam hari benar-benar tak terdeteksi oleh dewa maupun hantu. Bagi yang mampu melihat dalam gelap seperti dirinya, kegelapan justru menjadi pelindung alami tanpa mempengaruhi kemampuan penglihatannya.
Terbang dengan kecepatan penuh memang memberikan pengaruh tertentu pada stamina. Merasakan kekeringan di tenggorokannya, Zhou Liming memutuskan mendarat di puncak tertinggi sebuah pegunungan besar yang dilewatinya. Area pendaratannya dipenuhi lapisan salju tak bertepi, hamparan putih membentang mulai dari pinggang gunung hingga ke puncak.
Dalam balutan kabut putih malam ini, pandangan bisa menjangkau sangat jauh dari tempat ini.
Angin berhembus, pepohonan di bukit bergoyang menimbulkan suara, diikuti bunyi salju yang jatuh. Tiupan angin dingin selalu membawa deruan mencekam. Berdiri di puncak, Zhou Liming akhirnya menemukan ketenangan. Kesedihan akan kabar tentang kepala panti asuhan pun mulai memudar. Pemandangan malam ini, dalam situasi normal pasti sangat indah, bukan?
Kota B Zhejiang hampir mustahil melihat salju. Suhu terdingin hanya beberapa derajat. Tapi di sini berbeda, puncak gunung selalu diselimuti salju abadi, terutama area sekitar puncak yang mustahil dijamah manusia atau hewan. Keheningan ekstrim dan pengalaman pertama menyentuh salju membuat Zhou Liming merasa segar.
Kembali ke wujud manusia biasa, hanya mengenakan celana dalam dan rompi, Zhou Liming justru bertahan di tempat beku ini. Sungguh sulit dipercaya!
Dengan santai menggeser lapisan salju permukaan, memperlihatkan salju di bawahnya yang lebih putih bersih. Zhou Liming menggenggam segenggam salju dan menyuapkannya ke mulut, lalu mengunyah dengan lahap. Sejak pagi hingga sekarang, Zhou Liming belum meneguk setetes air pun. Meski tidak merasa lapar, dahaga mulai terasa mengganggu. Cuaca di provinsi Qing dan Xin memang sangat kering, mudah membuat orang dehidrasi.
Rasa salju jauh lebih tidak enak dibandingkan es batu, namun sensasinya yang langsung meleleh di mulut tak tertandingi oleh es biasa.
Air lelehan salju terasa pahit, tapi Zhou Liming tetap menyantap beberapa genggam lagi. Setelah mengusap bibir, sayapnya kembali muncul di punggung. Dengan sekali kepakan, tubuhnya melesat ke langit melanjutkan penerbangan cepat. Saat ini, yang ingin dilakukannya hanyalah verifikasi terakhir. Meski sadar ini seperti tipu diri sendiri, Zhou Liming tahu hanya dengan cara ini hatinya akan merasa lebih tenang.
Tentang kabar kematian Kepala Panti dan yang lain, Zhou Liming tidak tahu harus merasakan apa.
Sedikit kesedihan, juga rasa kehilangan, batin terasa kosong. Tapi di dalamnya juga ada perasaan terlepas. Mengapa disebut terlepas? Zhou Liming tidak bisa menjelaskannya, mungkin karena kepergian Kepala Panti Asuhan dan yang lain adalah ikatan batin baginya, atau bisa disebut sebagai pembatas? Dengan adanya mereka, dirinya tidak bisa bertindak semaunya, tidak bisa benar-benar bebas?
Meski terlihat introvert, Zhou Liming sebenarnya tahu bahwa dari dalam tulang, kehidupan yang dirindukannya adalah hidup bebas tanpa ikatan, melakukan apa saja yang disukai.
Bergabung dengan X, sebagian besar merupakan bentuk kepasrahan, sekaligus kebingungan.
Saat itu Zhou Liming masih seperti kertas putih - apa yang dia pahami? Apa yang bisa dia lakukan? Setelah melarikan diri ke Kota WanJ dan menghancurkan dua helikopter bersenjata serta sebuah tank, itu sama saja dengan melawan mesin negara. Mengatakan hati Zhou Liming tidak gelisah, itu bohong.
Kegelisahan dan kebingungan, persis menjadi alasan Zhou Liming bergabung dengan X. Karena dia takut negara akan meminta pertanggungjawaban, juga khawatir jangan-jangan membahayakan Kepala panti asuhan mereka. Tak seorang pun bisa memahami bagaimana perasaan ini, kecerdasan baru delapan belas tahun, kau berharap Zhou Liming bisa merapikan dan menemukan jalannya sendiri? Itu mustahil... Dengan bisa mendapat pengampunan dan diizinkan masuk ke regu, tentu dia bersedia.
Tapi sekarang... Zhou Liming tersenyum getir, kebebasan dari dalam tulangnya, saat mendengar kabar kematian Kepala panti asuhan mereka, seharusnya sedih atau justru gembira?
Hanya setengah tahun, membuat Zhou Liming mengalami terlalu banyak hal, kecerdasannya pun perlahan matang. Tentang bermusuhan dengan negara, tak pernah terpikir olehnya, tapi mengejar kehidupan yang disukainya, Zhou Liming tanpa ragu mengejarnya. Karena semakin dia pahami kekuatan dirinya, semakin percaya diri Zhou Liming. Meninggalkan X? Dengan kemampuannya, langit seluas bumi, siapa yang bisa menghadangnya?
Dirinya sudah bukan diri yang dulu, panik saat menghadapi masalah, Zhou Liming semakin memahami apa yang dia kejar.
Inilah perasaan kompleks Zhou Liming sendiri terhadap Kepala panti asuhan dan mereka, agak mirip tanggung jawab, tapi juga seperti ikatan yang mengganggu.
"Apakah sekarang masih ada jalan pulang? Sekalipun Kepala panti asuhan dan mereka masih hidup, aku mustahil kembali ke X." Zhou Liming menatap kegelapan malam, ini bukan tindakan impulsif, melainkan watak aslinya. Bahkan jika tidak melakukan ini sekarang, suatu hari nanti pasti akan dilakukan juga. Perbedaannya hanya masalah waktu.
Zhou Liming tidak pernah membayangkan kemana akan pergi setelah ini. Satu-satunya keinginannya sekarang adalah menemukan kebenaran.
"Apapun alasannya, harus ada yang bertanggung jawab atas hal ini. Kepala panti asuhan, bagaimanapun juga, aku akan memberikan jawaban kepadamu, sebagai balasan atas kasih sayang selama belasan tahun ini."
Malam hari, hampir seluruh benua terjerumus dalam kegelapan. Bahkan area belakang garis pertahanan pun menerapkan langkah penghematan listrik. Kota-kota yang dilalui Zhou Liming sepanjang perjalanan benar-benar gelap gulita. Jika ada lampu yang menyala, cahayanya sangat redup dan masih ditutupi tirai. Bahkan lampu laser militer tidak dinyalakan. Sebelum alarm berbunyi, intensitas cahaya laser justru akan menjadi target besar.
Semakin mendekati wilayah-wilayah ini, kekuatan pertahanan semakin kuat. Hampir setiap kota ditempati pasukan yang bertugas.
Karena terbang di malam hari dengan ketinggian sangat rendah, kecepatan tidak bisa setinggi siang hari. Hingga pukul 22:00, bayangan samar sebuah kota besar akhirnya muncul dalam pandangan Zhou Liming. Siluet kota yang familiar membuat sudut bibirnya naik. Dengan ringan ia mendarat di puncak gedung pencakar langit, memandangi pemandangan malam Kota YuA dari ketinggian.
