Tingkat pertempuran prajurit super menimbulkan gempa di kalangan atas. Teori prajurit super yang awalnya memudar kembali menyala seperti Api.
Lian Chengshu yang mendapatkan kabar ini tidak tahu apakah dirinya harus merasa senang atau khawatir.
Yang menggembirakan adalah dirinya sendiri merupakan pihak yang mendorong prajurit super. Kesuksesan prajurit super adalah kesuksesannya. Semula tertekan oleh meriam elektromagnetik hingga menundukkan kepala, siapa sangka situasi kini berubah drastis. Tingkah Zhou Liming yang mengacau di Istana Langit membuat semua orang menyadari kembali betapa mengerikannya prajurit super. Tidak sulit diprediksi bahwa kalangan atas yang sempat ketakutan pasti akan mengubah pandangan mereka terhadap prajurit super.
Yang dikhawatirkan adalah kekacauan yang ditimbulkan Zhou Liming saat ini sudah mencapai tahap yang tidak terkendali. Kematian tiga menteri, seorang wakil perdana menteri, dan seorang jenderal membuat prajurit super bagai pedang menggantung di atas kepala semua orang. Kalangan atas yang trauma dengan taktik serangan mengerikan Zhou Liming pasti akan membatasi kekuasaan prajurit super, tidak mungkin lagi membiarkan semuanya berada dalam kendali mereka sendiri seperti sekarang.
Tapi baik kekhawatiran maupun harapan itu bukan yang terpenting. Hal paling krusial adalah menangkap Zhou Liming dan menyerahkannya ke pengadilan. Ini mutlak harus dilakukan untuk mempertanggungjawabkan semuanya kepada seluruh kalangan atas.
Dari kabar yang diterima, telah dikonfirmasi bahwa Zhou Liming mengalami luka parah setelah terkena tembakan meriam elektromagnetik, meski lokasi lukanya agak meleset.
"Apapun pengorbanannya, temukan dia! Hidup harus melihat orangnya, mati harus melihat mayatnya!" Perintah Lian Chengshu ini menunjukkan bahwa meski masih menyukai prajurit super dengan level tak dikenal ini, namun kini Zhou Liming telah menjadi buah catur tak berguna yang layak dibuang.
Pada awalnya, Zhou Liming masih bisa menggunakan satelit dan radar untuk melacak jejaknya. Namun seiring penerbangan ultra-rendahnya yang memanfaatkan pepohonan dan lainnya sebagai kamuflase, ia berhasil menghindari pengintaian satelit. Hanya dalam waktu setengah jam lebih, target pun menghilang. Akhirnya tanpa pilihan lain, pihak militer mengkonfirmasi arah pelarian Zhou Liming melalui rekaman gambar satelit, lalu mengerahkan sejumlah besar pesawat tempur dan prajurit super untuk mengejarnya.
Aktivitas mencurigakan di Kota YuA sama sekali tidak disadari warga sipil dalam kondisi lingkungan saat ini. Mereka masih menganggapnya sebagai operasi militer biasa, tak terpikir untuk mencari penjelasan lain.
Seluruh proses pencarian tidak hanya melibatkan prajurit super dan angkatan udara, tetapi juga personel di setiap garis pertahanan yang mendapat perintah tembak di tempat jika menemukan Zhou Liming. Perintah ini langsung menimbulkan gelombang kejutan di tubuh militer. Banyak prajurit bingung mengapa Zhou Liming yang beberapa hari lalu masih pahlawan nasional, kini justru menjadi buronan.
Namun selama beberapa hari ini, meskipun sering ditemukan jejak Zhou Liming, ia berhasil melarikan diri berkali-kali. Bahkan di kemudian hari, Zhou Liming benar-benar menghilang tanpa meninggalkan kabar sedikit pun.
Kemudian negara mengeluarkan pengumuman resmi yang memasukkan Zhou Liming sebagai elemen berbahaya tingkat tinggi, menghukumnya atas kejahatan pengkhianatan negara dan pemberontakan terhadap umat manusia. Dengan segudang bukti yang dikutip, seorang pahlawan nasional dengan mudah berubah wujud menjadi maniak pembunuh tak berperikemanusiaan yang membunuh secara membabi buta - menyerang keluarga pejabat penting di belakang garis pertahanan, membunuh tiga menteri, seorang Wakil Perdana Menteri dan seorang jenderal, serta ratusan prajurit super.
Di bawah mesin propaganda negara, hanya dalam satu hari Zhou Liming telah berubah menjadi iblis dalam mulut ratusan juta orang, terdakwa pengkhianat umat manusia.
Seluruh X yang mendengar kabar ini tertegun, terutama Lian Ruixue yang langsung kembali ke Kota YuA di malam itu. Menghadapi fakta ini, dia sama sekali tidak mampu membela diri. Bahkan saat tiba di TKP yang porak-poranda, masih terlihat jejak pertempuran sengit dengan noda darah hitam pekat yang sudah mengering di setiap sudut.
Daya penghancur yang mengerikan itu membuat semua orang yang tahu kebenaran tak kuasa menahan keringat dingin membasahi tubuh.
Seseorang yang bebas berkeliaran di antara ratusan prajurit super, seandainya tanpa bantuan meriam elektromagnetik di akhir pertempuran, mungkin akan lolos tanpa luka sedikitpun. Terutama daya hancurnya - dari dokumen diketahui serangan terkuat Zhou Liming mampu menghancurkan segala sesuatu dalam radius satu kilometer.
Banyak yang diam-diam berpikir: Seandainya saat itu dia menggunakan kemampuan itu langsung di wilayah ini, mungkin lebih dari 60% pejabat tinggi negara...
Menghadapi orang yang begitu mengerikan, mereka yang berkeringat dingin ketakutan—di bawah ancaman terhadap keamanan diri mereka sendiri—secara alami mengeluarkan serangkaian perintah. Zhou Liming ditetapkan sebagai musuh nomor satu umat manusia. Sejumlah besar personel intel dikerahkan, dengan tekad bulat untuk menemukan Zhou Liming bagaimanapun caranya, dan menembak matinya dengan segala pengorbanan.
Tentu saja, Zhou Liming tidak mungkin tahu semua ini.
Setelah terluka, dia memulai perjalanan pelariannya. Hanya satu niat di benaknya: lari, terus lari, melarikan diri dari jangkauan pengawasan mereka.
Zhou Liming yang pernah bergabung dengan X sangat paham betul taktik mesin negara ini. Belum lagi jaringan stasiun radar yang menjangkau seluruh negeri, satelit mata-mata di angkasa saja sudah bisa membuatnya terus-terusan terlihat oleh "mata" mereka.
Faktanya memang demikian. Saat itu Zhou Liming yang masih agak linglung, setelah terbang selama setengah jam akhirnya sadar kembali, lalu menggunakan teknik terbang ultra-rendah sehingga stasiun radar kehilangan fungsinya. Selanjutnya, dengan menahan kuat-kuat rasa sakit terkoyak di pinggangnya, ia memanfaatkan kemampuan kontrol lincahnya untuk bermanuver di antara pepohonan, berusaha melepaskan diri dari pelacakan satelit mata-mata.
Namun satelit mata-mata ibarat permen karet yang menempel, sekali melekat hampir mustahil dibuang. Meski berhasil dilepaskan, staf intelijen tetap bisa melacak posisi pelariannya dengan membandingkan gambar-gambar yang diambil secara luas, lalu melanjutkan penjejakan hingga akhirnya menemukannya kembali.
Begitu identitasnya terungkap, yang menyusul kemudian adalah armada pesawat tempur serta prajurit super yang bertugas di berbagai kota.
Zhou Liming yang terluka, tingkat pertempurannya turun drastis. Yang lebih parah, setelah mengalami pertempuran sengit, kekuatan Zhou Liming terkuras sangat serius. Selama masa pelarian ini tanpa istirahat, hanya separuh kemampuannya yang tersisa. Dalam situasi ini, Zhou Liming sama sekali tidak berani terjebak dalam pertempuran, semua kontak langsung dimanfaatkannya untuk kabur menggunakan kecepatannya.
Zhou Liming saat ini tidak tahu harus lari ke mana. Luka di pinggangnya sangat parah, selama beberapa hari tidak kunjung menyatu. Setiap gerakan agak keras, darah langsung mengucur deras.
Luka seperti ini, jika dialami orang biasa, mungkin sudah mati kehabisan darah. Zhou Liming merasa lega karena dorongan keinginan bertahan hidup saat itu memicu kekuatan yang memperbaiki sebagian lukanya. Tanpa itu, sekuat apapun dirinya, hanya tinggal menunggu ajal.
Setelah beberapa hari bersembunyi dan menghindar, Zhou Liming sama sekali tidak tahu sudah sampai di mana.
Kota-kota yang muncul dengan konsentrasi tinggi pasti bukan area belakang garis pertahanan, karena wilayah belakang garis pertahanan merupakan daerah miskin dimana kota-kota di sana umumnya dalam kondisi rusak parah.
"Wilayah pesisir kah?"
Beberapa hari sebagai pelarian membuat Zhou Liming tampak lesu, luka di pinggangnya terlihat semakin mencekam.
Zhou Liming berhenti di antara pepohonan, berdiri di sebuah puncak gunung sambil memandang dataran tak bertepi di bawah. Samar-samar terlihat desa dan kota kecil dengan jalan raya membelah dataran. Lahan pertanian tampak hitam legam. Tanaman yang layu dan roboh membuat pemandangan terlihat suram sebelum sempat bertunas.
Teriakan binatang buas terdengar sesekali, terlihat beberapa makhluk itu berjalan di jalan raya atau mencari mangsa di antara ladang.
Di wilayah pesisir, hampir tidak ada tanda-tanda aktivitas manusia. Koneksi negara ke zona yang dikuasai binatang buas benar-benar terputus. Masuk ke wilayah kekuasaan binatang buas sebenarnya telah mewakili keamanan sementara. Zona kekuasaan binatang buas ini terlalu luas, satelit mata-mata tidak mungkin terus-menerus memantau area ini. Jika seseorang bersembunyi di tempat-tempat ini, mustahil untuk menemukannya.
Merasakan sakit menusuk yang berasal dari pinggangnya, Zhou Liming mengumpat dalam hati. Sekarang dia sudah merasakan stamina-nya hampir habis.
Tanpa rambu jalan maupun penanda yang membuktikan lokasi ini, Zhou Liming tak berani lengah. Kondisinya saat ini sangat rentan, tingkat pertempurannya tinggal tiga puluh persen. Seorang prajurit super level empat saja bisa membawanya ke wilayah maut. Dia tidak tahu seberapa jauh jarak ini dari garis pertahanan manusia, sehingga dia masih harus terus menjelajah lebih dalam ke zona kekuasaan binatang buas.
Menahan rasa sakit yang menusuk, Zhou Liming kembali mengembangkan sayapnya. Dengan gerakan eksplosif dari puncak gunung, tubuhnya melesat cepat melayang di atas dataran.
Zhou Liming saat ini sama sekali tidak memiliki tujuan yang terarah, hanya terus terbang ke satu arah yang telah ditetapkannya. Kecepatannya sudah tidak secepat dulu, seperti burung tua renta yang mungkin akan jatuh setiap saat. Beruntung, dia tidak bertemu dengan binatang buas terbang apa pun, memungkinkannya terus menyusup lebih dalam ke zona yang dikuasai binatang buas.
Perlahan-lahan, bentuk lahan mulai naik turun tak beraturan, terkadang muncul barisan panjang bukit yang tak terlihat ujungnya, bahkan sesekali ada lautan pepohonan hutan.
Setelah beberapa hari tidak makan dan luka-lukanya mulai kambuh, Zhou Liming sudah mulai kehilangan kewarasan. Dia melintasi udara sebuah kota, lalu muncul di atas hutan luas yang tak berujung. Kedua sayapnya terasa berat seperti diisi timah, hampir tak bisa dikepakkan.
"Mungkin aku perlu istirahat sejenak."
Zhou Liming menggunakan indranya untuk memastikan keamanan sekitar, lalu mendarat di antara pepohonan. Setelah menyimpan sayapnya, ia mengencangkan celananya sambil duduk bersandar di batang pohon besar dengan torso telanjang. Luka di tubuhnya hanya dibalut seadanya dengan kain yang sudah basah oleh rembesan darah, mengubah seluruh permukaan kain menjadi merah tanpa perawatan atau obat apapun.
Dalam kondisi bingung dan kepala pusing, ditambah kelelahan akibat beberapa hari tanpa istirahat, Zhou Liming yang melepas ketegangan justru tertidur dengan mata terpejam tanpa sadar.
Entah berapa lama kemudian, telinganya menangkap gemerisik langkah kaki menginjak daun kering di kejauhan. Sesekali terdengar ranting patah terinjak, disertai bisikan-bisikan samar yang menyertai kedatangan sosok asing.
Zhou Liming melompat bangun dengan panik, bagai burung ketakutan. Dia ingin segera pergi. Tapi tubuhnya terasa lemas, seluruh badan panas menggelegak. Jelas luka itu terinfeksi, memicu demam tinggi. Konstitusi fisik supernya pun tak mampu menahan jenis infeksi ini.
"Sial!"
Zhou Liming mengumpat keras, mencoba berdiri dengan susah payah. Tapi kakinya gemetar, membuatnya terjatuh lagi ke batang pohon sambil terengah-engah.
Siapa sangka prajurit super sehebat dirinya kini tak bisa sekadar berdiri? Beberapa hari lalu masih di puncak kejayaan, mana menyangka akan terpuruk begini? Meriam elektromagnetik terkutuk! Tanpa senjata itu, siapa bisa melukainya?
