Menguasai kota kecil ini, Zhou Liming sama sekali tidak merasa gembira.
Dia ingat saat pelajaran sejarah di SMA, mentor pernah berkata: "Penindasan berdarah hanya bisa mempertahankan loyalitas sementara. Hanya dengan membuat mereka menyerah secara sukarela, kesetiaan akan bertahan lama." Dalam bahasa sehari-hari: "Buah yang dipaksa dipetik tidak akan manis." Paling tidak Zhou Liming sangat setuju dengan pernyataan ini.
Sejak meninggalkan X, Zhou Liming tahu dirinya harus menguasai segala hal untuk bertahan hidup.
Kota kecil ini diperoleh dengan cara paksa. Akankah penduduk di sini memiliki loyalitas? Han Zhengwei dan kawan-kawan hanya panik karena dirinya. Kesetiaan mereka bersifat sementara. Siapa yang bisa menjamin saat nanti muncul prajurit super yang lebih kuat atau setara dengannya, mereka tidak akan membelot di hadapan musuh yang perkasa?
Ya, semua ini tidak bisa dijamin oleh Zhou Liming.
Tapi sekarang Zhou Liming terpaksa melakukan ini karena tidak menemukan solusi lain.
Setelah tinggal sehari di kota kecil itu, Zhou Liming kembali meninggalkan tempat itu mengikuti arah dalam benaknya.
"Cahaya Kematian, kekuatannya memang luar biasa. Tapi jika digunakan secara maksimal, kerugian lebih besar daripada keuntungan." Zhou Liming yang baru memulihkan 80-90% tenaganya itu terbang di udara dengan senyum getir. Saat itu pikirannya sederhana: menggunakan aspek terkuat untuk membuat mereka tunduk.
Sekarang ketika mengingatnya, Zhou Liming masih merasakan ketakutan belakangan.
Seperti Han Zhengwei yang cuma level empat, meski kekuatannya cukup berbahaya, sisa 20-30% tenaganya masih cukup untuk tidak takut. Tapi bagaimana jika menghadapi Prajurit Super level lima bahkan enam? Setelah menggunakan serangan pamungkas ini, jika lawan tetap seperti orang gila melancarkan serangan, situasinya akan jadi pasif - mungkin malah kabur seperti tikus ketakutan.
Zhou Liming yang terbang dengan santai itu menggelengkan kepala: "Tampaknya metode ini harus jarang digunakan. Tidak legawa? Hajar sampai mereka legawa dengan tinju!"
Arah timur laut kota kecil, masih berupa bukit-bukit tak berujung. Lahan pertanian di bawahnya penuh vitalitas, sayangnya hanya ditumbuhi rumput liar. Memasuki bulan ini, hampir tak ada buah tersisa di pepohonan. Yang ada hanyalah buah-buah kering yang jatuh matang dan terjemur di tanah. Desa-desa sepanjang jalan berubah sunyi senyap.
Setengah tahun mampu mengubah banyak hal. Kendaraan yang ditinggalkan, setelah terpapar angin dan hujan selama setengah tahun, catnya mengelupas memperlihatkan logam berkarat. Lahan pertanian yang terbengkalai, rumah-rumah genteng di desa ada yang atapnya tersingkap angin, ada yang langsung runtuh. Bangunan berlantai datar yang kehilangan tanda kehidupan, bahkan di pelatarannya pun tumbuh rumput liar.
Sepanjang perjalanan, terlihat sesekali binatang buas muncul. Begitu merasakan kehadiran Zhou Liming di udara, mereka segera meneriakkan suara mengerikan dan mulai memburu Zhou Liming.
Alasan yang mencegah manusia kembali ke area belakang garis pertahanan adalah binatang buas. Mereka menyebar di seluruh zona yang dikuasai binatang buas, berbagai jenis makhluk dengan tingkatan berbeda saling bertumpang-tindih. Entah kau terbang atau berjalan di darat, selama muncul dalam jangkauan indra mereka, seketika akan memicu pertempuran.
Pada awalnya, memang banyak yang mencoba. Tapi mereka yang cuma memiliki gen binatang buas level rendah sama sekali tidak mampu melewati alur alamiah ini, akhirnya mati di bawah cakar binatang buas yang lebih tinggi. Binatang buas yang mengerikan ini, baik kuantitas maupun kemampuannya, jauh melampaui manusia.
Di tahap awal, mereka yang memperoleh gen binatang buas semuanya melalui suatu keajaiban, lalu memiliki kemampuan mempertahankan diri. Ketika mereka sudah mampu membunuh binatang buas level rendah, barulah perlahan-lahan berkembang lebih banyak prajurit super. Tapi metode langsung memakan mentah-mentah daging dan darah binatang buas secara berlebihan ini tingkat keberhasilannya sangat rendah, hanya segelintir orang yang bisa sukses. Yang gagal akan berubah menjadi segumpal lumpur selama proses pembelahan sel.
Orang yang menguasai metode produksi prajurit super ini, ambisinya secara alami mengembang, terus-menerus memburu binatang buas untuk memperkuat kekuatan mereka sendiri.
Dalam perkembangan setengah tahun, kekuatan yang memiliki lebih dari seratus prajurit super tidak bisa dikatakan banyak maupun sedikit. Satu-satunya kekurangan, mungkin adalah bahwa mayoritas di antara mereka masih didominasi tingkat tiga, prajurit super tingkat empat tidak banyak, apalagi tingkat lima - hampir mustahil ditemui. Kau tidak mungkin berharap menggunakan sekelompok prajurit super tingkat tiga untuk memburu binatang buas tingkat lima, kan? Loncatan level seperti ini, keseimbangan kekuatan di dalamnya mustahil diukur dengan kuantitas semata.
Yang lebih penting, tidak ada seorang pun yang mau dengan ikhlas menyumbangkan binatang buas tingkat lima untuk digunakan orang lain. Jangan-jangan jika benar berhasil memodifikasi seorang prajurit super tingkat lima, itu akan menjadi keberadaan yang mustahil dikendalikan. Masih kau harap seorang prajurit super tingkat lima mau menunjukkan kesetiaan kepada prajurit super tingkat tiga atau empat sepertimu?
Seiring meningkatnya kemampuan, ambisi manusia pun terus mengembang...
Sungguh lucu, di negara-negara di belakang garis pertempuran, mereka yang pertama kali mendapatkan gen binatang buas pada awalnya semuanya adalah pasukan elite atau anak buah pejabat penting. Tapi gen-gen ini hanya level 3-5, dan memang menjadi yang paling mutakhir sebelum munculnya binatang buas level 6. Ironisnya, dengan kemunculan prajurit super level 6, mereka justru menjadi kelompok lemah yang perlu dimodifikasi ulang.
Satu-satunya keuntungan adalah sistem negara yang masih utuh di area belakang garis pertahanan, yang memungkinkan berbagai protokol untuk membatasi prajurit super level tinggi ini. Tidak aneh melihat atasan level rendah memimpin bawahan level tinggi.
Tapi fenomena ini tidak berlaku di zona pendudukan binatang buas - wilayah yang bisa dibilang telah dibuang oleh manusia. Dalam dunia hukum rimba, loyalitas hanya ada ketika kau lebih kuat dari lawan. Begitu lawan melampauimu, posisi kalian akan bertukar. Inilah kenyataan kejam di dunia kacau ini yang tak bisa diubah siapa pun.
Zhou Liming sangat memahami hal ini, namun berbeda dengan level mereka yang sudah tetap, dirinya akan semakin kuat seiring waktu dan pendaratan binatang buas. Ingin melampaui dirinya? Hal ini mustahil. Justru karena itu, Zhou Liming memiliki andalan yang jauh melebihi orang lain.
Memandang kawanan binatang buas yang memburunya di bawah, Zhou Liming sengaja terbang tidak terlalu cepat, membiarkan mereka mengikuti dengan erat.
Suara "Brak!" terdengar, semburan sinar jingga-kuning ditembakkan oleh binatang-binatang buas itu, terus memburu di belakang Zhou Liming. Ledakannya menciptakan riak energi di udara yang menyebar, jauh lebih megah dari kembang api, membentuk lingkaran-lingkaran indah.
Taktik serangan binatang buas umumnya berbentuk energi, sehingga aura dan kilatan cahayanya sangat spektakuler. Namun keindahan ini sesungguhnya adalah jebakan kematian.
Ini adalah sekelompok binatang buas yang agak mirip babi hutan, tapi tidak memiliki taring tajam. Saat berlarian, gerakan kaki kecil mereka sangat cepat, membuat kecepatannya cukup tinggi. Dari perkiraan visual, mungkin mencapai lebih dari 100 kilometer per jam. Ini kecepatan off-road! Lihat saja cara mereka bertindak gegabah di ladang, semua penghalang di depan langsung hancur tertabrak.
Yang menarik perhatian Zhou Liming adalah mata mereka yang penuh kekuatan spiritual, terus berputar-putar tak menentu.
Bentuk binatang buas tidak selalu menyeramkan, ada juga yang sangat imut dan indah. Hanya saja kemampuan mereka sama sekali tidak imut atau indah.
Kawanan binatang buas di hadapan ini tidak bisa dibilang jelek maupun cantik. Zhou Liming merasa mereka seperti babi ternak? Pengetahuan Zhou Liming tentang binatang buas: daging mereka bisa dimakan asal direbus hingga matang, sehingga gen binatang buas tidak akan bekerja. Sama sekali tidak perlu khawatir terjadi hal tak terduga.
Data ini diperoleh dari Institut Riset Ren Zhigang, melalui berbagai percobaan besar sehingga secara alami dapat dipercaya.
Memikirkan perburuan daging, sambil terbang di udara dan hendak melepaskan diri, Zhou Liming tiba-tiba mendapat ide gila: "Bagaimana jika kujinakkan kawanan binatang buas mirip babi hutan ini? Dipelihara seperti babi ternak lalu disembelih untuk daging?" Bahkan Zhou Liming sendiri terkejut dengan pemikiran ini karena terlalu tidak masuk akal.
Memperlakukan binatang buas sebagai hewan ternak, Zhou Liming merasa dirinya sudah gila bisa memikirkan hal seperti ini.
Bayangkan kemampuan binatang buas itu! Dengan apa kita akan memelihara mereka? Kandang dari beton bertulang? Jangan bercanda! Lihat skill bentuk yang mereka tembakkan, ledakan energinya sampai mengguncang langit. Kau pikir beton bertulang bisa mengurung mereka? Mungkin satu tembakan energi saja sudah merobohkan setengah gedung.
Justru karena terasa tidak masuk akal, Zhou Liming pun tidak memikirkan lebih jauh. Setelah terbang ke ketinggian ekstrem, kawanan binatang buas di bawah yang menyadari tidak bisa menyerang akhirnya menyerah. Sekitar puluhan ekor berhenti dan mulai mencari makan. Mereka mengonsumsi akar rumput, dedaunan tumbuhan, juga ranting yang tidak terlalu keras. Serangga juga termasuk dalam jangkauan makanan mereka.
Dari sudut mana pun dilihat, selain status sebagai binatang buas, mereka persis seperti babi hutan.
Zhou Liming kembali berhenti. Di ketinggian, ia mengelus dagunya sambil bergumam, "Pemikiran yang absurd? Mungkin. Tapi bukankah ini bukan hal yang mustahil?"
Bayangkan saja betapa menggodanya ide memelihara kawanan binatang buas ini. Makhluk mengerikan itu justru akan menjadi hidangan lezat di meja makan manusia, menyebarkan aroma menggoda. Bagi penduduk zona yang dikuasai binatang buas yang hampir putus pasokan daging, ini adalah godaan yang mustahil ditolak.
“Tapi bagaimana caranya agar mereka bisa tunduk patuh?”
Ini seolah menjadi teka-teki sulit. Gerombolan binatang buas ini bukanlah tuan yang bisa dianggap enteng. Lihatlah sifat ganas mereka — cuma lewat di atas kepala mereka saja, langsung dikejar nekat dengan serangan skill wujud. Sifat dasarnya mirip babi hutan, bukankah ada pepatah: Lebih baik bertemu harimau daripada cari masalah dengan babi hutan? Pepatah ini cukup membuktikan tingkat bahaya para binatang buas ini.
“Sudahlah! Kalau belum dicoba, mana tahu ini cuma ide gila?”
Setelah mantap dengan keputusannya, Zhou Liming langsung menukik dari udara. Dalam sekejap, “Brak!” tubuhnya mendarat di daratan.
Kawanan binatang buas yang baru saja tenang ini langsung menjadi gila-gilaan begitu melihat Zhou Liming. Dengan riuh suara teriakan, mereka semua melepas makanan dan menyapu ke arahnya. Debu beterbangan di setiap jejak injakan mereka, menciptakan gempita luar biasa.
