"Liming, kau kemarin lari ke mana?"
Begitu Zhou Liming kembali ke gua, Wang Lei langsung bertanya lebih lanjut dengan cemas. Kemarin Zhou Liming cuma bilang akan pergi sebentar, tapi ternyata menghilang sehari semalam. Wang Lei yang mengira Zhou Liming tersesat di hutan bahkan membawa beberapa orang mencari ke mana-mana, tapi sama sekali tidak bisa menemukan siluet samar Zhou Liming. Hari ini dia sudah putus asa, tapi Zhou Liming justru kembali dengan selamat.
Melihat wajah penuh kegembiraan Wang Lei, Zhou Liming merasa agak haru. Di seluruh tempat tinggal, cuma dia yang masih memperhatikan dirinya, bukan? Dia tersenyum, "Aku tersesat, untung tidak dimakan binatang buas."
Wang Ruijin hanya berkata datar saat mengetahui Zhou Liming kembali: "Yang penting sudah kembali, yang penting sudah kembali." Terbiasa dengan hidup-mati, dia sudah mati rasa terhadap kematian.
Sebenarnya kepulangan Zhou Liming kali ini adalah untuk berpamitan. Meskipun agak berlebihan, tapi mengingat mereka pernah berjasa padanya, dia tidak tegas pergi diam-diam. Wang Lei terkagum-kagum: "Mengapa harus pergi? Di sini ada makanan dan tempat tinggal, juga aman." Dia berpikir sejenak, "Apa paman menyalahkanmu?"
"Tidak, pamanmu baik-baik saja. Hanya saja aku tidak cocok dengan kehidupan seperti ini." Zhou Liming tenang menjawab, "Lei Zi, tenanglah. Aku yakin kita pasti akan bertemu lagi nanti."
"Tapi...tapi..." Wang Lei bingung bagaimana menyelamatkan situasi. Memang benar di tempat tinggal ini ada makanan dan tempat tinggal, tapi syaratnya terlalu buruk. Kini para penghuni bahkan sedang berdiskusi untuk meninggalkan sini dan bergabung dengan tempat tinggal di luar. Orang-orang yang terbiasa dengan kehidupan materi sudah bertahan setengah tahun di sini, cukup menderita.
Zhou Liming memberikan pelukan erat pada Wang Lei dan berkata, "Leizi, aku akan membalas budi karena kau telah menyelamatkan nyawaku. Kita akan tetap berteman selamanya."
Wang Lei adalah orang baik, tapi kurang bisa bersosialisasi di tempat tinggal. Ini terutama karena mayoritas penghuni adalah pria paruh baya, sementara pemuda seumurannya jarang. Dengan karakter Wang Lei, tak ada masalah selama di sini. Tapi begitu keluar ke dunia luar yang kejam, dia akan kesulitan bertahan hidup.
Tapi tak masalah. Bukankah masih ada aku?
Zhou Liming takkan membiarkan temannya diintimidasi. Lagipula, rencananya adalah menghancurleburkan seluruh Provinsi Guangxi. Nanti saat dia sudah berkuasa, apa lagi yang perlu dikhawatirkan Leizi?
Kedatangan dan kepergian Zhou Liming sangat tergesa-gesa. Hanya segelintir orang yang tahu perjalanan singkatnya ini. Di tempat tinggal, berapa banyak yang mengenal sosok Zhou Liming? Bagi kebanyakan, dia cuma pengunjung sesaat yang tak punya hubungan apa-apa dengan mereka.
Setelah melepaskan ikatan batin terakhirnya, Zhou Liming baru melesat ke langit setelah menjauh dari permukiman.
Sebenarnya terkadang Zhou Liming sendiri merasa karakternya mudah berbelas kasihan. Tak ada cara, ini sudah sifat alaminya. Selama tidak menyentuh batas bawahnya, Zhou Liming adalah orang yang cukup mudah diajak bicara. Namun begitu menyentuh sisik terbaliknya, Zhou Liming akan segera berubah menjadi pribadi yang sama sekali berbeda. Bayangkan saja, saat mengetahui kabar kematian Kepala Panti Asuhan mereka, Zhou Liming tanpa ragu langsung melawan negara. Dari titik ini saja sudah cukup membuktikan karakter Zhou Liming sebenarnya sangat keras kepala.
Meninggalkan tempat tinggal di gua, Zhou Liming tidak kembali ke kota kecil. Langsung mengonfirmasi arah, ia segera terbang menuju Kota Yue B.
Berdasarkan pengetahuan Zhou Liming tentang binatang buas, saat ini pasti mereka masih bertarung sengit tanpa ada yang unggul.
Jaraknya hanya ribuan kilometer, tepat setengah jam waktu tempuh. Zhou Liming hampir terbang sepanjang garis pantai.
Jumlah binatang buas di garis pantai adalah yang terbesar, di sini bisa ditemui berbagai jenis binatang buas, tak heran negara memusatkan seluruh kekuatan pengawasan satelit di tempat ini. Cukup dengan memantau wilayah ini, setiap gerakan kawanan binatang buas secara alami takkan lolos dari area belakang garis pertahanan. Selain itu, melimpahnya populasi binatang buas di sini menjadikannya lokasi ideal untuk pengumpulan dokumen.
Zhou Liming yang terbang di ketinggian ekstrem sama sekali tidak khawatir akan ketahuan satelit, karena menangkap dirinya sendiri yang bergerak dengan kecepatan tinggi sangat sulit dilakukan oleh satelit.
Setelah meninggalkan Provinsi Guangxi dan memasuki Provinsi Guangdong, Zhou Liming tidak lagi terbang berdekatan dengan pesisir, melainkan mengikuti jalan raya utama mengingat risiko eksposur di wilayah pesisir cukup tinggi. Tanpa peta, Zhou Liming hanya bisa mengandalkan penilaian arah dengan sesekali memeriksa rambu-rambu jalan raya.
Saat tiba di sekitar daerah aliran Sungai Mutiara, Zhou Liming merasakan gejolak tidak nyaman di dadanya.
Menatap ke langit, seolah ada sesuatu turun dari balik awan. Beberapa detik kemudian, sebuah "matahari kecil" merah menyala muncul di kejauhan. Benda ini terus membesar, berubah menjadi awan jamur di udara dengan kobaran api merah tua yang menggelora, menekan ke bawah.
Meski terpisah jarak ekstrim, Zhou Liming tetap merasakan daratan mulai bergetar. Aliran udara di langit kacau, membentuk hembusan angin yang menerpa...
Tubuh Zhou Liming yang sedang terbang cepat tiba-tiba berhenti. Sayapnya melakukan gerakan pengereman. Setelah berhenti, ia menatap kosong ke arah awan jamur yang semakin membesar. Dengan pengetahuan tentang bom nuklirnya, ia langsung mengenali ini adalah awan jamur dari ledakan senjata nuklir. Lokasinya... sepertinya arah Kota Yue B?
"Sial, kelompok bajingan ini benar-benar gila!"
Pentingnya Kota Yue B adalah keajaiban di bawah perkembangan ekonomi, tapi saat ini sebutir bom nuklir dilempar ke bawah, semuanya akan kembali ke kondisi alamiah. Seluruh kota akan dihancurkan sampai ke akar-akarnya. Dengan radiasi selama bertahun-tahun, dalam 100 tahun ke depan, Yue B akan menjadi zona terlarang bagi nyawa. Tidakkah ada yang mempertimbangkan konsekuensi semacam ini?
Namun beberapa saat kemudian, Zhou Liming kembali memperlihatkan senyum getir. Sekarang dia tahu mengapa serangan nuklir dilakukan terhadap Yue B.
Keberadaan Phoenix dan Ikan Tanduk Sapi mungkin merupakan tabu mereka. Menghadapi peluang sebaik ini, tentu harus diwaspadai sejak dini. Jangan katakan pihak lain, bahkan jika kami sendiri yang menguasai senjata mampu menghancurkan binatang buas tingkat raja, pasti akan menggunakannya tanpa ragu. Dibandingkan kerugian di masa depan, apa artinya sebuah Kota Yue B? Segala pengorbanan akan sepadan asalkan dua binatang buas ini bisa dihilangkan.
Menyaksikan awan jamur yang mulai berubah bentuk, aliran udara yang dibawa oleh gempuran gelombang kejut setelah melintasi lebih dari seratus kilometer, akhirnya muncul di sini.
Perasaan dilema Zhou Liming saat ini bisa dibayangkan. Awalnya dia ingin menjadi penangkap ikan yang mengambil keuntungan dari perseterusan orang lain. Tapi sekarang semuanya berantakan. Ini adalah senjata nuklir, senjata terkuat umat manusia. Zhou Liming tidak yakin dua binatang buas itu bisa selamat. Lihatlah Semenanjung India, satu serangan nuklir saja sudah menyebabkan pergerakan kerak bumi. Kengerian senjata nuklir terlihat jelas.
Zhou Liming menggantung di udara. Dia menatap lapisan awan di atas kepalanya, lalu tiba-tiba menghujam ke bawah, terbang maju sambil bersembunyi di balik pepohonan dan bangunan.
"Sialan, benar-benar lengah! Bagaimana bisa aku lupa tentang keberadaan satelit mata-mata?"
Zhou Liming merasa sedikit menyesal. Sebagai mantan anggota X, dia seharusnya tahu kekuatan satelit negara yang begitu besar, tapi ternyata lupa. Zhou Liming yakin, debu raksasa yang ditimbulkan dari kecepatan tinggi saat mengejar ikan bertanduk sapi-lah yang membuatnya ketahuan. Alhasil negara memanfaatkan celah ini, langsung melancarkan serangan nuklir saat dua binatang itu sedang bertarung.
“Apa yang harus kami lakukan sekarang?” Zhou Liming seketika kehilangan ide, Kota Yue B memang telah mengalami serangan nuklir, radiasi cahaya sudah berlalu, tapi bagaimana dengan radiasi lainnya?
Dengan pelajaran dari India, Zhou Liming masih sangat tabu terhadap radiasi nuklir, hantu tahu apakah akan seperti sebelumnya?
Hanya ragu sebentar, Zhou Liming menepuk kepalanya sendiri dengan keras, tersenyum: "Gen binatang buas tidak takut radiasi, mungkin paparan radiasi lagi justru bisa mempercepat peningkatan tingkatku." Seperti Qiao Binsen yang terpapar radiasi begitu lama tapi sama sekali tidak menunjukkan reaksi negatif.
Menyikapi situasi ini, Ren Zhigang juga melakukan penelitian mendalam dan akhirnya mengonfirmasi kemampuan kekebalan gen binatang buas terhadap radiasi.
"Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix, tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati." Zhou Liming bertekad, bagaimanapun juga harus memastikan nasib kedua binatang buas itu. Tanpa melihat langsung, mustahil baginya menerima ketidakpastian ini. Rasa penasarannya juga mendorong keinginan untuk mengetahui efektivitas serangan nuklir terhadap binatang buas tingkat raja level enam.
Rasa penasaran yang membara semakin menguatkan tekad Zhou Liming.
Menyadari seluruh wilayah Kota Yue B berada di bawah pengawasan satelit mata-mata, Zhou Liming tentu tidak bisa masuk dengan santai. Meski tidak takut diburu pasukan musuh, ingatlah ancaman peluru kendali berpenggerak nuklir dari belakang garis pertahanan. Sekali terdeteksi, satu atau dua proyektil nuklir akan segera diluncurkan. Bahkan dengan kemampuan terbangnya, mustahil menghindari serangan jarak jauh semacam ini.
"Bahkan meriam elektromagnetik berat saja sudah sulit kutahan, apalagi serangan nuklir!"
Zhou Liming benar-benar yakin, kalangan belakang pasti akan melakukannya. Saat ini dirinya adalah buronan nomor satu negara, elemen berisiko tinggi super. Para elit atas yang pernah trauma, begitu tahu lokasi persembunyiannya, pasti akan mengerahkan segala cara untuk menghancurkannya. Penggunaan bom nuklir untuk serangan jarak jauh tampaknya menjadi solusi paling efektif dan sederhana.
Lebih dari seratus kilometer, ketika Zhou Liming diam-diam tiba di lokasi, awan jamur di langit telah bubar. Namun seluruh angkasa kota tertutup debu tebal, membentuk lapisan awan abu yang pekat. Tanpa waktu beberapa jam, mustahil lapisan awan ini akan menghilang.
Menyaksikan pemandangan ini, Zhou Liming langsung bersemangat, berteriak: "Tolonganku datang dari langit!"
Dengan adanya lapisan debu yang berubah menjadi awan abu ini, satelit mata-mata di orbit pasti terhalang pandangannya. Setiap gerakan di kota bawahnya, mereka bagai orang buta yang tak bisa melihat apapun.
Setelah mendekati Kota Yue B, di mana-mana terdapat debu yang jatuh perlahan. Di seluruh area ledakan, semuanya tertutup kabut abu-abu suram. Sampai di sini, Zhou Liming tahu radiasi sudah melebihi batas aman. Jika lebih dekat, akan benar-benar memasuki zona radiasi di mana tingkat radiasinya ribuan kali melebihi batas yang bisa ditahan manusia.
Zhou Liming menatap area berwarna abu-abu suram ini sambil meludah dengan keras, lalu mengembangkan indra keenamnya ke seluruh wilayah ini.
Beberapa saat kemudian, mata Zhou Liming berkilat penuh rasa tak percaya dan keterkejutan yang tak terperi. Sebab dalam jangkauan indranya, dia menemukan dua nyawa lemah yang masih bertahan... di area serangan nuklir ini!
