Zhou Liming menelan ludah dengan susah payah. Dunia ini benar-benar gila-gilaan! Diserang nuklir tapi mereka masih belum mati?
Ya, dalam jangkauan indra Zhou Liming, benar-benar terdeteksi dua tanda kehidupan yang sangat lemah.
Tanpa keraguan, penyebabnya adalah Phoenix dan Ikan Tanduk Sapi. Sangat sederhana, di seluruh Kota Yue B, sejak keduanya bertabrakan seperti Mars vs Bumi, binatang buas level rendah sudah kabur jauh-jauh. Bahkan binatang buas level enam pun telah meninggalkan area berbahaya ini di bawah aura intimidatif raja binatang buas. Bagi para binatang buas, Kota Yue B adalah medan perang.
Ketika hanya ada dua makhluk ini di seluruh Kota Yue B, bukankah tanda kehidupan di dalam pasti milik mereka berdua?
"Orang aneh, benar-benar orang aneh!"
Menghadapi serangan nuklir masih bisa bertahan hidup, meski tanda kehidupannya lemah, setidaknya mereka masih hidup. Siapa yang tidak tahu kemampuan pemulihan binatang buas sangat kuat? Cukup beri waktu sepuluh hari setengah bulan, mungkin mereka akan muncul kembali segar bugar. Awalnya aku malah ingin menjinakkan Ikan Tanduk Sapi, ini jelas-jalem tindakan bunuh diri! Bahkan cahaya kematianku mungkin tidak bisa melukainya?
Memikirkan penjinakan, wajah Zhou Liming berubah-ubah, terus menimbang untung-rugi.
Sebelumnya Zhou Liming sudah mati-matian namun tetap tak bisa menghabiskan tenaga mereka. Sekarang, di bawah serangan nuklir, Ikan Tanduk Sapi yang masih hidup sudah ajaib, pasti menderita cedera parah yang tak terbayangkan. Dalam kondisi sekarang, sepuluh kali lipat pun bukan tandinganku. Tujuan awal untuk menghabiskan semua tenaga dan daya tahannya sudah tercapai.
Yang lebih penting, tak hanya Ikan Tanduk Sapi, Phoenix juga mengalami nasib sama, tergeletak seperti anjing mati.
Zhou Liming menjilat bibirnya, kedua matanya bersinar-sinar.
Dua binatang buas tingkat raja! Godaan sebesar apa ini? Mereka sekarang terbaring di dalam, dalam kondisi terluka parah, bisa dimanipulasi sesuka hati.
"Tapi Zhou Liming kembali ragu. Posisi dua binatang buas itu berada tepat di pusat serangan nuklir. Radiasi di dalam sana begitu kuat, jauh melebihi batas toleransi manusia. Jangan-jangan gen binatang buas dalam tubuhnya tak mampu bertahan. Siapa tahu apakah pembelahan sel akan mengubahnya menjadi monster?"
"Sial! Keberuntungan besar lahir dari risiko ekstrem. Sikap ragu-ragu dan bertele-tele macam ini, pantaskah disebut pria sejati? Mana mungkin jadi bahan pembuat perencana besar?"
Zhou Liming mengatupkan gigi, lalu menyapu masuk seperti kuda liar yang terlepas tali kekang, langsung menerobos masuk ke zona radiasi.
Debu pekat beterbangan, bagai kabut tebal yang membatasi jarak pandang. Mata Zhou Liming yang biasanya mampu melihat dalam gelap pun tak berdaya menghadapi partikel-partikel ini, menyamai penglihatan orang biasa. Bangunan di zona radiasi masih tetap utuh, hanya sejumlah kecil kaca yang remuk. Namun semakin ke dalam, tak ada satupun kaca di gedung-gedung yang masih utuh, retakan mulai menghiasi beberapa struktur. Terus melangkah, sesekali terlihat bangunan kurang kokoh yang telah runtuh.
Berdasarkan perhitungan, sebuah bom nuklir berdaya ledak kecil jika dijatuhkan di pusat kota akan menewaskan ratusan ribu jiwa, dengan hampir jutaan orang terkena dampak radiasi. Bangunan di episentrum akan hancur sampai ke akar-akarnya, sementara gelombang kejut mematikan akan menyebar, mengakibatkan kerusakan parah pada struktur di sekitarnya - semakin dekat dengan pusat ledakan, semakin berat kerusakan yang diderita.
Kenyataannya, sepanjang jalur yang dilalui Zhou Liming, tak ada satupun wilayah yang luput dari gempuran dahsyat gelombang kejut. Setiap jengkal tanah membuktikan kekuatan penghancur yang semena-mena ini.
Kota Yue B yang semula makmur, kini tampak compang-camping dengan puing-puing bangunan bertebaran di setiap sudut. Saat lapisan debu akhirnya berhamburan, yang terungkap di hadapan manusia adalah sebuah kota yang hampir menjadi reruntuhan. Nasib Kota Yue B yang sampai pada titik ini telah dikonfirmasi akan masuk dalam daftar kota yang dibuang. Mungkin ratusan tahun kemudian, tempat ini baru akan dibangun kembali menjadi kota dan mengembalikan kemakmuran masa silam.
Berjalan menuju wilayah reruntuhan yang telah dihancurkan sampai ke akar-akarnya, memandang ke sekeliling, semua gedung pencakar langit dari masa lalu telah lenyap tak berbekas.
Inilah zona dengan kekuatan mematikan terkuat dari gelombang kejut, di mana seluruh bangunan telah ditaklukkan dan berubah menjadi puing-puing. Pada reruntuhan bangunan yang ambruk ini masih terlihat jejak radiasi cahaya yang pernah muncul. Radiasi cahaya yang dahsyat telah membuat jaring pengaman anti maling di balkon dan jendela tampak larut tak bersisa, sementara berbagai material yang mudah terbakar telah berubah menjadi abu sejak lama.
Melewati area ini, di depan terpantul beberapa sinar yang memantul, tidak perlu ditebak, pasti itu adalah pusat ledakan. Suhu super tinggi di sini telah mengkristalkan bangunan dan tanah, membentuk hamparan luas materi kristal berkilauan.
Suara "Plak" terdengar dari reruntuhan, persis di lokasi tanda kehidupan yang dirasakan Zhou Liming.
Zhou Liming melakukan lompatan zong, lalu memantul, tubuhnya sudah mengambang di udara, kemudian terbang melayang di atas lokasi tanda kehidupan.
Yang mengejutkan Zhou Liming, di bawah reruntuhan itu seekor burung gundul yang seluruh tubuhnya seperti dibakar habis sedang meronta-ronta, terus-menerus bergulat di antara puing. Sayapnya penuh bekas luka, bahkan masih mengeluarkan hawa panas samar, membayangkan betapa dahsyatnya dampak radiasi cahaya tadi terhadapnya.
Setelah melihat Zhou Liming, burung itu hanya membuka paruh, sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara.
"Ini... ini Phoenix?"
"Zhou Liming tidak tahan tersenyum tipis, tak disangka burung Phoenix yang biasanya tampil perkasa itu sekarang terlihat seperti ayam kalkun, tanpa sehelai bulu merah menyala tersisa. Melihatnya menerjang sebentar lalu berhenti terengah-engah, bahkan Zhou Liming pun merasa heran, "Sialan, ini sudah dipanggang sampai matang, masih bisa hidup?"
Di lokasi tak jauh, tubuh raksasa Ikan Tanduk Sapi tergeletak terbalik bagai ikan kehabisan air, sesekali masih meronta-ronta.
Tak berbeda dengan Burung Api, sisik kuning muda Ikan Tanduk Sapi telah lenyap, tubuhnya menghitam seperti gosong terbakar. Sayap kecilnya bahkan tak menyisakan ampas setelah terpapar radiasi. Ekornya pun kini gundul. Setiap kali mulutnya membuka, yang keluar justru lingkaran asap putih.
"Dua orang aneh!" Gerutu Zhou Liming sambil mendarat lembut di samping Burung Api.
Begitu dekat mengamati binatang buas tingkat raja level enam, bagi manusia mustahil dilakukan. Tapi sekarang Zhou Liming justru hanya berjarak setengah meter dari Phoenix ini.
Mungkin ketahuan Zhou Liming mendekat, Phoenix gelisah meronta. Terlihat ia berjuang bangun dengan susah payah, sementara seluruh tubuhnya gemetar, seberkas kobaran api kecil muncul tapi belum sempat menutupi tubuhnya sudah padam. Memaksakan penggunaan skill wujud aslinya membuat Phoenix menghabiskan tenaga terakhirnya, lalu jatuh dengan keras di atas reruntuhan.
Zhou Liming berjalan mendekat, menendang pantatnya dengan kaki. Phoenix hanya menggerakkan kepalanya, meski kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa.
“Sialan, kalau membunuh binatang buas bisa dapat pengalaman, apa aku akan langsung naik beberapa level jika menghancurkan mereka sekarang?” Pikiran aneh ini muncul di benak Zhou Liming yang terlalu banyak bermain game. Tapi mengingat jumlah binatang buas yang sudah mati di tangannya, dari dulu sampai sekarang tak ada perubahan meski sehelai bulu pun.
Tubuh gundul Phoenix masih cukup besar, setidaknya 200-300 kilogram. Ditambah dengan ikan bertanduk sapi yang dihitung dengan satuan ton ini, Zhou Liming benar-benar bingung bagaimana cara mengeluarkan mereka.
Zhou Liming mengusap dagunya sambil berdiri di samping Phoenix. Ia menangkap kobaran amarah di mata burung itu, lalu tertawa terbahak sambil bergumam: “Bagaimana caranya menjinakkan mereka? Memukulinya? Jangan bercanda! Dalam kondisinya sekarang, mungkin baru kusentuh saja sudah hancur total, apalagi dihajar? Tapi bukankah aku sendiri yang membuatnya seperti ini? Seharusnya mereka tidak perlu memelas seperti babi hutan padaku.”
Masalah rumit ini membuat Zhou Liming kehilangan kendali. Mungkin jika dia menyelamatkan mereka, lalu mereka berterima kasih dan patuh... Sial, jangan-jangan setelah pulih mereka malah melempar kobaran api atau panah es. Jika begitu, dia akan jadi petani yang menghangatkan ular di dada!
Setelah mondar-mandir beberapa kali, Zhou Liming tiba-tiba terlihat mendapat ide. Dengan senyum licik dia menatap tajam Phoenix, duri tulang di punggung tangannya tiba-tiba menyembul keluar.
Mata Phoenix langsung menunjukkan tatapan panik. Tapi Zhou Liming tidak menusukkan duri itu ke tubuhnya. Sebaliknya, dia menggores jarinya sendiri dengan lembut. Kulit setebal peluru pun terkoyak, darah segar mengalir deras. Dengan tangan berlumuran darah, dia mulai menekan-nekan titik tertentu di kepala Phoenix.
"Aneh, solusi ini tidak berhasil? Proses penetesan darah untuk pengikatan kepemilikan ini, bukankah ini metode mengikat kontrak?!"
Melihat tidak ada efek, Zhou Liming berpikir sejenak, lalu memperlebar lukanya dan menuangkan darah yang mengalir ke mulut Phoenix dan Ikan Tanduk Sapi.
Saat ini Zhou Liming sudah tidak peduli, anggap saja memberi mereka minum. Mungkin gen ajaib dalam tubuhnya akan berefek?
Setelah menunggu setengah jam di samping mereka, kekecewaan Zhou Liming bertambah - darahnya terbuang percuma tanpa reaksi apapun. Satu-satunya hasil mungkin Phoenix dan Ikan Tanduk Sapi yang meminum darahnya jadi lebih bertenaga dalam meronta-ronta.
"Sialan!" Zhou Liming menggaruk-garuk rambutnya yang acak-acakan, memandangi dua pasien ini dengan rasa tidak terima.
Zhou Liming mengumpat kesal: "Aku sialan mempertaruhkan nyawa masuk ke sini, aku sialan susah payah! Kalian setidaknya harusnya berterima kasih dong?" Dia jelas tahu binatang buas tingkat Raja memiliki kesadaran tertentu, tidak seperti binatang buas biasa yang linglung hanya mengandalkan naluri.
Setelah puas mengumpat, Zhou Liming melihat lapisan debu di langit perlahan tersapu angin laut. Tanpa pikir panjang, dia langsung mendekati Phoenix, meraih leher gundulnya dengan kasar. Bobot ratusan kilogram diangkatnya dengan mudah, menyebabkan matanya terbalik putih.
Berpindah ke Ikan Tanduk Sapi, dia mencengkeram tanduknya tanpa basa-basi. Dengan kibasan keras sayapnya, dua binatang buas yang dikibas-kibaskan seperti ayam ini dibawanya melintasi lapisan debu, hutan pantai, dan bangunan. Mereka menghindari pantauan satelit di atas dan menghilang di dalam Kota Yue B.
