Belakang garis pertahanan tentu mustahil tahu Zhou Liming sedang mengusili, lapisan debu yang menghalangi membuat mereka menjadi buta selama beberapa jam.
Saat lapisan debu tersapu angin laut, segala sesuatu di bawahnya terpampang jelas. Sebagian besar kota telah berubah menjadi reruntuhan, meskipun menyedihkan, tapi mengingat Kota Yue B masih berada di tangan kawanan binatang buas dan waktu pengembalian ke tangan manusia masih belum pasti, mereka yang awalnya bersedih segera menemukan ketenangan.
Dengan menggunakan berbagai kamera, target tak ditemukan. Setiap orang saling tersenyum.
Untuk memastikan kedua binatang buas itu telah mati, setelah berkoordinasi dengan Amerika, satelit mata-mata AS sementara dipindahkan untuk melakukan pemindaian tes kehidupan. Setelah dikonfirmasi tak ada tanda-tanda kehidupan di seluruh wilayah Kota Yue B, semua orang akhirnya menarik napas lega, berpelukan sambil tertawa, merayakan kesuksesan operasi penghancuran dua makhluk buas yang berpotensi mengancam masa depan manusia.
Negara-negara lain yang menyaksikan seluruh proses serangan nuklir tidak menunjukkan reaksi apapun terhadap penggunaan senjata nuklir. Jika posisi mereka ditukar, pasti juga akan menjalankan skema yang sama.
Namun serangan nuklir ini membeberkan masalah: tak ada cara membuktikan seberapa kuat sebenarnya daya tahan binatang buas jenis ini, apakah bisa menahan serangan meriam elektromagnetik berat. Kedua binatang buas itu mati terlalu cepat, bahkan ampas pun tidak tersisa, sehingga mustahil mendapatkan data apapun.
Berbeda dengan perayaan di area belakang garis pertahanan, Zhou Liming justru seperti kuli yang menggendong dua makhluk legendaris puncak rantai makanan ini sambil terbang di ketinggian rendah.
"Hmm, binatang buas level enam apa artinya? Yang aku bawa sekarang ini yang tingkat tertinggi! Sebentar mau dikukus satu atau dipanggang satu, ya? Haha!" Zhou Liming yang berpegang pada semangat AQ ini terus tertawa. Berat dua binatang buas ini baginya bukan masalah, hanya agak mengganggu saat terbang.
Perlu diketahui, tubuh Ikan Tanduk Sapi memiliki panjang lebih dari sepuluh meter, benar-benar merupakan raksasa.
Setelah meninggalkan Kota Yue B, Zhou Liming akhirnya memahami alasan mengapa bom nuklir tidak bisa membunuh kedua binatang buas ini.
Phoenix termasuk berelemen api, serangan berbasis api hampir tak mempan padanya. Di bawah serangan nuklir, meski radiasi cahaya sangat ekstrem dan kobaran api yang menggulung mampu menghanguskan segalanya, bagi Phoenix ini tidak mematikan. Dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, wujud asli Phoenix masih bisa bertahan dari radiasi cahaya. Yang hancur hanyalah epidermis dan bulu-bulunya. Meski bagian internal juga mengalami cedera parah, konstitusi fisiknya yang kuat tetap memungkinkannya bertahan hidup.
Prinsip yang sama berlaku untuk Ikan Tanduk Sapi.
Suhu gelombang air Ikan Tanduk Sapi itu serendah apa? Sinar radiasi nuklir yang bertemu dengan suhu super rendah yang mengontrolnya, kekuatan mematikannya secara alami berkurang drastis. Selain itu, sisik Ikan Tanduk Sapi juga merupakan keberadaan yang aneh. Setelah berhasil menghancurkan gelombang air, sinar radiasi akhirnya terhalang oleh sisik tersebut. Namun karena kekuatan sinar radiasi jauh melampaui gelombang air dan bersifat sangat dominan, Ikan Tanduk Sapi memang bertahan hidup, tapi juga mengalami cedera parah yang tidak kalah buruk dari Phoenix.
Sebenarnya prinsip lima elemen yang saling mengontrol inilah alasan sebenarnya mereka bisa selamat dari serangan nuklir.
Jika digantikan dengan binatang buas biasa yang tidak memiliki skill tubuh asli dan tidak memiliki hubungan saling mengontrol, menghadapi serangan nuklir mungkin benar seperti yang dirayakan di area belakang garis pertahanan - bahkan ampas pun tidak tersisa.
Bagaimanapun juga, fakta bahwa Phoenix dan Ikan Tanduk Sapi bisa bertahan hidup dari serangan nuklir meski terluka parah merupakan keberadaan yang sangat abnormal. Logika prinsip Yin-Yang dan lima elemen yang saling berlawanan ini mustahil diketahui oleh pihak belakang. Dengan keyakinan penuh pada senjata nuklir, mereka punya alasan untuk percaya bahwa segala jenis binatang buas bisa dihancurkan dengan nuklir.
Kembali ke Provinsi Guangxi, Zhou Liming tidak pulang ke kota kecil. Dia menyelinap masuk ke 100.000 pegunungan, menemukan tempat dengan aliran sungai kecil, lalu melemparkan kedua makhluk itu ke tanah.
Tindakan kasar Zhou Liming langsung membuat kedua binatang buas itu menjerit lemah. Saat ini permukaan tubuh mereka hampir terpanggang matang, sentuhan ringan saja bisa membuat daging mereka terkelupas. Apalagi dengan lemparan kasar ini - hasilnya bisa ditebak. Rasa sakitnya membuat kedua binatang buas itu hampir tercekik.
Setelah menciduk beberapa teguk air dari sungai kecil, Zhou Liming mengambil sehelai daun besar dan menggulungnya menjadi bentuk ember. Dia memberikan air kepada kedua binatang itu, lalu duduk diam-diam di bawah sebongkah batu.
Zhou Liming sekarang perlu mengatur ulang pemikirannya. Saat akan kembali menyusuri zona radiasi, hatinya masih merasa khawatir.
Seperti di India dulu, hanya dalam satu malam dirinya sudah mengalami perubahan. Dari Guangdong kembali ke Guangxi sambil membawa dua bajingan ini. Ditambah sikap enggan menonjol, menghabiskan satu setengah jam. Kini bersembunyi di sini, bahkan satelit tercanggih pun mustahil menemukannya.
Phoenix dan Ikan Tanduk Sapi, dua musuh yang tadi saling bunuh ini, kini pasrah berdekatan. Sesekali terdengar erangan parau dari mereka.
Zhou Liming mengabaikan mereka. Ia melayang pergi, setengah jam kemudian kembali dengan seekor babi hutan sekitar 100 jin. Di tepi sungai, duri tulangnya muncul. Membelah perut, mengeluarkan organ-organ dalam, mencucinya bersih. Setelah merangkai ranting, api dinyalakan. Mulailah proses memanggang.
Setelah dipanggang hampir matang, menggunakan pengetahuan alam terbuka yang diajarkan Huang Dazhuang di X, Zhou Liming mencari beberapa jenis rempah liar. Kedua tangannya meremas-remas hingga menjadi serbuk, lalu ditaburkan di atasnya.
Dalam keadaan kedua binatang buas itu tak bisa bergerak, Zhou Liming makan sampai kenyang dulu, baru kemudian menyobek tumpukan daging dan melemparkannya ke dekat mereka.
Dua raja binatang buas yang sombong ini awalnya menolak, namun aroma panggang yang ditaburi rempah membuat mata mereka melotot lebar. Setelah menghabiskan tenaga menyusu untuk melawan serangan nuklir tadi, perut keroncongan akhirnya memaksa mereka menanggalkan kebanggaan dan mengunyah persediaan makanan ini.
Zhou Liming bersandar di bawah pohon sambil hehe tertawa lebar. Siapapun yang melihat binatang ganas ini dalam kondisi terpuruk seperti ini pasti merasa puas di hati.
Malam itu, Zhou Liming tidak tidur sama sekali, hanya duduk terus seperti itu hingga fajar menyingsing. Perubahan tak wajar akibat radiasi yang pernah dialaminya di India ternyata tidak kambuh. Hal ini membuatnya merasa sedikit kecewa sekaligus senang, namun tetap ada kekhawatiran samar: "Jangan-jangan ini hanya bersembunyi di dalam tubuh, menunggu beberapa tahun atau belasan tahun baru akan pecah?"
Memikirkan kehidupan di masa depan yang harus terus-menerus khawatir akan masalah ini, Zhou Liming kembali mengumpat beberapa kali.
Yang mengejutkan Zhou Liming, kedua binatang buas ini benar-benar aneh. Hanya dalam semalam, lapisan kulit mereka yang terbakar radiasi cahaya mulai retak-retak, muncul celah-celah. Melalui retakan ini terlihat lapisan kulit baru yang merah dan lembut sedang tumbuh di dalam.
Mungkin karena kondisinya sudah membaik, kedua binatang buas ini akhirnya memiliki tenaga untuk mengeluarkan suara.
Tapi yang aneh, kedua belah pihak yang dulu seperti air dan api yang tak bisa bersatu ini, sekarang bisa duduk berdampingan dengan keadaan masih relatif damai.
Kemarin babi hutan sebesar itu Zhou Liming hanya makan sedikit, jadi hari ini tidak perlu berburu lagi. Dia menyalakan api, memanaskan babi hutan, lalu merobek sepotong daging berminyak dan melahapnya dengan lahap. Anehnya, di 100.000 pegunungan ini satwa liar sangat melimpah, tidak mengalami krisis kepunahan meski era binatang buas telah tiba.
Suara "ji-ji" "li-li" membuat Zhou Liming menoleh. Dia melihat binatang buas itu menatapnya dengan wajah memelas.
Phoenix masih lumayan, ukurannya hanya sedikit lebih besar dari elang raksasa. Tapi Ikan Tanduk Sapi benar-benar seperti hiu raksasa. Daging yang diberikan kemarin hanya cukup untuk mengisi celah giginya saja.
"Semoga kalian berdua bukan serigala pengkhianat!" Zhou Liming yang sudah memutuskan untuk memanfaatkan mereka, tentu tidak mungkin tidak memberi makan. Dari tatapan mata mereka, sudah terlihat perubahan apakah akhirnya tidak menimbulkan permusuhan terhadapku? "Mungkinkah darahku kemarin berefek menciptakan kontrak hantu macam apa ini?"
Zhou Liming menggelengkan kepala sambil menepuk dahinya. Sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda keterhubungan batin apapun. Kontrak itu hanyalah khayalannya sendiri belaka.
Sebagian besar babi hutan ternyata tidak cukup untuk mereka. Terpaksa, Zhou Liming harus bersusah payah lagi. Kali ini yang dibawanya adalah babi hutan raksasa seberat 400-500 jin. Kepalanya berlubang menganga akibat tusukan duri tulang Zhou Liming, hampir seluruh tengkoraknya hancur.
Dipotong menjadi belasan bagian, lalu ditusuk dan mulai dipanggang.
Dalam beberapa hari berikutnya, Zhou Liming akhirnya menyaksikan kengerian sesungguhnya dari binatang buas tingkat raja. Meski mengalami cedera parah yang tak terbayangkan, lapisan permukaan yang dibakar habis itu perlahan retak. Lapisan gosong tersebut akhirnya terlepas, memperlihatkan kulit lembut yang baru di bawahnya.
Phoenix masih gundul, namun di epidermisnya mulai muncul tonjolan-tonjolan kecil dengan aura merah samar—pertanda bulu-bulu baru sedang tumbuh dan siap menembus keluar dari tubuh.
Sementara di lapisan permukaan ikan bertanduk, sisik-sisik ikan berwarna kekuningan muncul berlapis-lapis, membuatnya tampak seperti ikan mas raksasa.
Entah mengapa, Zhou Liming merasakan mereka telah mengalami lompatan kuantum. Meski belum pulih sepenuhnya, aura yang mereka pancarkan kini jauh lebih mengerikan dibanding sebelumnya. Medan energi yang hanya dimiliki raja itu semakin kuat, membuat jantungnya berdebar-debar ketakutan.
“Mungkinkah radiasi membuat mereka promosi? Seperti saat aku di India dulu?”
Prediksi ini membuat Zhou Liming gemetar sepenuh badan. Andai saja dua binatang buas ini tidak menunjukkan permusuhan dan justru memiliki keakraban tertentu, saat menarik kesimpulan ini, Zhou Liming pasti sudah kabur lebih cepat dari kelinci. Setelah Raja level enam naik tingkat... Bukankah ini berarti jadi Raja level tujuh? Makhluk seperti apa ini sebenarnya?
Beberapa hari kemudian, Phoenix yang bulunya belum tumbuh sudah bisa berlarian kacau ke segala penjuru. Sedangkan Sapi Bertanduk tanpa sayap kecil, tak ada solusi untuk terbang ke udara, hanya bisa berguling-guling di tanah.
Tapi Zhou Liming memperhatikan, bulu Phoenix sudah mulai menampakkan sedikit tanduk. Dapat dilihat bulu baru ini berwarna merah menyala yang sangat cerah, jauh lebih indah dibanding bulu merah tuanya yang sebelumnya. Sedangkan sisik Ikan Tanduk Sapi tidak lagi berwarna kekuningan, melainkan keemasan seperti logam mulia. Di bawah sinar matahari, kilauan emasnya yang menyilaukan mampu membuat mata perih.
Menyaksikan perubahan drastis hanya dalam seminggu lebih, Zhou Liming akhirnya benar-benar memahami makna "terlahir kembali dari api".
Tapi Zhou Liming tidak tahu apakah ini hal baik atau malapetaka... Jawaban atas taruhan besarnya terhadap mereka masih menjadi misteri.
