Memang Shao Weiguo prajurit super tingkat lima, tapi dasarnya gen binatang buas level lima didapatnya secara tak sengaja saat masih jadi pegawai biasa di dinas pengairan. Sebelum era binatang buas, kerjanya cuma ngobrol ngalor-ngidul, menyeruput teh di kantor. Konstitusi fisiknya tidak terlalu kuat, belum pernah dapat latihan khusus. Segala serangannya cuma mengandalkan naluri dari gen binatang buas yang meresap.
Alasan sebenarnya bisa jadi tiga raksasa kota ya karena gen binatang buas level limanya itu.
Bagi prajurit super level tiga dan empat, Shao Weiguo yang hanya satu atau dua level di atas mereka bagai kecoa yang tak bisa mati. Menggunakan skill bentuk pun paling-paling hanya membuat lawan mengalami luka ringan. Begitu lawan melancarkan serangan balik, diri mereka sendiri diperkirakan akan hancur lebur tanpa sisa. Kekejaman hierarki kemampuan ini juga berarti level apa yang kau miliki, kekuasaan sebesar itulah yang bisa kau raih.
Tapi Zhou Liming berbeda. Di X, dia menerima pelatihan profesional. Meski hanya beberapa bulan, para pelatih yang bertanggung jawab menjelaskan materi tidak lain adalah pasukan elit militer.
Serangan kilat Shao Weiguo yang secepat kilat memang penuh aura. Tapi nasibnya tidak jauh lebih baik dari bawahannya. Langsung ditangkap Zhou Liming dengan lompatan ruang yang mencengkeram kedua kakinya, lalu diayunkan seperti kincir angin besar dan dihantamkan ke lahan pertanian di bawah hingga terbenam dalam tanah. Selama setengah hari dia tak bisa meronta keluar.
Puluhan prajurit super yang berdatangan setelah mendengar kabar itu secara alami kaget dan marah.
Zhou Liming sama sekali tidak merasa terganggu oleh kerumunan orang yang mengerubunginya, dengan tangan terlipat ia tetap menggantung di udara, lalu melambai ke arah puluhan orang yang datang tersebut.
"Sial, terlalu angkuh! Kalian semua, serang!"
Begitu pekikan terdengar, para prajurit super yang telah bertransformasi ke wujud binatang buas itu langsung mengeroyok Zhou Liming dengan berbagai skill bentuk mereka yang sangat beragam.
Seberapa kuatkah prajurit binatang buas level tiga-empat? Zhou Liming bahkan bisa mengabaikan skill bentuk prajurit super tingkat lima, apalagi mereka. Karena itu ia sama sekali tidak berniat menghindar, tetap melipat tangan sambil membiarkan berbagai serangan itu menghujam tubuhnya. Ledakan energi pun menyala-nyala membentuk titik-titik destruktif yang semena-mena.
Dentuman Braak bergemuruh, kilatan cahaya ledakan energi berwarna-warni berpendar di siang bolong, tetap memancarkan kilauan yang menyilaukan.
Shao Weiguo dengan susah payah bangkit dari lubang, seluruh tubuhnya berlumpur, terlihat sangat kewalahan. Tenaga menghantam dari Zhou Liming yang baru saja diayunkan, jelas bukan hal yang bisa ditahan orang biasa. Sebagai prajurit super tingkat lima, Shao Weiguo hampir merasakan sensasi seperti diremukkan.
Melihat Zhou Liming sama sekali tidak menghindari puluhan skill bentuk ini, Shao Weiguo paham: meski memiliki tubuh prajurit super tingkat lima sekalipun, dirinya tak berani menangkis serangan skill bentuk tersebut. Dengan puluhan prajurit super level tiga atau empat, andai posisinya ditukar, pasti sudah hancur jadi ampas.
Namun saat kilatan skill bentuk itu menghilang, Zhou Liming tetap menggantung di udara dengan tangan terlipat. Semua orang lumpuh ketakutan - inilah yang disebut "kekuatan sejati".
"Wuih, kalian begini tidak bisa. Apa tidak minum ASI?" Sindiran Zhou Liming makin menjadi, "Berdiri diam saja kalian pukul, tetap tak bisa melukai aku. Kalau aku bergerak, apa bedanya kalian dengan orang biasa?" Dia tertawa terbahak tanpa peduli wajah memerah para prajurit itu.
Bulu-bulu Shao Weiguo penuh lumpur, menatap tawa terbahak Zhou Liming dengan perasaan pahit di hati. Pemuda yang entah dari mana muncul ini terlalu kuat. Dengan kemampuannya, seharusnya dia bisa mengumpulkan kekuatan besar, mengapa harus datang ke sini membuat masalah dengan kami? Mungkinkah dia benar-benar mengincar kota ini?
Baru saja menggunakan skill bentuk, sebagian wajahnya terlihat kelelahan, sementara sebagian lain masih bersorotan hidup. Perbedaan kemampuan terlihat jelas.
Zhou Liming yang berniat menghabiskan tenaga mereka, setelah tertawa melepaskan tangan yang tergenggam, tersenyum: "Barusan kalian dipukul dengan mantap? Sekarang giliranku kan?"
Di hadapan kecepatan jenis ini Zhou Liming, hasilnya bisa ditebak. Seluruh batalyon penjaga yang bertanggung jawab atas keamanan pinggiran kota, semuanya menjerit histeris dengan wajah babak belur sambil mengerang kesakitan. Hal yang membuat mereka semakin benci dan mengatupkan gigi adalah, setelah menghajar semua orang, Zhou Liming justru pergi dengan santai membawa kawanan ini. Tak ada yang tahu apa maksud sebenarnya.
Jika di hari pertama Shao Weiguo menjadi bahan tertawaan, kejadian hari ini sama sekali tidak lagi bisa ditertawakan oleh siapapun.
Batalyon penjaga pinggiran kota ini memiliki kuantitas prajurit super terbanyak dengan level pembagian yang sangat tinggi, namun justru dipukul sampai Gigi Berserakan di Lantai. Hal ini sulit dipercaya oleh siapapun. Tapi bagi yang pernah melihat para prajurit super ini dengan mata kepala sendiri, ekspresi wajah babak belur mereka mana mungkin bisa dipalsukan?
Kabar semacam ini secara alami menyebar bagai angin keseluruh kota dalam sekejap. Manusia-manusia saling berbisik-bisik penuh ketakutan.
Seketika, pemuda pengendara babi menjadi topik pembicaraan saat minum teh setelah makan. Tentu saja, lebih banyak orang yang masih cemas tak tertahankan—prajurit super bergelar penjaga kota ternyata tidak akan tahan serangan, bagaimana bisa mengandalkan mereka untuk menjaga keamanan seluruh kota?
Tapi yang lebih banyak, manusia tetap penasaran: orang seperti apa yang bisa mengendalikan binatang buas?
Menyikapi situasi ini, Shao Weiguo secara alami dipanggil ke Departemen Pengelolaan Kota. Mereka yang mendengar prosesnya semua diam. Kemunculan Zhou Liming bagaikan makhluk luar biasa, mungkinkah benar seperti yang dikatakan Zhou Liming bahwa tujuannya adalah kota ini? Tapi dengan kemampuannya, dengan mudah bisa membunuh siapapun yang menghalanginya. Menduduki kota ini adalah hal yang sangat sederhana.
Yang membuat Komandan Shao Weiguo hampir runtuh mental adalah, keesokan harinya Zhou Liming muncul tepat waktu lagi di pagi hari, lalu membawa kawanan babi hutannya menghajar habis-habisan para prajurit super bawahan sebelum pergi dengan angkuh. Ini membuat Shao Weiguo bingung: lebih baik turun tangan langsung atau bersembunyi di dalam kota demi keamanan?
"Daripada wajahku dihajar sampai mirip babi, mending jadi kura-kura yang bersembunyi untuk lolos dari maut. Toh sama-sama memalukan."
Beberapa hari berikutnya, Zhou Liming terus muncul tepat waktu, memukuli orang-orang sampai para prajurit super menderita sengsara sebelum pergi. Setelah beberapa hari, Shao Weiguo memilih pasrah. Di jam-jam tersebut, dia pura-pura tidur saja - toh kalau keluar juga cuma jadi sasaran pukulan.
Melihat komandan bersikap demikian, para prajurit super lainnya juga belajar pintar. Mereka menghitung kebiasaan waktu muncul Zhou Liming, lalu bersembunyi massal tepat di jam tersebut.
Warga biasa yang sibuk sejak pagi, sama seperti para prajurit super, sudah lama terbiasa dengan pola kemunculan Zhou Liming yang tepat waktu. Lagipula dia takkan membunuh, paling-paling menghajar beberapa orang lalu pergi, tidak mencari masalah dengan orang biasa seperti kami, jadi tak perlu takut. Setiap kali Zhou Liming muncul, warga biasa tetap sibuk memanen padi, sementara tak satu pun prajurit super terlihat, sama sekali mengabaikan kehadirannya.
Setelah beberapa kali begini, Zhou Liming justru tak merasa apa-apa, selalu memperlihatkan senyuman sebelum pergi.
Setiap momen seperti ini, para prajurit super yang bersembunyi di tempat tersembunyi selalu menarik napas lega lalu bersorak-sorai. Perasaan lega karena akhirnya mengantar pergi si wabah ini membuat semua orang berseri-seri, toh siapa yang rela setiap hari dipukul sampai wajahnya mirip babi?
Membalas?
Di hadapan orang aneh besar ini, bahkan skill bentuk pun tak berguna. Dengan kombinasi seni bela diri yang kejam dan kecepatan abnormal yang tak wajar, siapa pun yang nekat pasti akan berakhir dengan wajahnya mirip babi dan mata panda yang jadi bahan ejekan. Ini bukan keberanian, melainkan kebodohan.
Bisa dikatakan tanpa berlebihan, Zhou Liming saat ini telah menanamkan bayang-bayang dalam hati mereka.
Setelah beberapa kali pengulangan seperti ini, ketika semua orang mengira Zhou Liming mungkin sudah menyerah, tiba-tiba dia muncul lagi dengan sangat normal.
"Sudah lewat pukul delapan belum?"
Kalimat pembuka wajib para prajurit super sekarang adalah ini. Tidak ada pilihan lain - sebelum pukul delapan mereka harus mengurung diri di dalam kota. Keluar sedikit saja pasti langsung dihajar sampai wajahnya mirip babi. Yang anehnya, Zhou Liming sama sekali tidak berniat masuk kota, hanya berkeliaran di luar tembok. Ini memunculkan intuisi bahwa dia tidak akan masuk kota. Tapi Mengapa? Siapa yang bisa menjelaskannya dengan jelas?
Hari baru, para prajurit super yang sudah terbiasa, tetap menunggu hingga pukul delapan baru menjalankan tugas patroli di luar kota.
"Bahaya! Si pengendara babi itu, dia datang lagi!"
Menghadapi orang yang heran, prajurit super lainnya sama sekali tidak menghiraukan. Kabar apa ini? Bukankah semua orang tahu si pengendara babi akan muncul setiap hari di jam-jam seperti ini? Jadi mereka terus ngobrol ngalor-ngidul, hanya menunggu lewat pukul delapan untuk melakukan kegiatan di luar.
Zhou Liming benar-benar berdiri di luar kota, memandang hamparan ladang yang sudah dipanen. Hanya tersisa sedikit batang jerami kering, membuat seluruh ladang berubah menjadi kelabu. Jerami-jerami kering itu setelah dijemur, sudah diangkut ke dalam kota. Kehilangan persediaan seperti gas dan bahan bakar alam, kota ini sejak lama kembali ke era primitif menggunakan kayu bakar.
Di dalam kota memang ada generator, tapi mesin-mesin yang membutuhkan minyak ini tak ada yang sanggup menghidupinya. Semua minyak sudah dipakai untuk mesin pertanian seperti mesin panen dan alat pengolah tanah, sama sekali tidak ada pasokan minyak berlebih untuk generator-generator ini.
Sebuah kota mungkin tampak memiliki semua elemen vital, tapi begitu kehilangan dukungan dari belakang, pasokan listrik dan air yang paling dasar terputus, kota akan terjerumus dalam kekacauan.
Seperti biasa, Zhou Liming hanya berdiri sebentar di sini lalu pergi. Tapi yang berbeda hari ini, Zhou Liming tidak benar-benar pergi. Dia berputar ke kota kecil tak jauh, memanfaatkan kecepatan mengerikannya untuk menyusup ke dalam kota lewat bangunan-bangunan sebelum para prajurit super mulai berpatroli.
Kota modern berbeda dengan kota kuno. Yang terakhir memiliki tembok tinggi, sementara yang pertama bisa dimasuki dari arah mana saja asalkan kau mau.
Sejujurnya, Zhou Liming saat ini bahkan merasa dirinya sendiri tidak punya keinginan atau tuntutan, hidup dalam kebebasanku. Jenis kehidupan seperti ini memang baik. Tapi dia memahami bahwa hidup seperti ini tidak mungkin bertahan lama. Manusia adalah makhluk sosial, mustahil hidup sendirian dalam kesepian selamanya. Karena itu Zhou Liming membutuhkan tempat untuk menetap.
