Proses penegakan hukum oleh Penegak Hukum membuat Zhou Liming memahami arti kekejaman.
Dengan langkah kurang wajar di jalanan kota, tepat pukul sembilan - waktu distribusi sarapan. Gemuruh lonceng bergema, pada detik ini orang-orang yang sebelumnya murung tiba-tiba mempercepat langkah mereka, membanjiri alun-alun pemerintah kota. Dari gedung-gedung residensial di tepi jalan dan sub-zona, terus-menerus muncul orang-orang yang Melebur ke kerumunan jalanan.
Jalanan yang awalnya sepi segera dipadati orang, bagai jalan bisnis di metropolis internasional.
Para Penegak Hukum yang memiliki kemampuan terbang, muncul di angkasa atas jalanan, memandang dingin ke kerumunan di bawah. Di bawah pengawasan mereka, masyarakat yang telah memahami sifat dingin para Penegak Hukum ini tidak berani berbuat kacau. Semua secara sukarela berjalan tertib, dengan cepat membentuk barisan panjang bak naga di sepanjang jalan.
Zhou Liming kembali merasakan pahitnya antrean, sensasi yang telah jauh darinya selama setengah tahun.
Dengan ketertiban yang baik, pergerakan antrean berlangsung sangat cepat. Barisan yang awalnya tampak tak berujung, hanya dalam setengah jam telah tuntas dilayani.
Di alun-alun pemerintah yang raksasa, sejumlah besar prajurit super juga menjaga ketertiban. Implementasi hukum keras membuat tak seorang pun berani menantang kewibawaan Penegak Hukum. Proses distribusi sarapan untuk puluhan ribu orang ini berjalan lancar tanpa hambatan: tidak ada kerumunan padat, perlawanan, apalagi keriuhan. Semua proses selesai dalam keheningan. Hanya dalam satu setengah jam, sarapan untuk puluhan ribu orang telah terdistribusi sempurna.
Jalanan yang baru saja masih dipadati orang, kembali ke keadaan sunyi. Mereka yang telah menerima sarapan, umumnya akan bersembunyi kembali ke sarang masing-masing.
Yang Zhou Liming terima adalah sebuah kotak makanan besi. Bubur di dalamnya tidak banyak. Sangat tidak beruntung, tidak perlu menyebut sayuran, bahkan sebatang acar pun Zhou Liming tidak mendapatkan. Untuk jatah pemerintah tingkat terendah, sarapan biasanya tidak dilengkapi lauk - hanya sedikit bubur putih tawar. Setiap minggu ada dua hari dimana diberi sedikit kristal garam, untuk memastikan orang-orang tidak jatuh sakit karena kekurangan garam.
Dalam hukum yang keras, persediaan makanan yang diterima tidak diizinkan untuk dibuang percuma. Jika melanggar, konsekuensinya akan sangat serius.
Setiap kotak makanan yang telah habis dimakan harus disimpan dengan baik. Saat makan malam nanti, semua akan diserahkan kembali secara terpusat untuk dicuci. Kotak-kotak ini akan digunakan lagi untuk sarapan di hari kedua setelah proses pencucian.
Untuk larangan menyia-nyiakan makanan, Zhou Liming bisa memahaminya. Pasalnya, pasokan pangan saat ini sangat terbatas, hanya mengandalkan hasil lahan pertanian untuk menghidupi puluhan ribu orang ini. Berharap bantuan dari negara di area belakang garis pertahanan terasa tidak realistis, mengingat persediaan makanan di sana juga sangat minim - 800 juta orang tinggal di provinsi miskin, hasil panen sama sekali tidak cukup untuk mempertahankan populasi sebesar itu.
Oleh karena itu, lebih baik memperkuat kemandirian daripada berharap pada pertolongan negara.
Zhou Liming menyeruput bubur dalam kotak makanan hingga habis. Meski tidak memiliki rasa apapun, bagi yang sudah beberapa hari makan daging panggang, ini justru memberikan rasa segar. Dengan meremas kotak makanan di tangannya hingga menjadi gumpalan logam, ia melemparkannya ke tong sampah sebelum kembali menjelajahi kota.
Kota yang dibangun di zona yang dikuasai binatang buas ini, dengan populasi manusia yang padat, secara alami akan menarik kemunculan berbagai jenis makhluk buas.
Hanya dalam satu pagi, Zhou Liming telah menyaksikan beberapa insiden binatang buas menyerbu kota. Makhluk-makhluk dengan kemampuan terbang ini dapat dengan mudah melewati pinggiran kota, memasuki wilayah udara perkotaan. Begitu prajurit super yang sedang berpatroli lambat merespons, mereka akan menyambar ke bawah, memburu manusia untuk dibunuh atau ditelan.
Hal seperti ini mustahil dihindari. Faktanya, bahkan kota-kota belakang garis pertahanan pun mengalami hal serupa, apalagi tempat ini?
Serangan binatang buas yang muncul sporadis biasanya baru bisa diatasi setelah menimbulkan korban jiwa tertentu, ketika prajurit super akhirnya tiba. Jika beruntung, mereka berhasil menghancurkan makhluk-makhluk ini. Jika tidak, bahkan harus mengorbankan prajurit super demi mengusir atau membunuh penyusup ini. Tak heran banyak yang menyindir prajurit super sebagai "pemadam kebakaran", "prajurit analisis post-factum", sekadar pembersih kotoran.
Kota Xiyang sebenarnya tidak kecil, di sini tidak ada radar, tidak ada garis pertahanan, dan yang bertanggung jawab atas patroli pengawasan di area pinggiran hanya kurang dari seratus prajurit super. Tentu saja mustahil untuk sepenuhnya menghentikan binatang buas. Bahkan Zhou Liming pernah menyaksikan seekor binatang buas terbang level empat yang ganas, secara paksa menerobos dari tangan belasan prajurit super, lalu menyapu masuk ke dalam kota.
Kepiluan sebuah kota terletak pada ketidakmampuan mereka saat menghadapi binatang buas level tinggi - hanya bisa menatap pasrah saat makhluk-makhluk itu berbuat semena-mena, baru puas pergi setelah puas merusak.
Dalam proses ini, semua usaha menjadi sia-sia. Tak seorang pun mampu menghalangi mereka. Kita hanya bisa menanti sampai mereka bosan bermain, atau kenyang lalu pergi. Bahkan kota-kota di belakang garis pertahanan pun mengalami nasib serupa. Baru setelah meriam elektromagnetik mulai dipasang bertahap di kota-kota ini, hal memalukan seperti ini mulai berkurang.
Tapi apakah Kota Xiyang memiliki meriam elektromagnetik?
Jawabannya tentu tidak, bahkan prajurit super level tinggi di sini hanya ada tiga orang.
Mendekati tengah hari, suara pertempuran seolah datang dari timur Kota Xiyang, disertai ledakan energi khas skill bentuk yang bergema ke seluruh kota.
Manusia yang sudah terbiasa dengan hal seperti ini tentu tahu penyebabnya adalah invasi binatang buas. Awalnya tak ada yang menghiraukan, namun semakin sengitnya ledakan disertai banyaknya prajurit super yang mulai terbang ke timur, bahkan Penegak Hukum meninggalkan posisi dan melaju kencang di jalanan menuju timur.
Mereka yang lincah seolah menangkap aura bahaya. Yang penakut bersembunyi di udara, sedangkan yang berani justru berlari ke timur.
Dari balik dentuman, jerit kematian samar-samar terdengar dari timur. Tiba-tiba kilauan cahaya yang menyilaukan—bahkan lebih terang dari matahari—menyala sekejap di timur lalu lenyap. Namun gemuruh yang menyusul sungguh menggetarkan, terdengar jelas di seluruh kota.
Kemudian bunyi alarm kota mulai berbunyi, para prajurit super yang awalnya masih bertahan di posisi mereka, semua mulai berkumpul ke arah timur.
Hanya dari suara ledakan saja, Zhou Liming sudah tahu pasti ada binatang buas level tinggi yang hendak menerobos masuk ke kota, tapi dihadang oleh prajurit super di luar, lalu kedua belah pihak tentu terlibat pertempuran besar. Namun Zhou Liming tidak menyangka, seluruh 200-an prajurit di kota ini ternyata harus dikerahkan semua, mungkin level binatang buas yang datang pasti tidak rendah.
Membutuhkan 200-an prajurit super untuk menghadang, konsep apa ini? Dalam imajinasi Zhou Liming, sama sekali mustahil itu binatang buas tingkat lima, paling tidak level enam.
"Mungkinkah Phoenix atau Ikan Tanduk Sapi?"
Zhou Liming juga tidak berani memastikan, toh dua bajingan ini bukan tuan yang patuh. Ikan Tanduk Sapi masih lumayan, tapi karakter Phoenix memang suka cari masalah. Zhou Liming tak bisa menjamin mereka tidak akan membuat onar. Dengan kemampuan mereka, jika benar-benar menghabiskan energi, semburan apinya bisa menjadi bencana bagi kota ini. Korban jiwa bukan cuma beberapa orang, tapi ratusan bahkan puluhan ribu.
Tak ada alasan untuk ragu. Zhou Liming langsung berlari menuju zona timur kota.
Semakin dekat ke zona timur, skill bentuk di langit semakin berkilauan dengan berbagai warna. Seandainya dulu, mungkin dikira kembang api. Tapi energi ledakan yang semena-mena ini sungguh mematikan, bahkan udara terlihat terdistorsi dan bertumpang-tindih.
Memanfaatkan kekacauan, Zhou Liming menyapu ke gedung tinggi lalu memanjatnya. Beberapa saat kemudian, dia sudah mencapai atap gedung.
Memandang jauh ke arah, terlihat di luar zona timur puluhan super prajurit yang memiliki kemampuan terbang sedang terus-menerus melempar skill bentuk yang terbentuk di tangan mereka. Di daratan, hampir seratus super prajurit di bawah komando sedang mengerubungi dari kejauhan seekor binatang buas berwujud manusia berwarna biru yang besar, skill bentuk terus menerus menghujam tubuhnya, mengubur seluruh tubuhnya dalam kilatan cahaya.
Meskipun hanya dari penampakan samar, Zhou Liming tetap berhasil mengidentifikasi nama monster ini.
"Sial, bagaimana mungkin siluman jahat ini bisa muncul di sini?" Liming mengumpat kesal. Sebagai sosok luar biasa sendiri, fakta bahwa dia menyebut makhluk ini sebagai "siluman" sudah menunjukkan betapa mengerikannya binatang buas yang menerobos masuk ini - sama sekali bukan binatang buas biasa yang bisa disepelekan.
Data tentang binatang buas level enam memang tidak utuh, namun selama di X, dari seluruh binatang buas level enam yang pernah ditemukan, kesan paling membekas bagi Zhou Liming adalah binatang buas es level enam.
Siluman Es Level Enam memiliki kulit berwarna biru dengan lapisan sisik halus transparan. Sayap kupu-kupu transparannya memiliki proporsi sangat besar dibandingkan tubuh. Namun ciri khas utamanya adalah penampilannya yang menyerupai Siluman Wanita dengan wujud mirip perempuan manusia. Kedua tangannya yang jenjang mampu memanifestasikan dua pedang tulang.
Seandainya diberi kecerdasan manusia, mungkin ia akan menjadi keberadaan seperti siluman perempuan, bagaikan kupu-kupu siluman.
Meski berpenampilan indah, taktiknya sama sekali tak bisa disebut anggun - justru kejam. Sebagai monster karnivora sejati, ia gemar menggunakan pedang tulangnya untuk memotong-motong makanan sebelum menelannya. Sesuai namanya, skill bentuknya mampu mengeluarkan serangan bersuhu ultra-rendah yang membekukan target.
Meskipun monster es level enam tidak memiliki kemampuan wujud asli, suhu tubuhnya sendiri sangat rendah. Meski tidak sehebat ikan tanduk sapi, tetap bukan prajurit super biasa yang bisa menghadapinya.
Sebenarnya secara sekilas, mudah membuat orang mengira ini adalah prajurit super. Bagaimanapun juga ciri khas prajurit super saat memasuki wujud binatang buas adalah gabungan manusia dan binatang. Monster es level enam ini penampilannya persis seperti prajurit super yang sedang berubah wujud. Memiliki wajah perempuan yang sempurna, dada megah yang tegap, tubuh jenjang dengan garis lengkung indah, serta bagian pribadi yang samar-samar terlihat. Jika bukan karena statusnya sebagai binatang buas, pasti akan dianggap sebagai siluman yang memesona.
Terkadang Zhou Liming berpikir, seharusnya makhluk ini bukan binatang buas, melainkan hadiah alam yang diberikan oleh alam itu sendiri.
Paling tidak, Zhou Liming pertama kali melihat gambar monster es level enam. Tubuh telanjang tanpa tedeng aling-aling itu, dengan postur bak model, dada megah yang membuat sebagian besar perempuan malu, nyaris membuat kepala Zhou Liming crash. Saat itu, Zhou Liming benar-benar tak paham, bagaimana bisa ada binatang buas berwujud seperti ini? Bukankah ini tantangan bagi gempuran visual manusia?
Faktanya, monster es level enam benar-benar ada.
