Di pegunungan terpencil, semak belukar tumbuh subur di setiap sudut. Sepanjang perjalanan, tak ada tempat berlindung yang bisa ditemukan.
Penampilan Lian Ruixue yang kurus membawa Zhou Liming di punggungnya terlihat tidak seimbang di mata orang luar. Tapi apa arti status prajurit super? Jangan kata Zhou Liming, bahkan jika harus mengangkut mobil di pegunungan terpencil ini pun bukan hal sulit bagi Lian Ruixue. Namun raut wajahnya memerah padam, gigi bergeretak, mata menyemburkan api kemarahan.
Tapi di antara bukit-bukit, selalu ada gua-gua. Melihat sebuah lubang di depan, Lian Ruixue sama sekali tak mempedulikan beban di punggungnya. Dengan beberapa lompatan ruang, mereka sudah berada di mulut gua.
Gua ini tidak terlalu besar, bagian dalamnya kering. Karena sesekali masih tersentuh sisa cahaya matahari, beberapa rerumputan dan sulur tumbuhan tumbuh di dalam. Hujan hanya membasahi sebagian kecil di depan gua, membuat tempat ini sempurna untuk berteduh.
Zhou Liming merasa dirinya hampir meledak. Lengan yang terkulai di bahu Lian Ruixue menyentuh kulit lehernya, menimbulkan sensasi yang semakin intens. Sesekali dia tidak tahan mengeluarkan erangan nyaman. Andai bukan karena rasa sakit di punggung yang terus datang, Zhou Liming sendiri tidak tahu apakah bisa menahan diri.
"Bangsat..." Sikap dingin Lian Ruixue bagai gunung es justru memicu keinginan untuk menaklukkannya. Dengan karakter Zhou Liming sekarang yang sudah sepenuhnya terbebas, sang Tuan yang tidak takut langit maupun bumi ini - tak peduli apa identitasmu, perempuan yang sudah dia incar pasti akan direbut.
Kepala Zhou Liming bersandar di bahu Lian Ruixue, hembusan napas panasnya sesekali menyentuh telinga dan lehernya, membuat hati Lian Ruixue bergejolak. Benda keras di pantat menggairahkan itu tak menunjukkan tanda-tanda melunak, malah semakin membara dan bergesekan, menciptakan sensasi aneh yang ditambah erangan nyaman Zhou Liming, membuat seluruh tubuh Lian Ruixue gemetar, alat kelamin terus-menerus berkontraksi...
Seandainya keadaan normal, Lian Ruixue pasti sudah melempar Zhou Liming seperti anjing mati. Tapi melihat kondisi Zhou Liming yang terluka parah, ia hanya bisa mengatupkan gigi menahan diri.
Dengan susah payah sampai di dalam gua, Lian Ruixue panik meletakkan Zhou Liming di atas rerumputan liar. Matanya tak sengaja menangkap tenda menjulang di selangkangan Zhou Liming, wajahnya berubah pucat saat cepat-cepat memalingkan muka. Selama 19 tahun hidupnya, kapan Lian Ruixue pernah mengalami hal seperti ini? Semakin ia berusaha melupakan bayangan itu, justru semakin mengganggu pikirannya.
Zhou Liming juga merasa agak canggung. Meski karakternya sudah sedikit berubah, sifat malu-malu belum sehebat Tembok Besar. Dengan susah payah ia menggeser tubuh untuk menutupi tenda yang mengembang, lalu pandangannya secara alami tertuju pada pantat menggairahkan Lian Ruixue yang sedang membelakangi. Melihat bagian yang baru saja ia tekan, tak kuasa ia menelan ludah.
Lian Ruixue yang melihat kelakuan mesum Zhou Liming ini dipenuhi amarah. Ekspresinya kembali membeku, berdiri angkuh di hadapannya. Meski basah berhamburan membuat sebagian tubuhnya terlihat, Lian Ruixue yang sudah kembali ke diri sendiri justru mengabaikan hal ini. Dengan dingin ia membalikkan tubuh Zhou Liming.
Tadi tidak terlalu terasa karena pikiran sepenuhnya terfokus pada gesekan. Sekarang setelah kewaspadaan mengendur, dibalikkan secara kasar oleh Lian Ruixue, Zhou Liming langsung mengeluarkan suara "Ssst" sambil berteriak: "Tidak bisakah kau lebih lembut? Aduh!" Kali ini bukan pura-pura lemah, tapi benar-benar kesakitan hingga nyaris meregang nyawa.
Sepanjang perjalanan darah terus mengalir, dengan guyuran hujan yang membasuh, tidak terasa begitu mengerikan. Begitu berhenti, darah segar yang membanjir dari punggung langsung menggenangi tanah. Semak belukar tempat Zhou Liming berbaring seketika berubah merah darah, memancarkan bau anyir yang pekat.
Lian Ruixue yang masih berusaha pura-pura acuh tak acuh pada Zhou Liming pun panik. Ekspresi dinginnya sebelumnya tak bisa dipertahankan lagi. Dengan suara kecil dia bergumam, "A... Aku minta maaf, ini tidak sengaja."
Bisa membuat perempuan dingin seperti ini meminta maaf, setidaknya selama Zhou Liming berada di X, belum pernah dia dengar sebelumnya. Sambil menahan senyum dalam hati, mulutnya berkata, "Kalau tidak sengaja, berarti ini disengaja dong?" Lian Ruixue yang cerdas itu langsung marah. Tipe orang seperti dia ini benar-benar "Sudah mengambil untung masih mau pamer". Namun Lian Ruixue tetap menahan diri, "Lukamu parah. Aku cari ramuan herbal untuk menghentikan pendarahanmu ya?"
Lian Ruixue selalu bertindak dengan gaya tegas dan sigap dalam bertindak. Dia berdiri, melontarkan diri keluar gua, mengembangkan sayapnya lalu menghilang dalam tirai hujan.
Zhou Liming tidak khawatir Lian Ruixue akan pergi. Selama beberapa bulan di X, Zhou cukup memahami karakter Lian Ruixue. Penampilan dinginnya yang tak berperasaan terhadap musuh sebenarnya adalah metode untuk mengisolasi diri. Di batinnya, dia justru lebih berambisi akan perhatian dan kehangatan daripada siapa pun.
Mengingat sensasi tadi, pengalaman yang hampir membuat manusia meledak itu - mana ada pria normal yang bisa menahan diri?
"Sialan! Cedera macam apa di momen kritis begini?" Tapi di sisi lain, tanpa luka bagaimana mungkin ada 'keberuntungan' seperti ini? Dilema Zhou Liming terletak pada keadaan berambisi tapi tak berdaya. Dengan kondisi punggung terluka parah, sekalipun pihak wanita bersedia, dia tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi Lian Ruixue adalah prajurit super tingkat lima.
Saat Lian Ruixue pergi, Zhou Liming juga tidak bisa menaruh harapannya pada perempuan itu, lalu mulai memeriksa kondisi dirinya sendiri.
Sebenarnya kali ini aku terlalu meremehkan situasi. Awalnya mengira di garis pertahanan tidak penting seperti ini mustahil ada meriam elektromagnetik. Tapi nyatanya tidak hanya ada, bahkan meriam elektromagnetik berat pun tersedia. Ini memaksaku untuk mengevaluasi ulang garis pertahanan ini. Yang lebih mengejutkan, orang-orang di bawah ini - apa mereka gila? Tidak tahukah mereka identitas Lian Ruixue? Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka berani mengabaikan keberadaannya dan membombardir atasan seenaknya?
Singkatnya, hal ini pasti membuat Zhou Liming terus-menerus dirundung kebingungan.
Dua bulan yang lalu, hanya terkena sentuhan meriam elektromagnetik berat, daging di punggungku sudah terkoyak luas. Sekarang dengan dua pukulan bertingkat - ringan dan berat di punggung, secara ajaib masih bisa bertahan hidup. Punggung yang hancur berantakan terlihat mengerikan dan menyeramkan, tapi Zhou Liming paham luka ini belum tergolong parah, paling-paling area cedera lebih luas dan pendarahan agak sulit dihentikan.
Jika pendarahan tak terhentikan, Zhou Liming, sekuat apa pun dirinya, hanya bisa menunggu untuk 'dicuci bersih'.
Tapi siapa Zhou Liming? Dengan pengalamannya, ia dengan lihai memobilisasi energi dalam tubuhnya, memusatkannya di area luka. Keunggulan transformasi energi terletak di sini - energi ini mampu merangsang percepatan penyembuhan diri, membuat otot yang rusak bertumbuh kembali dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
Mungkin banyak orang tak tahu, mengira area luka tak boleh disentuh sama sekali saat cedera.
Sebenarnya Zhou Liming tidak berpikir demikian. Dengan memiliki gen binatang buas dan kemampuan untuk memasuki wujud binatang buas, selama dimanfaatkan dengan baik, ini memiliki efek sangat besar dalam perbaikan luka. Ini juga merupakan trik baru yang dipahami Zhou Liming selama pelarian terakhirnya. Intinya adalah transformasi dalam wujud binatang buas yang mampu meningkatkan kecepatan perbaikan luka ke tingkat yang sulit dipercaya.
Dengan tekad yang halus, sisik mulai muncul di punggungnya. Jaringan otot digerakkan, sel-sel tak terhitung mulai membelah...
Sakit menusuk membuat Zhou Liming hampir tak bisa bertahan. Luka yang memasuki fase transformasi parsial binatang buas menyebabkan distorsi yang menyiksa. Wajahnya yang mengerikan menggambarkan penderitaan, gigi terkunci erat. Kulitnya memucat tanpa darah, tubuhnya gemetar tak terkendali akibat siksaan rasa sakit.
Untungnya rasa sakit seperti ini hanya berlangsung sesaat. Setelah Zhou Liming menghentikan transformasi wujud buas di punggungnya, lukanya masih terlihat mengerikan, tetapi secara ajaib darahnya terjepit/terhenti.
Di balik tirai hujan di luar, Lian Ruixue kembali membawa beberapa tanaman obat. Tanpa peduli air hujan yang membasahi tubuhnya, ia meremas-remas tanaman itu, mengunyahnya di mulut, lalu diam-diam mengoleskannya ke punggung Zhou Liming. Ia penasaran bagaimana darah bisa berhenti seketika, namun akhirnya tidak bertanya. Meski darah sudah berhenti, ramuan herbal ini tetap sangat berkhasiat.
Begitu sari tanaman menempel pada luka, wajah Zhou Liming kembali menyeringai kesakitan. Ia bertanya: "Ini obat apa kau pakai?"
Lian Ruixue berjalan ke bibir gua, mencuci tangan di aliran air yang mengalir ke bawah, pergi tanpa menoleh, "Dipelajari dari dokter regu saat di pasukan. Saat latihan tempur di alam terbuka, mempelajari hal-hal ini terkadang bisa menyelamatkan nyawamu." Ia mengibaskan air di bajunya, ragu-ragu apakah harus kembali ke dalam gua. Dalam kondisinya sekarang ini, bukankah akan diperlakukan semena-mena oleh Zhou Liming?
Zhou Liming hanya terkikik hehe beberapa kali, memandang lekuk tubuh Lian Ruixue yang proporsional. Pakaian yang menempel ketat di tubuhnya justru semakin menegaskan siluet rampingnya.
Merasakan sorotan mata Zhou Liming yang semakin menyala-nyala, Lian Ruixue dilanda kepanikan sesaat. Bahkan ia sendiri tak memahami apa yang sebenarnya ditakutkannya. Ia menggigit bibir, tetap diam di samping Zhou Liming, lalu bertanya, "Selama dua bulan ini kau bersembunyi ke mana saja?"
Zhou Liming menatap tajam wajahnya, terkekeh sambil berkata, "Identitasku berbeda denganmu. Apa, kau ingin menyelidiki lalu menangkapku untuk klaim kemenangan?"
Lian Ruixue kembali meluapkan kemarahan, tiba-tiba berdiri lalu menendang Zhou Liming dengan ganas hingga dia nyaris pingsan. "Kau bajingan busuk, ingin membunuhku?!" Zhou Liming tak paham kenapa sikap dingin Lian Ruixue tiba-tiba berubah. Lian Ruixue menggigit bibir sambil mengumpat, "Kalau memang kumau, mana mungkin kau bisa kabur saat ini!"
Zhou Liming mencemooh, memicingkan mata ke arah Lian Ruixue. "Dengan kemampuanmu? Sekalipun aku terluka, kau takkan bisa berbuat apa-apa."
Kali ini Lian Ruixue benar-benar marah. Dengan susah payah dia memberanikan diri untuk memperhatikannya, tapi tak disangka si bajingan ini malah menudingnya ingin menangkap untuk klaim kemenangan. Bagaimana mungkin Ruixue tidak malu dan benci? Maka diangkatnya kaki lagi, menendang Zhou Liming beberapa kali dengan keras. Dalam kemarahan, kekuatan tendangannya bisa dibayangkan—hanya sedikit lagi Zhou Liming akan terlempar keluar gua.
"Kalau kau terus begini, aku benar-benar akan membalas!"
Sayangnya peringatan Zhou Liming ini justru membuat Lian Ruixue semakin meledak. Kaki penuh amarah itu kembali menyambar, "Ayo! Ayo, bajingan! Kalau mumpuni, lawanlah!"
Zhou Liming murka. Luka di punggungnya tak lagi dipedulikan. Dengan kasar dia menangkap kaki yang menendang itu, lalu menariknya kuat-kuat. Lian Ruixue tak menyangka dalam kondisi terluka parah, Zhou Liming masih bisa melawan. Karena lengah, bukan cuma kakinya yang tertangkap, tarikan kuat itu membuatnya terjatuh dan terlempar ke dalam dekapan Zhou Liming.
