Perubahan tak terduga ini sama sekali tidak terduga oleh keduanya, Lian Ruixue sudah bertabrakan langsung ke dalam pelukan Zhou Liming.
Secara refleks Zhou Liming tentu ingin mendorong Lian Ruixue yang menerjangnya, tapi begitu tangan ini terangkat—langsung terjadi malapetaka! Telapak tangannya menempel di bukit kembar yang megah milik Lian Ruixue. Kain tipis yang basah kuyup ini nyaris transparan, tekstur lembut di bawah genggamannya membuat Zhou Liming tak tahan memencet sekali, lalu tiba-tiba melepas. Lian Ruixue sudah terjatuh ke dalam dekapan.
Gerakan tadi terjadi sangat cepat, hanya dalam sekejap mata. Tapi bagaimana mungkin Lian Ruixue tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya?
Tak disangka bajingan ini berani mengambil keuntungan dalam situasi seperti ini! Lian Ruixue ingin memberi Zhou Liming pelajaran. Tapi tangan Zhou Liming yang semula hendak mendorong justru merangkulnya erat-erat, menyatukan tubuh mereka tanpa celah. Tiba-tiba sensasi hangat menyapu bibirnya—Zhou Liming sudah menciumnya.
Lian Ruixue membelalakkan matanya, menatap tajam wajah yang hampir bisa disentuh, kepalanya kosong sama sekali, segala perlawanan akhirnya berhenti.
Zhou Liming tidak peduli dengan ini, dengan kikuk meniru cara di buku, perlahan menggunakan lidahnya saat Lian Ruixue belum bereaksi, menyusup ke mulutnya dan mengecap rasa dengan detail. Tangan satunya mulai tak terkendali, merayap di tubuh Lian Ruixue lalu menyusup ke balik pakaian, bergerak di atas kulit mulus, akhirnya mencengkeram erat gunung megah yang tak tergenggam...
Kepala Lian Ruixue saat ini benar-benar hampa, sembilan belas tahun hidupnya, ini pertama kalinya seorang pria memeluknya seperti ini, lalu mencuri ciuman...
Perut bagian bawah samar-samar ditekan oleh benda kokoh, meski terhalang pakaian basah, tetap bisa merasakan panas membaranya. Sentuhan ini menimbulkan kesemutan yang membuat Lian Ruixue hampir lunglai, seluruh tubuhnya lemas tak berdaya. Belum pernah merasakan sensasi ini sebelumnya, ia pun tersesat dalam gelombang nafsu, bahkan tak menyadari buah dadanya yang diremas-remas, hanya merasakan sinkronisasi gerak atas-bawah yang hampir membuatnya melayang.
Lian Ruixue yang awalnya dingin pun mulai terbawa nafsu. Kematangan dini membuatnya lebih mudah tenggelam dalam pusaran keinginan ini.
Saat sebuah tangan menyusup ke dalam celana, melewati pakaian dalam, merayap seinci demi seinci menuju paha yang terkunci erat, jemari menyentuh celah lembut di antara kedua kakinya, Lian Ruixue tiba-tiba tersadar dari bayang nafsu. Dengan keras ia mendorong Zhou Liming, melepaskan diri dari pelukan sambil terengah,"Tidak bisa, jangan... seperti ini!"
Lian Ruixue yang sudah sadar kembali baru menyadari bajunya hampir terlepas, separuh dadanya yang terbuka memerah muda menyelimuti bekas gosokan Zhou Liming.
Rasa malu yang belum pernah dialami membuat Lian Ruixue menutupi dadanya, lalu buru-buru merapikan pakaiannya. Dengan cepat cahaya musim semi itu tertutup, pipinya memerah bak tetesan darah. Saat ini dia sama sekali tidak berani menatap Zhou Liming, menggigit bibirnya sambil kembali melipat tangan di dada - gestur khasnya untuk mencari secuil keamanan dari gerakan tadi.
Zhou Liming yang seperti anak panah sudah terpasang di busur justru ditinggal sang kecantikan. Perasaan hampa dan frustrasi itu bisa dibayangkan.
Tenda yang terangkat di alat kelaminnya terlihat sangat mencolok saat berbaring.
Melihat ekspresi memikat Lian Ruixue, Zhou Liming tiba-tiba tersenyum tipis dan memanggil: "Xue'er?" Bahu Lian Ruixue bergetar, namun tetap membalikkan badan. Terlihat dua jari pria itu mengkilap oleh cairan kristalin, wajahnya penuh senyum nakal: "Basah sekali!"
Dua kata ini membuat Lian Ruixue menyadari sesuatu. Mengingat tangan yang baru saja menjelajahi area sensitifnya, tak sulit membayangkan cairan itu pasti berasal dari dirinya sendiri... Seketika, kemarahan memenuhi seluruh tubuh Lian Ruixue. Rasa malu mendorongnya ingin menendang, sayangnya kaki itu ditangkap Zhou Liming yang masih mengelus sambil berbisik: "Sempurna, halus dan putih bersih, begitu ramping!"
Lian Ruixue berusaha menarik kakinya, namun kekuatan Zhou Liming membuat usahanya sia-sia. Dengan wajah merah padam ia membentak: "Lepaskan sekarang juga!"
Zhou Liming tersenyum sambil melepas genggaman. Bahkan ia mengusapkan kedua jarinya ke hidung, lalu berkomentar datar: "Wanginya khas!"
Lian Ruixue hanya merasakan kepalanya Braak, rasa malu membuatnya berbalik badan, ingin segera kabur. Saat ini dia sama sekali tak ingin bertemu bajingan ini, hanya merasakan kepedihan yang tak bertepi, bagaimana bisa orang ini memperlakukan dirinya seperti ini?
"Tunggu!"
Tiba-tiba Zhou Liming bersuara, kali ini tanpa nada pandai bersilat lidah seperti sebelumnya, melainkan agak serius. Hal ini membuat keinginan Lian Ruixue untuk menampiknya mulai goyah, lalu dia pun berbalik dengan wajah yang sudah membeku. Jika bukan karena semburat kemerahan samar di balik wajah beku itu, siapa yang percaya kalau tadi dia terlihat begitu jatuh cinta?
"Apakah kau tahu, ekspresimu seperti ini justru semakin memicu keinginan untuk menaklukkan?" Ekspresi serius Zhou Liming tiba-tiba berubah menjadi ucapan provokatif.
Lian Ruixue tak menyangka bajingan ini, setelah perubahan misterius dan menghilang selama dua bulan, kini menjadi arogan sekaligus berani langsung. Kali ini, Lian Ruixue benar-benar kehilangan kesabaran. Pendidikan yang diterimanya sejak kecil membuatnya segera menyesuaikan emosi, "Kau tidak takut aku benar-benar menangkapmu kembali?"
Zhou Liming melihat ekspresi dingin Lian Ruixue, menyadari gadis ini telah pulih. Sialan, barusan masih dalam pelukanku, sekarang sudah tidak mengingat kebaikan masa lalu? Tapi Zhou Liming tidak peduli. Dalam keyakinannya, dia telah memberi 'guratan' pada Lian Ruixue. Sekalipun lari ke ujung dunia, takkan bisa lepas dari cengkeramannya.
Memang Lian Ruixue adalah prajurit super tingkat lima, tapi jangan lupa, kemampuan Zhou Liming ini membuatnya mudah menundukkan lawan.
Bukan Zhou Liming tidak berusaha keras, dia juga ingin menempa besi selagi panas, menyelesaikan urusan saat gadis ini sedang kebingungan. Bagaimanapun Zhou Liming adalah pria berapi-api, hormon sedang berkobar-kobar. Tapi luka di punggung memaksa Zhou Liming melepas niat, kalau tidak terus dipaksakan, benar-benar nyawa bisa melayang.
"Lian Ruixue tetap punya simpati padaku, kalau tidak mana mungkin membiarkan aku seperti ini?" Zhou Liming mulai sombong, masih ada waktu panjang, ada jurus namanya... ah, yang disebut (yu qin gu zong), hanya dengan cara ini Lian Ruixue akan merindukan kebaikanku, tiap hari memikirkanku, beberapa kali lagi, pasti mengalir secara alami?
Tiba-tiba Zhou Liming menyadari, kecerdasan emosionalnya yang kebas itu terangkat ke tingkat lebih tinggi, ini sungguh kabar baik.
Lian Ruixue mana tahu dalam sekejap Zhou Liming sudah memutar otak sedemikian rupa, kalau sampai ketahuan, bukankah dia akan langsung menendangnya hingga terlempar?
Zhou Liming sebenarnya tidak terlalu memusingkan keseriusan Lian Ruixue. Yang ia pikirkan saat ini adalah tujuan kedatangannya kali ini. Dasar brengsek sebelah, lebih dari 20 alat ekstraksi gen yang berhasil direbut, sudah pasti terlempar entah ke mana setelah terkena tembakan meriam elektromagnetik. Mengingat rapuhnya perangkat ekstraksi gen, hampir bisa dipastikan tak perlu dicari lagi—pasti sudah hancur/meledak.
Dengan sikap tidak santai, Zhou Liming mulai menyusun rencana memanfaatkan Lian Ruixue. Ia terlebih dulu tertawa kering beberapa kali, lalu bersikap serius berkata: "Bukankah aku juga yang menyelamatkan nyawamu?"
Lian Ruixue benar-benar murka. Belum pernah ia melihat orang yang tak tahu malu seperti ini. Jika bukan karena dia, apakah dirinya akan mengejar keluar? Jika bukan karena kata-katanya yang memprovokasi, apakah dirinya akan bodoh-bodohan bertahan di udara sebagai sasaran? Namun terpaksa harus diakui, jika bukan karena bantuannya menahan serangan meriam elektromagnetik... nyawanya memang benar-benar diselamatkan olehnya.
Melihat Lian Ruixue mengangguk, Zhou Liming sangat gembira. Dia menggosok-gosokkan tangan sambil berkata, "Sudah kuduga, Komandan Lama pasti tipe orang yang membalas budi sebesar mata air." Dengan susah payah dia berdiri, "Begini, tiga hari lagi di tempat ini, jangan lupa bawa tiga puluh alat pengekstrak gen untukku."
Setelah mengucapkan itu, Zhou Liming malah menepuk pantatnya. Dengan 'tenda' di selangkangan yang mengembang, dia berlari keluar gua. Meski terluka, tubuhnya menghilang dalam tirai hujan deras, tanpa menunggu persetujuan Lian Ruixue.
Lian Ruixue membelalakkan mata marah. Baru setelah Zhou Liming benar-benar lenyap, dia menghajar sebuah batu dengan tendangan keras sambil meraung, "Kau pikir aku ini siapa?! Bajingan! Mati saja kau! Mati!!" Setelah melampiaskan amarah, wajahnya kembali dingin sebelum pergi dari situ.
Hujan masih turun meski sudah mereda. Obat herbal di punggung Zhou Liming basah kuyup, membuat lukanya perih membakar seperti ditetesi api.
Zhou Liming juga tidak bisa memastikan di mana tempat ini. Pertama-tama dia mengingat bukit ini, lalu mengatupkan gigi sambil mengayunkan sayapnya, terbang cepat dalam malam hujan. Malam ini sia-sia, tapi bagi Zhou Liming, hasil yang diperoleh justru raksasa. Pria memang makhluk yang berpikir dengan organ bawah tubuh, Zhou Liming pun tak terkecuali.
Gagal mencapai tujuan, Zhou Liming tidak keceva. Ini seperti sakit di punggung, manis di hati.
Setelah menghabiskan tiga hingga empat jam, cuaca hampir memutih fajar, akhirnya kembali ke Kota Xi Yang. Karena hujan semalaman, udara pagi buta terasa segar, aliran sungai kecil penuh air. Alasan Zhou Liming meronta-ronta kembali, pertama untuk lukanya sendiri, kedua untuk mengawasi ketat pembangunan tembok kota. Karena ini, penduduk di sini punya protes besar.
Di batin, Zhou Liming ingin jadi manajer lepas tangan. Bisakah Kota Xi Yang bertahan, apa itu ada sehelai bulu hubungan dengan dia? Asal tetap di dalam gua, Lian Ruixue pasti takkan tinggal diam. Dengan luka di punggungnya, setidaknya dia bisa dirawat sepuluh hari setengah bulan kan? Tapi akhirnya Zhou Liming tetap memilih untuk kembali.
Dalam hati Zhou Liming, sebagai pria sejati termasyhur, prajurit super, bersembunyi di balik perempuan—itu sama sekali tak bisa diterima olehnya.
Lagipula, karakter Lian Ruixue pasti takkan menerima orang tak berguna pengangguran. Meski dirinya tak istimewa, sekarang dia sudah jadi pemimpin puluhan ribu orang. Di posisi itu, wajar harus menjalankan kewajiban. Karena sudah jadi Ketua Kota Xi Yang, dia harus memikul tanggung jawab sebagai ketua, memimpin seluruh kota menyeberangi rintangan di hadapan.
Di detik ini, Zhou Liming merasa dirinya begitu suci. Sebenarnya di hatinya... Bangsat, sebenarnya di lubuk hati si brengsek ini, tersimpan keinginan kabur secepatnya kalau memang tak bisa dipertahankan.
Dasar brengsek sebelah, mati rekan dao, hamba tetap selamat.
