Di dalam hati, Lian Ruixue sebenarnya menerima Zhou Liming. Jika tidak, mustahil dia masih mematuhi perintah mengantarkan alat ekstraksi gen yang diinginkan Zhou Liming saat dipermainkan. Keputusan awalnya adalah setelah mengirimkan alat-alat ini, dia akan benar-benar berpisah dan tidak bertemu lagi. Pertemuan tiga hari lalu dianggapnya sekadar mimpi.
Tapi saat bertemu Zhou Liming, Lian Ruixue baru menyadari betapa rapuhnya tekadnya sendiri.
Pertentangan batinnya berasal dari status mereka yang berbeda. Sebagai pribadi rasional, Lian Ruixue sangat paham bahwa hubungan mereka mustahil berujung baik. Dia adalah cucu Lian Chengshu, sedangkan Zhou Liming adalah buronan negara dengan status penjahat kelas berat yang masuk daftar pencarian internasional karena didakwa melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan - sasaran yang layak dihukum mati oleh siapa pun.
Lian Rui memahami bahwa Zhou Liming sebenarnya sedang mencari kambing hitam. Jika ditelusuri lebih dalam, dia hanyalah korban politik semata. Zhao Haishan dan kakeknya sendirilah yang memperbesar masalah ini. Jika tidak, kematian seorang Mayor Jenderal biasa di tengah kekacauan ini hanya akan seperti riak kecil di lautan lepas, bagaimana mungkin bisa menciptakan gelombang dahsyat yang menggemparkan langit dan bumi?
Justru karena alasan inilah dia tak ingin terjerumus dalam hasil yang mustahil. Dia berambisi akan cinta, rindu akan pelukan aman yang bisa didapatkan. Namun...
Mungkin merasakan perubahan nada suara Lian Ruixue, gerakan Zhou Liming tiba-tiba ragu-ragu, seolah sedang bimbang akan sesuatu. Tapi hanya beberapa saat, dia pun tersenyum tipis dan berkata, "Kau tetap menyukaiku, bukan?" Dalam keadaan napas tersengal-sengal, Lian Ruixue akhirnya mengangguk. Zhou Liming memutar tubuhnya menghadap, lalu mencium bibirnya dengan keras hingga Lian Ruixue hampir tercekik, baru melepaskannya sambil meneriakkan, "Sialan! Aku cuma suka orang yang kusuka, tak ada yang bisa menghalangi!"
Teriakan Zhou Liming membuat hati Lian Ruixue akhirnya melepaskan sesuatu, dengan keras memeluk Zhou Liming sambil mencari-cari bibirnya.
Keduanya berpelukan erat di udara, saling meminta tanpa henti satu sama lain, membiarkan hujan rintik-rintik membasahi tubuh mereka.
Meskipun Zhou Liming masih seorang pemula, dia bukanlah idiot. Hal seperti ini pada dasarnya sudah bawaan lahir bagi manusia. Dia menggendong Lian Ruixue, tangannya menjelajahi dan mengelus-elus punggungnya, kemudian mengepakkan sayap dengan lembut, membawa mereka turun ke dalam gua. Tangan Zhou Liming lalu dengan hati-hati membuka baju Lian Ruixue.
Hati Lian Ruixue yang sudah sepenuhnya terbuka sejak lama terjerumus dalam gejolak panas. Di bawah usapan Zhou Liming, seluruh tubuhnya perlahan memanas. Dari hidungnya sesekali terdengar satu dua dengusan kecil, sementara bibirnya mengeluarkan erangan lembut yang tak jelas, semakin membangkitkan nafsu Zhou Liming yang bergelora.
Seiring gerakan Zhou Liming yang semakin intens, Lian Ruixue menggeliat penuh gairah. Atasan berhasil ditanggalkan Zhou Liming. Saat membuka kancing beha, dua gunung megah itu tiba-tiba melesat keluar, berdiri tegak di hadapan Liming. Telapak tangan Zhou Liming segera menyelimutinya, digosok-gosok hingga memunculkan aura merah muda pucat.
Celana dalam renda hitam yang tersisa di tubuh Lian Ruixue yang memesona menjadi kontras mencolok di atas kulitnya yang putih mulus. Jari-jari Zhou Liming mengelus pinggiran kain lembut itu, kekakuan di selangkangannya semakin menjadi saat jari telunjuknya menyelip di sela renda.
Angin dingin menerpa membuat Lian Ruixue menggigil. Dengan sisa kesadaran ia meraih tangan Zhou Liming, berbisik menggoda: "Jangan... jangan di sini." Namun hasrat yang sudah memuncak tak terbendung lagi. Dengan gerakan gemas, Zhou Liming merobek celana dalam hitam itu hingga terkoyak.
Dingin yang menyentuh bagian intimnya membuat Lian Ruixue menunduk malu. Kelembaban di antara pahanya telah berubah menjadi genangan licin, tetesan cairan hangat merayap di kulit kakinya yang menggigil.
Begitu celana dalam itu tercabik, Lian Ruixue berteriak kaget. Segera ia merasakan benda keras yang membara dari belakang menekan di pintu masuk wilayah beceknya yang lembap, menggosok perlahan. Gempuran sensasi itu membuat Lian Ruixue merasa hampir tak bisa mengendalikan diri, dalam batinnya berambisi agar benda itu segera masuk, menyalakan dirinya hingga meledak.
Zhou Liming tidak membuat Lian Ruixue menunggu lama. Dengan lembut ia membungkukkan tubuh Lian Ruixue, benda mengerikan yang keras itu telah maju dalam kelembapan. Beberapa kali penabrakan, membran tipis itu pun hancur. Di tengah teriakan Lian Ruixue yang menyempitkan diri, benda itu masuk sepenuhnya hingga ke akar. Dinginnya pintu masuk berubah menjadi panas membara di dalam, membuat Zhou Liming tak kuasa mengerang. Ia memeluk erat-erat Lian Ruixue...
Keduanya yang telah sepenuhnya terbuka mulai bertindak gila-gilaan di dalam gua. Terus-menerus meminta, ingin sekali menyatukan lawannya ke dalam wujudnya sendiri.
Kedua orang yang belum pernah mengalami hal seperti ini, berada di pegunungan terpencil dengan hujan gerimis di luar yang bagai afrodisiak, membuat mereka terjerumus dalam kegilaan.
Lian Ruixue awalnya masih merasakan sehelai rasa sakit, namun di bawah gelombang kenikmatan yang dahsyat, ia terus-terusan diantar ke puncak tertinggi. Sebelum sempat turun, Zhou Liming kembali menyodokkannya ke gunung yang lebih tinggi dengan serangan kilatnya. Perasaan ajaib yang tak terlukiskan ini membuatnya tanpa peduli apapun menjerit bergema, memenuhi seluruh gua dengan suara erangannya.
Sensasi terjepit erat lalu dinding dalam yang terus-menerus menyusut itu akhirnya membawa Zhou Liming ke ambang ledakan.
Saat Zhou Liming hendak menarik diri, Lian Ruixue yang sedang liar justru menekan pinggangnya sambil bergumam, "Aku... masih dalam masa aman!" Kalimat ini membuat Zhou Liming seketika mengendur seperti air bah yang jebol tanggul, terus-menerus menyemburkan cairan hingga memenuhi seluruh area becek yang sudah lembab.
Setelah angin kencang dan hujan deras, Zhou Liming tidak menarik keluar benda kerasnya. Ia tetap membiarkannya berada di tempat lembab itu sambil erat memeluk Lian Ruixue.
Lian Ruixue membiarkan dirinya dipeluk dengan patuh. Wajah dan lehernya masih memerah. Untuk pertama kalinya ia merasakan kedamaian seperti ini - tak perlu memakai topeng dingin, tak perlu melawan suara hati yang sesungguhnya.
Memikirkan suhu saat ini hanya sekitar 4-5 derajat, meski konstitusi fisik prajurit super tidak bisa dihancurkan, Zhou Liming tetap mengayunkan pinggulnya beberapa kali sebelum menarik diri. Ia mengambil baju yang tercecer dan meletakkannya di depan Lian Ruixue, berbisik lembut: "Xue'er, pakailah, jangan sampai kedinginan." Lian Ruixue hanya mengangguk, dengan hati berbunga mengambil baju sambil melototi Zhou Liming. Ia menutup matanya dan berkata: "Kau...kau pergi dulu."
Zhou Liming tersenyum tipis, berkata dengan ceplas-ceplos: "Takut apa? Kita kan sudah seperti pasangan tua."
Lian Ruixue membentak: "Siapa yang pasangan tua denganmu? Tidak tahu malu!" Melihat Zhou Liming sama sekali tidak bergerak malah tersenyum nakal menatapnya, rasa malu membuatnya kembali menutup mata. Setelah ragu sejenak, ia menggigit gigi dan melototi Zhou Liming sambil memakai baju.
Beha masih bisa dipasang, tapi celana dalam yang sudah disobek Zhou Liming benar-benar tidak bisa dipakai lagi.
Zhou Liming mengambil celana dalam yang dia buang, mengendusnya dengan hidung, lalu dengan tenang menyelipkannya ke sakunya sambil berkata, "Lagipula kau tak butuh ini, anggap saja sebagai hadiah untukku."
Lian Ruixue hampir ingin mati, bagaimana bisa seseorang sebegitu tak tahu malu? Tapi dia tahu Zhou Liming sekarang sudah berbeda dari dulu. Dengan terpaksa, dia mengenakan celana panjang tanpa celana dalam. Baru saja kehilangan keperawanannya, saat mengenakan celana, alisnya langsung berkerut kesakitan. Zhou Liming tersenyum penuh kesombongan, dalam hatinya bergumam: Ini jenderal! Siapa sangka aku bisa meniduri seorang jenderal!
Tempat ini kini basah di mana-mana. Melihat noda merah terang di rerumputan gua, Zhou Liming berkata, "Ayo kita pergi dari sini."
Lian Ruixue yang kini seperti perempuan tanpa pendirian bertanya, "Ke mana?"
Zhou Liming berkata: "Baru saja memberikan begitu banyak 'barang' padamu, setidaknya kita harus makan sesuatu untuk mengisi kembali. Kita pergi ke Kota Xiang E. Tidak menurutmu malam di atas kasur empuk akan lebih nyaman?" Wajah Lian Ruixue memerah lagi, apa yang dipikirkan bajingan ini? Mengenai kehilangan keperawanannya di tempat ini, Lian Ruixue merasa sedikit menyesal, namun sensasi aneh yang mengguncang itu membuat seluruh tubuhnya gemetar tak tertahankan.
Keluar dari gua, alis Lian Ruixue kembali berkerut.
Zhou Liming bertanya penuh perhatian: "Ada apa?"
Wajah Lian Ruixue memperlihatkan rasa malu: "Siapa suruh kau menyemprotkan begitu banyak ke dalam? Semuanya keluar sekarang." Zhou Liming tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak: "Tabungan 19 tahun, semua kuberikan padamu. Masak tidak banyak?" Ia menggendong Lian Ruixue, sayapnya mengipasi, menyelubungi mereka dalam tirai hujan.
Meskipun khawatir akan ketahuan oleh orang-orang di garis pertahanan, Lian Ruixue sangat tahu kemampuan tempur Zhou Liming. Dengan sedikit kehati-hatian, sama sekali tidak perlu takut ketahuan.
Mereka berhasil memasuki Kota Xiang E. Lian Ruixue memiliki kediaman pribadi di sini yang hampir tak ada yang tahu penghuninya. Hal ini memudahkan Zhou Liming saat ini. Setiba di rumah, Lian Ruixue melemparkan sandal santai untuk Zhou Liming, lalu mengambil baju rumah berwarna ungu sebelum masuk ke kamar mandi.
Zhou Liming juga tak tinggal diam. Ia melepas kaus basahnya yang menempel di tubuh, bertelanjang dada sambil memasak dua porsi mi di dapur. Saat makanan dihidangkan di meja makan, Lian Ruixue baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah menetes dan aura kewanitaan yang memancar dari baju rumah ungunya. Pemandangan setelah mandi ini membuat tubuh Zhou Liming kembali mengeras tak tertahankan.
Setelah menyantap mi, pandangan mereka kembali bertabrakan memercikkan api gairah. Konstitusi fisik prajurit super jelas jauh melampaui orang biasa.
Lian Ruixue hanya mengenakan pakaian rumah, bagian dalam benar-benar ruang hampa udara. Begitu ditarik langsung menjadi telanjang.
"Kau mandi dulu!"
Tapi Zhou Liming sudah menindihnya. Lian Ruixue juga mulai jatuh cinta, tapi masih menggenggam tangan Zhou Liming sambil berbisik: "Ja...Jangan, masih sakit!"
Zhou Liming mana mau melepasnya. Ia mengulum kuncup bunganya sambil berkata: "Aku akan lembut." Sambil berkata, kekuatan kerasnya sudah masuk ke wilayah becek.
