Keduanya berada di usia puncak hormon, ditambah konstitusi fisik prajurit super. Tingkat pertempuran yang luar biasa ini pasti membuat orang biasa malu. Awalnya Lian Ruixue masih merasakan sakit, tapi kemampuan perbaikan prajurit super segera memulihkannya. Bahkan lebih gila daripada Zhou Liming. Mereka bercinta di ranjang hampir seharian, terus-menerus menuntut, tak terhitung berapa kali mencapai puncak tertinggi, hingga akhirnya lelah dan berpelukan di tempat tidur.
Zhou Liming bersandar di kepala tempat tidur, sementara Lian Ruixue menempelkan kepalanya di dada pria itu.
Seluruh ruangan dipenuhi aroma mesum, tempat tidur yang basah oleh cairan tubuh di mana-mana membuat Lian Ruixue sulit percaya bahwa itu adalah bekas dirinya bersama Zhou Liming. Perempuan yang selalu menyembunyikan diri dalam sikap dinginnya ini tak pernah menyangka akan menjadi begitu liar, bahkan lebih tak senonoh daripada perempuan jalang sekalipun.
Tangan Zhou Liming merayap ke dada pasangannya, memainkan "gunung" yang tak bisa sepenuhnya digenggam oleh telapak tangannya, mengubah-ubah bentuknya tanpa henti. Setelah seharian bergulat dan beberapa kali "melepaskan tembakan", bahkan fisik supernya pun mulai terasa lelah. Alih-alih mengangkat "senjata" kembali, dia menatap Lian Ruixue sambil terkekeh: "Dasar gadis gila!"
Lian Ruixue tentu paham maksud Zhou Liming di balik ucapan itu, pipinya pun kembali memerah. Saat ini, dia menunjukkan ekspresi paling jujur, tak ingin menyembunyikan apapun di hadapan sang kekasih. Dengan berani dia meraih benda keras di antara kedua paha Zhou Liming, memelintirnya dengan keras, wajahnya dipenuhi rasa malu.
Pelintiran tiba-tiba dari Lian Ruixue membuat Zhou Liming mengerang kesakitan, "Aduh, kau bisa putuskan ini. Liat nanti saat bersua kembali bagaimana kau mengatasinya."
Lian Ruixue meludah kecil, lalu berkata dengan serius: "Bagaimana kabarmu selama dua bulan ini?" Zhou Liming mengangkat bahu, "Ya seperti pelarian, cari tempat lalu bertahan hidup." Mengetahui Zhou Liming sedang membual, Lian Ruixue kesal dan kembali menarik benda keras di genggamannya, "Aku serius."
Zhou Liming digarap beberapa kali oleh sarung tangan kecilnya, lalu dengan keras menepuk pantat menggairahkannya sambil berkata, "Sudah diberi makan seharian, masih belum kenyang? Kalau terus begini, awas nanti meledak." Bagian bawah Lian Ruixue sekarang sudah nyaris mati rasa, terpaksa berhenti sambil menatap Zhou Liming, "Apa rencanamu setelah ini?"
"Apa yang bisa kami lakukan?" Zhou Liming menggelengkan kepala, "Kau pasti sudah tahu gelombang ketujuh binatang buas akan segera tiba. Aku sedang mempersiapkan diri untuk itu. Di zona pendudukan binatang buas masih banyak personel yang bertahan. Aku bersembunyi di sana sekarang, tidak tega membiarkan mereka dibantai binatang-binatang itu."
Lian Ruixue bersikap dingin terhadap konsep hidup-mati, bertanya, "Kau datang mengambil alat ekstraksi gen ini hanya untuk mereka?"
Zhou Liming juga tidak menyangkal, bertanya: "Kau punya rokok di sini?" Lian Ruixue menunjuk laci di kepala tempat tidur. Zhou Liming membukanya dan menemukan sebatang rokok tanpa segel. Ia menyobek bungkusnya, mengambil satu bungkus lalu melemparkan sisanya kembali ke laci. Setelah mengeluarkan sebatang, dia menyalakannya dan menghisapnya dengan santai. Lian Ruixue tahu Zhou Liming dulu tidak merokok. Melihat gerakan kikuknya sekarang, dia justru tersenyum: "Kalau tidak bisa merokok, jangan dipaksakan."
Teguran Lian Ruixue malah membuat Zhou Liming tersedak batuk beberapa kali. Dengan ganas dia mencubit payudaranya yang montok: "Biarin gue pura-pura cool sebentar emang bisa mati ya?"
Lian Ruixue hanya terus tertawa. Dia menyadari setiap kali bersama Zhou Liming, perasaannya selalu menjadi sangat santai.
“Di zona yang dikuasai binatang buas, lebih dari 100 juta manusia yang bertahan hidup masih dilindungi oleh segelintir orang beruntung yang menjadi prajurit super, terus berjuang untuk bertahan. Dengan metode primitif, tingkat keberhasilan prajurit super terlalu rendah. Jika kita bisa memurnikan gen saat mengekstraksi gen binatang buas, pasti akan meningkatkan tingkat keberhasilan.” Zhou Liming menekan rokoknya di asbak, “Kau tahu, aku ini orang baik, mana tega melihat mereka jadi santapan binatang buas?”
Beberapa kalimat awal masih wajar, tapi bagian belakang sama sekali menunjukkan sikap ingin memamerkan jasanya.
Lian Ruixue lagi-lagi menarik avatar Zhou Liming, ragu sejenak lalu berkata serius: “Kau...pernah terpikir untuk kembali?”
“Kembali?” Zhou Liming tersenyum, “Menurutmu aku bisa kembali sekarang? Kejahatan pengkhianatan negara, kejahatan terhadap kemanusiaan – dua hukuman ini mungkin membuat semua orang berhak menghukum matiku?” Lian Ruixue pun diam, dia sangat mengerti betapa berbahayanya dua tuduhan ini.
“Apa kau menyesal mengikutiku?” Ekspresi Zhou Liming agak acuh tak acuh, berkata: “Kalau kau menyesal, aku juga takkan melepaskanmu.”
Lian Ruixue mendengar dua kalimat pertamanya, merasa agak kesal. Tapi kalimat terakhir justru membuat hatinya manis, di mulut justru memaki: “Mulutmu takkan pernah muntah gading.”
Zhou Liming menyeringai, memberikan ciuman yang keras padanya, tertawa: “Aku jantan, maka kau pasti betina.” Lian Ruixue agak marah, baru saja memakinya sebagai anjing, kini dirinya sendiri ikut terseret. Dalam hal ucapan, sepertinya Zhou Liming sekarang selalu bisa mengambil keuntungan. Dengan serius dia berkata: “Sudah memilihmu, aku takkan menyesal. Aku tak mau jadi mainan yang diutak-atik orang semaunya.”
Umat manusia sedang menghadapi krisis kepunahan. Kepentingan keluarga, pertarungan politik, semua ini terasa sangat menggelikan di mata Lian Ruixue. Namun kakeknya sendiri dan banyak orang lain masih terbuai dalam kekuasaan dan kepentingan. Barangkali baru saat manusia punah mereka akan tersadar?
Zhou Liming memahami betapa besar tekad Lian Ruixue hingga berani mengucapkan kata-kata ini. Kejadian hari ini sebagian memang dipaksakannya pada gadis itu. Ia menatap tajam Lian Ruixue: "Tenang saja. Nanti aku akan kembali secara jantan ke area belakang garis pertahanan, takkan membuatmu dirugikan."
Lian Ruixue mengangguk, berkata datar: "Aku percaya padamu."
Zhou Liming tidak berniat pergi. Keduanya bermanja-manja di ranjang hingga malam, baru kemudian bangun dan memasak makan malam sederhana dengan bahan yang ada. Zhou Liming juga akhirnya mengerti mengapa Lian Ruixue berada di sini, dan akhirnya tahu bahwa dialah yang telah melibatkan mereka. Seorang Mayjen, ternyata hanya anggota regu biasa. Pukulan seperti ini, Zhou Liming bisa merasakan tekanan yang pernah ditanggung Lian Ruixue saat itu.
Meski Lian Chengshu membuat keputusan ini agar cucu perempuannya tenangkan diri, tapi dia tak sadar telah membuat Lian Ruixue terluka.
Malam hari di Kota Xiang E, seiring meredanya binatang buas dan kehadiran regu yang bertugas, keadaan darurat diberlakukan telah dicabut. Orang-orang yang terkungkung di rumah sepanjang hari, bahkan di cuaca dingin seperti ini, tetap ada yang berkeliaran di jalanan. Setelah seharian bermalas-malasan di ranjang, keduanya berpakaian tebal lengkap dengan topi layaknya pasangan biasa yang sedang keluar rumah.
Lian Ruixue yang belum pernah mengalami cinta seperti di buku atau TV ini, layaknya gadis kecil, merangkul lengan Zhou Liming dan menempelkan kepalanya di bahu Zhou Liming.
Malam yang membeku tak mengikis keharmonisan mereka. Berjalan bergandengan erat, mereka merasakan kebahagiaan yang tak pernah ada sebelumnya. Baru sekarang Lian Ruixue sadar: Ternyata di dunia ini ada hal yang bisa membahagiakan seperti ini. Dulu dia mengira telah kehilangan segalanya, hanya bisa hidup selamanya dalam dingin yang beku. Kemudian diatur keluarga untuk menikah secara politik dengan orang asing, menjadi boneka tali yang membuat dunia kehilangan kilau cahayanya.
Dalam diri Lian Ruixue yang berkarakter pemberontak ini, dia sadar: Selama ini kepatuhannya hanyalah karena belum ada sumbu pemicu. Jika tidak, dengan karakternya yang seperti ini, pasti sudah sejak lama dia memberontak.
"Liming, bagaimana kalau aku ikut kau pergi? Aku benci kehidupan saat ini." Memandang jalanan yang semakin sepi, Lian Ruixue benar-benar berharap bisa terus berjalan seperti ini. Tapi waktu telah memasuki pukul delapan malam, seluruh kota menjadi diam. Jika terus berjalan begini, pasti akan menarik perhatian.
Zhou Liming juga agak tergoda, tapi akhirnya menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Aku tak rela kau ikut menderita di garis depan bersamaku."
Lian Ruixue menyadari pemikiran barunya tadi terlalu terburu-buru, jadi tak membahasnya lagi. Setelah kembali ke tempat tinggal, mereka tak tahan lagi berguling di ranjang, seolah memiliki energi yang tak ada habisnya. Hasrat kedua belah pihak dalam hal ini memang terlalu kuat.
Hingga tengah malam, pertempuran sengit ini akhirnya berakhir. Tubuh sekuat baja pun pasti merasa lelah.
Saat bangun keesokan harinya, keduanya kembali bercanda di ranjang cukup lama sebelum akhirnya bangun dan berpakaian. Kekurangan materi membuat keinginan untuk makan mewah sulit terwujud. Tapi sebagai cucu Lian Chengshu, meski hanya anggota biasa regu tempur, kebutuhan materi Lian Ruixue tetap terjamin.
Lian Ruixue yang cantik dan cerdas itu berubah gila-gilaan di ranjang, namun begitu lepas dari pelukan Zhou Liming, karakter wanita perkasanya kembali muncul. Ia menyuruh Zhou Liming tetap di penginapan lalu pergi seperti biasa. Perempuan ini perlu melapor ke markas regu - proses formalitas belaka, mengingat statusnya sebagai Mayor Jenderal membuat Komandan Kompi berpangkat Mayor kecil tak berani terlalu membatasi.
Setelah setengah hari menunggu di kamar, Lian Ruixue akhirnya kembali dengan membawa segunung barang.
Lian Ruixue mengeluarkan sebuah hard disk portabel sambil berkata: "Di dalam ini ada dokumen terbaru tentang binatang buas dan peta elektronik terkini yang menandai semua garis pertahanan. Aku juga menggunakan wewenang untuk menampilkan area yang berdekatan dari satelit. Ke depannya di zona-zona ini, kau harus lebih berhati-hati dan jangan sampai ketahuan."
Di dalam tas juga ada setumpuk 20 kartu nomor ponsel. Lian Ruixue tentu bisa menebak kesulitan komunikasi yang dialami Zhou Liming.
Sejujurnya, klaim Zhou Liming bahwa dia tidak terharu jelas bohong. Memandang wajah dingin Lian Ruixue dengan ekspresi khasnya yang sudah mengakar bertahun-tahun, Zhou Liming tersadar: tanpa perlu mengajukan permintaan, Lian Ruixue sudah mempersiapkan segalanya. Dulu, dengan prinsip ketatnya, hal seperti ini mustahil dilakukannya. Kini jelas seluruh hatinya telah dia serahkan padanya.
Dengan tatapan menyala-nyala, Zhou Liming menggoda: "Xue'er, aku ingin lagi."
Seketika, wajah Lian Ruixue yang membeku dipenuhi kelembutan, dengan malu-malu berkata: "Aku... aku juga ingin!"
