Efisiensi Zhou Liming benar-benar mengejutkan.
Memandang dua puluh ekstraktor gen berisi gen binatang buas di kantor, Bin Tianhua terkejut dalam hati: "Jangan-jangan kau cuma menangkap beberapa Duo Zu Chong Shou, mengisi ekstraktor gen sembarangan, lalu kembali untuk menipuku?" Bodoh! Apa binatang buas level enam itu kucing atau anjing kecil? Pergi dua hari saja sudah bisa membunuh dan mengambil gennya?
Zhou Liming tidak tahu akan umpatan dalam hati Bin Tianhua, tersenyum nakal sambil berkata: "Omong kosong, siapa yang berani kuhina selain kau?" Dia melihat tatapan Bin Tianhua yang berkedip-kedip, langsung tahu kalau Bin Tianhua pasti sedang mengumpatnya dalam hati. Tapi kondisi Zhou Liming saat ini, tidak perlu berdebat dengan orang seperti dia, pura-pura tak melihat saja.
"Susah ditebak, selain menghinaku, kau bisa bohongi siapa lagi?"
Zhou Liming mulai kesal, membentak: "Brengsek, kau tidak mau ya sudah! Tugas kubawa barang sudah kuselesaikan, urusanmu mau diapakan terserah. Tapi ingat, satu minggu lagi aku harus melihat prajurit super level enam!" Dia berbalik hendak pergi, masih banyak hal penting yang harus ditangani.
Melihat sikap Zhou Liming, Bin Tianhua teringat statusnya sebagai Ketua, mulai merinding. Dia menyusul dan menarik tangan Zhou Liming: "Benarkah ini gen binatang buas level enam?"
"Ngapain bohong? Bodoh, masa aku mau menipumu?"
Bin Tianhua tidak peduli dengan ekspresi marah Zhou Liming, malah tersenyum tipis sambil menari-nari, "Bagus, bagus sekali." Ia mengantar Zhou Liming sampai ke luar, melihat hujan deras, niat awalnya untuk mengantar sampai ke luar taman pun hilang. Ia langsung berbalik dan kabur kembali ke kantor untuk menghabiskan waktu dengan harta karunnya.
Menyerahkan gen-gen ini ke tangan Bin Tianhua, Zhou Liming menarik napas lega. Ia melihat jam: pukul tiga setengah sore.
Mengemudikan mobil pasokan, skill mengemudi Zhou Liming sebenarnya biasa saja, dipaksakan tetap jalan. Sekarang tidak ada polisi lalu lintas, di jalanan kecuali mobilnya sendiri hanya ada pejalan kaki. Memang pasokan minyak Kota Xi Yang terbatas, hanya disediakan untuk beberapa petinggi. Masa di tengah hujan deras begini tidak ada kendaraan terdekat? Meski prajurit super bisa terbang kesana-kemari, tapi kehujanan akhirnya tidak ada yang mau.
Pejalan kaki di jalanan melihat Mercedes yang dikendarai orang ini, iri sekali. Yang bisa mengemudi mobil hanya tiga empat orang itu saja, para petinggi yang benar-benar menguasai hidup-mati puluhan ribu warga Kota Xi Yang.
Pandangan semua orang tetap membuat Zhou Liming merasa terangkat. Meski di era binatang buas, daya tarik kekuasaan tetap tak bisa ditahan. Setidaknya sekarang Zhou Liming menikmati tatapan orang-orang ini, sekaligus menghela nafas: Kekuasaan memang barang bagus, pantas banyak orang jadi gila-gilaan karenanya.
Mengemudi sampai ke deretan vila Zona Utara, penjaga gerbang sudah tahu Zhou Liming sebagai penguasa Xi Yang, hati-hati membukakan pintu untuknya.
Setelah parkir, lari ke kantor Chen Yunnian. Si dia ini pura-pura mengamati bar Chen Yunnian, berkata sambil bersuara "wuih": "Walikota Chen, sepertinya di seluruh kota, koleksi anggur di sini paling lengkap. Lihatlah anggur tua sepuluh tahun, masih ada anggur merah ini... apa mereknya ya?"
Meski Chen Yunnian adalah bawahan Zhou Liming, usia Chen Yunnian sudah cukup untuk menjadi kakek Zhou Liming. Dia tertawa mengumpat, langsung menunjuk niat jahat Zhou Liming: "Melihat kau menatap tajam koleksi anggurku ini, aku tahu pasti kau tak punya niat baik." Dengan sakit hati dia berjalan ke lemari penyimpanan anggur, berkata: "Bilang, yang mana yang kau incar?"
Zhou Liming tersenyum kecut, berkata dengan mulutnya: "Ah, aku bukan tipe yang merampas keindahan orang."
Chen Yunnian melirik sinis ke Zhou Liming, Bodoh, mungkinkah aku ini orang pelit? Dia mengeluarkan sebotol anggur orisinal, berkata: "Aku cuma punya dua botol, sudah kucari-cari lama baru ketemu, sekarang keuntungan untukmu." Chen Yunnian sakit hati itu bukan main, semua orang tahu kesukaanku pada anggur, tapi si brengsek ini malah datang merampok.
"Walikota Chen, itu... aku..." Matanya berkedip-kedip, lalu meraih sebotol anggur dari rak minuman. "Walikota Chen, aku tahu kau patriotik, jadi pasti mendukung produk domestik. Aku takkan merebut kesukaanmu. Pemuda seperti aku memang selalu tertarik hal-hal baru, ambil yang ini saja."
Otot di wajah Chen Yunnian berdenyut-denyut sebelum meneriakkan: "Pergi!"
Wajah Zhou Liming benar-benar tebal bak tembok. Dengan santai-santai ia pergi sambil menggoyang-goyangkan botol anggur, meninggalkan Chen Yunnian yang masih terpaku di tempat. "Bodoh! Ini kan Lafite tahun 92..."
Usai meninggalkan vila Chen Yunnian, Zhou Liming tersenyum sendiri. Sambil membawa anggur, ia berpikir sejenak lalu kembali ke vilanya. Dengan hati-hati ia memasukkan setangkai mawar biru yang sengaja dibawa dari Vietnam ke dalam kotak kayu, lalu menggantungkannya di dada dengan bangga sebelum melesat ke angkasa.
Saat muncul di Kota Xiang E, cuaca telah memudar tanpa cahaya. Musim hujan selalu membuat langit cepat gelap.
Zhou Liming tahu Lian Ruixue sekarang tinggal di rumah perkotaan, tidak menginap di daerah basis. Dengan indra keenamnya, ia tahu gadis itu belum pulang. Ia memanjat pagar, merangkak ke balkon, dan membuka jendela dengan teknik khusus sebelum menyelinap masuk.
Gelap gulita di dalam, tapi bagi Zhou Liming ini sama sekali bukan masalah. Jangan lupa, malam hari bagi matanya terang benderang bagai siang.
Ia menyebarkan mawar biru di ranjang, pemandangan yang memesona. Anggur Lafite yang diambil dari Chen Yunnian ditaruhnya di meja makan. Dengan santai ia berbaring di sofa. Musim hujan memang menyenangkan - sebagai buronan, ia bisa masuk-keluar Kota Xiang E lewat wilayah tak bertuan. Cukup pakai jas hujan dan topi, ia bisa berjalan di jalanan dengan santai. Tak ada yang tahu siapa dirinya sebenarnya.
"Biasanya Lian Ruixue selalu pulang sebelum pukul tujuh, tapi hari ini bahkan sampai pukul tujuh pun belum kembali."
Zhou Liming mengerutkan alis, "Tiga hari tidak bertemu, mungkinkah ada perubahan?"
Malam ini Lian Ruixue memang pulang agak terlambat, hampir pukul delapan baru sampai. Dia berjalan ke depan pintu, mengguncangkan air hujan dari bajunya, lalu mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Tak disangka begitu pintu terbuka, dari kegelapan tiba-tiba melesat keluar sosok manusia yang langsung memeluknya dan menutup mulutnya tanpa memberi kesempatan bereaksi.
Lian Ruixue wajahnya berubah pucat, hendak mengoyak-ngoyak hidup-hidup orang di hadapannya. Tapi seketika merasakan keakraban dari bibir yang menempel, aroma yang sangat dikenalnya.
"Liming?"
Zhou Liming menghilang selama tiga hari. Meski ada telepon yang memberitahu jejaknya, Lian Ruixue tak menyangka dia masih berada di dalam kota Xiang E sampai larut malam begini.
Zhou Liming melepaskan Lian Ruixue yang terengah-engah, tersenyum sambil berkata: "Bukan aku siapa lagi, orang lain mana berani nekat seperti aku." Lian Ruixue meludah kecil, wajahnya juga menampakkan senyum, mendorong Zhou Liming masuk sambil menutup pintu dengan tumitnya, "Apa-apaan ini? Pintu tidak dikunci, kalau ada yang lihat bagaimana?"
"Siapa yang mau lihat?" Zhou Liming mencemooh, "Seluruh rumah ini kosong melompong."
Lian Ruixue hendak melepas mantelnya, tapi Zhou Liming kembali memeluknya, "Xue'er, aku merindukanmu." Mengingat kemesraan dan kegilaan mereka berdua dulu, Lian Ruixue pun mulai bergetar hatinya, "Aku juga merindukanmu," Tangannya yang mulai tak karuan mengelus membuat Lian Ruixue menggenggam pergelangan Zhou Liming, "Jangan, bajuku masih basah."
Dengan gesit Zhou Liming melepas mantel Lian Ruixue, lalu memeluknya dalam ciuman panjang. Bagian tubuhnya yang mengeras sudah menyentuh perut Lian Ruixue.
Lian Ruixue menggeliat gelisah, tapi tetap meronta, "Tunggu... hari ini sibuk seharian, aku kotor. Aku mau mandi dulu." Zhou Liming sudah tak sabar menunggu. Dalam beberapa gerakan, dia mengubah Lian Ruixue menjadi domba putih kecil, lalu melepas pakaiannya sendiri dengan cepat. Tangannya merayap ke area lembap di antara kaki Lian Ruixue, sambil tertawa nyaring, "Aku suka yang masih asli!"
"Kau benar-benar orang aneh..."
Meski begitu, sentuhan Zhou Liming membuat Lian Ruixue tak kuasa menahan diri. Digendong hingga sebatas pinggang, dengan satu hentakan, Zhou Liming sudah masuk ke wilayah becek. Lian Ruixue mengerang nyaman, entah karena rangsangan apa, tiba-tiba menjerit keras. Dengan napas tersengal, dia berbisau, "Masuk... masuk ruangan."
Zhou Liming menghentak beberapa kali, lalu melemparkan Lian Ruixue ke sofa dan menerjangnya. "Ini wilayah kekuasaanku, aku yang berkuasa di sini!"
Energi keduanya terlalu berlimpah, dari sofa mereka berpindah ke meja teh, lalu dari meja teh ke ranjang, hingga kedua belah pihak sama-sama mengaum, baru kemudian mereda.
Hingga mereka berpelukan, Lian Ruixue baru menyadari puluhan mawar biru di ranjang, berteriak kaget: "Ini semua untukku?" Lian Ruixue biasa menerima bunga, menginginkan gadis cantik termewah dengan punggung indah, siapa tak ingin melesat seperti ikan melewati gerbang naga? Sayang sang kecantikan es ini selalu membuat orang mentok.
"Salahmu semua! Lihat bunga-bunga ini jadi seperti apa." Lian Ruixue menggerutu. Kegilaan mereka tadi merusak mawar-mawar itu hingga hanya tersisa batang-batang gundul dengan kelopak berserakan di ranjang.
Zhou Liming tersenyum tipis, menarik Lian Ruixue ke dalam pelukannya: "Kau suka?"
Lian Ruixue menganggukkan kepala, mengangguk, lalu bangun dari ranjang dengan tubuh telanjang. Perempuan yang dulu pemalu ini kini merasa semakin nyaman di hadapan Zhou Liming. Tidak seperti awal-awal mereka berhubungan intim yang masih canggung dan selalu menghindar. "Aku mau mandi."
Zhou Liming ikut melompat bangun, "Aku juga mau mandi. Bagaimana kalau kita mandi bareng?" Pria ini memang sudah lama mengincar kesempatan mandi pasangan. Mana ada pria yang tidak menginginkan hal seperti ini?
Namun Lian Ruixue sudah lebih dulu berlari sambil tertawa ke kamar mandi dan mengunci pintu. Suara tawanya yang khas terdengar dari dalam, "Hihihi..."
Zhou Liming menggerutu kesal. Bodoh! Bukankah mereka sudah seperti suami-istri tua? Semua bagian tubuh sudah dilihat, diraba, bahkan dicium. Masak mandi bareng saja tidak boleh?
