"Kau gila?"
Lian Ruixue terkejut bukan main, langsung bangun sambil merasakan batang itu masih di dalam tubuhnya. Ia merengek manja: "Kau tahu identitasmu sekarang? Bagaimana jika ada yang mengenalimu?" Perasaan benci dan kesal memenuhi hatinya, tak menyangka Zhou Liming bisa sembrono seperti ini.
Zhou Liming tersenyum tipis: "Menurutmu identitasku apa sekarang?" Tangannya menepuk pantat menggairahkan Lian Ruixue.
Lian Ruixue sudah tahu bajingan ini bukan tuan yang tenang. Ia menepis tangan Zhou Liming: "Aku serius bicara ini."
“Aku juga serius.” Zhou Liming berkata: “Bukankah percobaan kali ini dilindungi oleh kalian? Nanti aku menyelinap masuk, cuma melihat dari jauh, pasti tidak ada masalah kan?” Dia berpikir saat ini hujan, asal berpakaian tertutup dan berkamuflase, siapa yang tahu identitasnya?
Setelah mendengar perkataan Zhou Liming, Lian Ruixue merenung sejenak lalu setuju. Dia berkata: “Baik, tapi nanti kau harus patuhi perintahku, jangan berulah nekat, dengar?” Zhou Liming meliriknya: “Berulah nekat? Justru aku ingin berulah!” Dengan gerakan tiba-tiba, dia membalikkan posisi dan menindih Lian Ruixue. “Masih... mau lanjut lagi?” jerit Lian Ruixue.
Karena ada misi operasi, keesokan harinya Lian Ruixue terpaksa meninggalkan ranjang mesra lebih awal. Setelah menyiapkan sarapan sederhana, dia berpesan: “Tunggu teleponku pukul sepuluh.”
Di luar masih turun hujan, setelah sarapan, waktu menuju pukul 10 juga tidak lama lagi. Akhirnya aku menyalakan TV. Isi tayangan di area belakang garis pertahanan masih itu-itu saja, program TV cuma beberapa - penuh pidato para politisi, dan pengumuman sejumlah kekuatan militer untuk menenangkan hati manusia. Kadang-kadang disebutkan kejadian kerjasama dengan negara lain. Sebenarnya, cukup sulit untuk menemukan informasi penting dari tayangan semacam ini.
Dua bulan telah berlalu, Zhou Liming sejak lama sudah menghilang dari layar TV. Gerakan pembuatan bintang masih terus berlanjut.
"Zhang Tianqi?" Zhou Liming tersenyum tipis. Dalam gerakan pembuatan bintang saat ini, pria ini jelas yang paling tenar. Sebagai prajurit super level enam, dia tak diragukan lagi merupakan bintang baru. Melihat rekaman yang ditayangkan di TV, kekuatannya memang mengejutkan. Meski masih ada sedikit kebohongan, tapi tidak banyak - dia benar-benar bajingan yang mengerikan.
Yang tak disangka Zhou Liming, putra Zhao Haishan yaitu Zhao Mingzhe juga sedang dalam masa kejayaan. Dia menjadi politisi baru yang berhasil mendorong perkembangan baju zirah lewat tangannya sendiri.
Masih beberapa menit menuju pukul sepuluh, Lian Ruixue menelepon ponsel Zhou Liming. Setelah memberitahu lokasi, Zhou Liming memeriksa dirinya di cermin. Tidak menemukan celah kelemahan, barulah dia menyelinap pergi.
Tempat pertemuan berada di luar garis pertahanan. Lian Ruixue menyetir mobil off-road. Saat melihat Zhou Liming, dia melambaikan tangan perlahan. Zhou Liming mendekat, membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang. Meski di ranjang sangat bergairah, di luar Lian Ruixue tetap menjaga ekspresi dingin. Jarang terlihat dia tersenyum lembut pada Zhou Liming. Tanpa sepatah kata, dia langsung menghidupkan mesin mobil.
Setelah melewati garis pertahanan, terlihat konvoi kendaraan yang bergerak perlahan.
Lima helikopter bersenjata menjadi pelopor di udara. Enam tank elektromagnetik berjaga mengelilingi konvoi. Untuk aspek prajurit super, tanggung jawab jatuh pada regu tempat Lian Ruixue bertugas. Tidak ada regu lain yang dikirim - perkiraan atasan melihat formasi persenjataan kuat ini sudah cukup memadai.
Mobil Beyond mengikuti dari belakang. Zhou Liming duduk di dalam. Tak ada yang memperhatikan tambahan seorang orang luar. Ditambah lagi si brengsek ini memakai topi yang menutupi sebagian besar wajahnya, sulit dikenali.
Zhou Liming memperhatikan empat truk besar dalam konvoi. Bagian atasnya tertutup rapat dengan kanvas, langsung terlihat bahwa itu adalah kendaraan pengangkut baju zirah. Seluruh konvoi terdiri dari belasan truk dan tiga bus. Semua penumpang bus adalah personel percobaan.
Baru saat ini Zhou Liming menyadari Lian Ruixue hari ini kembali mengenakan pakaian ketat hitam.
Merasakan arah pandangan Zhou Liming, Lian Ruixue berkata datar: "Hari ini ada misi, makanya pakai baju seperti ini." Saat masuk ke wujud binatang buas, baju akan hancur. Lebih baik pakai yang sederhana, praktis ke belakang. Meski sekarang masih bulan Januari dan cuaca sangat membeku, hal ini tidak mempengaruhi prajurit super. Konstitusi fisik yang kuat, otot dan kulit termodifikasi, cukup untuk menetralisir hawa dingin ekstrem.
Area percobaan sebenarnya tidak jauh dari garis pertahanan, merupakan topografi yang didominasi bukit-bukit dengan konsentrasi tinggi.
Setelah mencapai tujuan, konvoi berhenti, terdengar riuh teriakan gembira saat para personel ilmiah turun dari bus dan segera memulai pekerjaan.
Zhou Liming menyipitkan matanya mengamati sepuluh prajurit super tingkat lima yang turun dari kendaraan. Mereka mengenakan seragam militer hijau yang seragam, diduga merupakan awak pesawat untuk eksperimen kali ini.
Lian Ruixue tidak turun, tetap berada di mobil off-road. Kendaraan ini bukan versi militer melainkan model sipil produksi BAIC yang desainnya kurang menarik namun cukup praktis. Di dalam kabin yang visibilitas luarnya terbatas, Lian Ruixue sebagai anggota biasa tanpa jabatan komando memang tidak perlu terus-menerus waspada.
Tatapan Zhou Liming menyusuri lekuk tubuh rampingnya, dua kaki jenjang yang terbungkus celana ketat hitam semakin menonjol. Dorongan tak tertahankan membuatnya mengulurkan tangan mengusap-usap paha tersebut.
"Jangan macam-macam." Lian Ruixue mengusap-usap beberapa kali, akhirnya tak tahan menepuk tangan Zhou Liming. Matanya melototi pria itu dengan keras. Saat ini mereka sedang di TKP eksperimen. Meski visibilitas dari luar ke dalam mobil kecil, tapi kalau sampai ketahuan... Lian Ruixue sudah tak berani membayangkan kelanjutannya.
Zhou Liming lagi-lagi mengulurkan tangannya seperti hantu bayang yang tak kunjung hilang, tersenyum: "Takut apa? Mereka kan nggak bisa lihat." Walaupun bicara begitu, tangannya hanya diam di pangkal paha. Matanya mengamati konvoi kendaraan yang sibuk di luar. Dalam beberapa detik, terpal empat truk besar disingkap, memperlihatkan empat set baju zirah dengan dua desain berbeda.
Melihat baju zirah ini, reaksi pertama Zhou Liming adalah merasa armor-armor ini benar-benar gagah perkasa.
Dua model tersebut, salah satunya tingginya sekitar dua meter seperti robot humanoid. Model lainnya mencapai 3,5-3,6 meter, layaknya raksasa berdiri tegak.
Lian Ruixue tidak memberikan penjelasan, hanya memandang derek mengangkat keempat baju zirah dan menurunkannya perlahan ke tanah yang basah. Berbagai fasilitas diturunkan dari truk-truk lain. Setelah memastikan tidak ada masalah pada keempat baju zirah, personel ilmiah mulai menata peralatan sesuai posisi masing-masing.
Setelah persiapan selesai, seorang prajurit super bertubuh besar mendekati baju zirah robot setinggi dua meter. Ia menempelkan telapak tangan di dada baju zirah, membuat pelindung dada terbuka dan memperlihatkan panel input LCD. Dengan cepat ia memasukkan serangkaian kata sandi sebelum mundur selangkah.
Zhou Liming menjulurkan lehernya. Begitu kata sandi terkonfirmasi valid, gemuruh mesin terdengar. Anggota tubuh robot terbuka seperti terbelah dari samping. Prajurit super itu masuk ke dalam, lalu pelindung yang terbuka tadi menutup kembali, membungkus seluruh tubuhnya.
Barisan lampu kecil berkilauan menyala. Robot setinggi dua meter ini mulai bergerak perlahan, merangkak sebelum akhirnya berdiri tegak.
Seperti yang ditebak Zhou Liming sebelumnya, baju zirah ini sebenarnya hanya perangkat eksternal belaka, bagaikan setelan baju zirah berteknologi tinggi yang utuh. Prajurit super tadi menggunakan metode ini untuk mengenakan setelan zirah tersebut. Proporsinya jauh lebih besar daripada manusia, sangat berat. Bukan prajurit super mustahil bisa mengoperasikannya. Setelan ini merupakan baju zirah semi-otomatis semi-tenaga manusia. Daya otomatisnya hanya berfungsi sebagai pendukung, sementara yang benar-benar berperan tetap prajurit super.
Saat itu, seorang prajurit super juga memasukkan kata sandi pada baju zirah setinggi 3,5-6 meter. Dada kaca antipeluru transparan terbuka, lalu ia memanjat masuk. Zhou Liming memperhatikan bahwa ternyata terdapat kabin pengemudi kecil di dalamnya. Prajurit super itu duduk dengan pas. Setelah dada kaca transparan tersebut tertutup, robot raksasa ini berdiri melalui operasional.
Zhou Liming merasa familiar dengan baju zirah ini. Setelah merenung, bukankah desainnya agak mirip dengan baju zirah dalam film "Avatar"?
Keempat baju zirah yang telah berdiri ini akhirnya membuat Zhou Liming paham. Model pendek kemungkinan ditujukan untuk digunakan prajurit super, membutuhkan kekuatan mengerikan prajurit super untuk dioperasikan. Di bagian punggungnya terdapat perangkat yang terlihat seperti membawa bungkusan besar, mungkin merupakan sumber energinya. Sedangkan tangan kanannya juga sangat besar, tidak jelas mengapa satu lengan besar dan satunya kecil.
Baju zirah tinggi ini seharusnya untuk penggunaan orang biasa, sepenuhnya digerakkan mesin. Awalnya memiliki dua lengan, namun berubah menjadi senapan mesin multi-laras dan meriam kaliber kecil. Jika tidak ada kesalahan, meriam ini pastilah meriam elektromagnetik. Untuk menghadapi binatang buas, selain senjata elektromagnetik, senjata tradisional seolah tak berguna.
Tujuan hari ini hanyalah menguji sistem keseimbangan baju zirah, cuaca hujan seperti ini paling tepat untuk pengujian tersebut.
Lian Ruixue sebagai cucu perempuan Lian Chengshu tentu mengetahui beberapa informasi. Dia menunjuk baju zirah pendek itu: "Ini baju zirah macan tutul, gerakannya sangat lincah dan cepat. Kekurangan tetap ada, karena mengandalkan kekuatan prajurit super untuk menyediakan sebagian besar tenaga, daya tahannya tergantung berapa lama kekuatan operator bisa bertahan. Secara teori, semakin kuat prajurit supernya, semakin optimal fungsinya."
Dia kembali menunjuk baju zirah operasional besar ini: "Ini Dalishen, baru bisa disebut baju zirah sesungguhnya. Tapi seperti kau lihat, kelemahannya juga jelas - pada sistem tenaga dan pasokan energinya. Tanpa penyempurnaan selama beberapa tahun, mengirimnya ke medan perang melawan binatang buas sama saja dengan bunuh diri."
Selagi penjelasan berlangsung, serangkaian pemeriksaan akhirnya selesai. Para peneliti kemudian mundur dari area percobaan yang telah ditandai. Komandan yang bertanggung jawab atas eksperimen secara resmi memberikan perintah.
