Apa yang paling diharapkan manusia? Adalah daratan tanpa binatang buas, lautan tanpa binatang buas yang berpatroli, pesisir yang tidak menjadi arena perebutan ratusan makhluk, langit yang tidak dihiasi siluet binatang buas yang melayang. Tapi harapan ini terlalu sulit terwujud. Binatang-binatang buas yang jumlahnya jauh melampaui populasi manusia, mereka menguasai seluruh lautan termasuk lebih dari separuh daratan, memampatkan manusia - penguasa Bumi - ke zona-zona lingkungan yang buruk.
Sepanjang setahun ini, tepian pantai selalu dihiasi siluet samar binatang buas. Volume besar mereka bagaikan makhluk purba yang menguasai jalur kehidupan maritim manusia.
Yang dilihat Zhou Liming saat ini adalah garis pantai yang sunyi senyap. Selama satu tahun lebih, tidak banyak perubahan di garis pantai ini. Berbagai bangunan peradaban manusia masih berdiri, hanya banyak yang telah dihancurkan oleh binatang buas. Satu-satunya perubahan adalah sepanjang garis pantai kini dipenuhi tumbuhan liar yang tumbuh subur. Vegetasi pesisir ini, tanpa campur tangan dan perusakan manusia, berkembang dengan gila-gilaan hingga hampir kembali ke kondisi pantai yang alamiah.
Kerusakan terparah terjadi di kota-kota wilayah pesisir yang nyaris menjadi reruntuhan. Di antara semak-semak yang tumbuh liar, kadang terlihat mobil-mobil berkarat yang tertutup vegetasi.
Seluruh kota, kecuali beberapa bangunan yang masih memiliki struktur utuh, seperti gedung pencakar langit, telah lama berubah menjadi sarang kawanan binatang buas. Binatang buas tipe terbang dalam jumlah besar mendominasi gedung-gedung tinggi ini, menjadikannya rumah mereka. Bagai sarang burung yang menjulang di tengah kota, melalui jendela kaca yang pecah terlihat ranting dan rumput liar yang menyusun sarang mereka. Kawanan binatang buas ini membagi zona kekuasaan masing-masing di dalam kota.
Melihat kota-kota pesisir India dari udara, tidak ada yang tersisa selain puing-puing bangunan.
Menyaksikan peradaban kota manusia hancur seperti ini, Zhou Liming merasakan kompleksitas perasaan. Kota yang dibangun dengan hasil keringat puluhan juta orang selama puluhan hingga ratusan tahun, musnah menjadi reruntuhan hanya dalam setahun. Andai para pendiri kota ini masih hidup dan menyaksikan pemandangan ini, pastilah psikologi mereka sampai muntah darah.
Ingin mencari tahu alasannya, tampaknya mustahil rasanya, tapi Zhou Liming tak rela menyerah. Dia menyambar dari udara seperti parabola, langsung terungkap ke dalam lautan.
"Brak!" Suara lengkingan terdengar saat Zhou Liming menghantam permukaan air, menghilang di balik riak ombak.
Masuk ke dalam air yang membeku, pandangan disergap biru laut - warna khas air samudera. Gerakannya terasa kaku karena lama tak berenang, tapi itu bukan masalah. Yang penting bisa mengamati situasi bawah laut. Sebenarnya ide ini sudah lama mengusik benaknya, hanya dulu siapa berani mendekati wilayah pesisir, apalagi berenang di lautan? Ucapan "buaian binatang buas" bukanlah sembarangan bicara.
Zhou Liming membiarkan dirinya tenggelam dengan cepat, sekali hentakan nafas yang ditahannya setidaknya memberi waktu 10 menit tanpa perlu khawatir soal pernapasan.
Tekanan air laut pada kedalaman 1.000-2.000 meter tidak akan membuat Zhou Liming merasa tidak nyaman sama sekali, jadi dia bisa tenang terus menyelam ke bawah. Saat pertama masuk air, tidak terlihat sesuatu yang istimewa, hanya merasakan air laut lebih jernih dari dulu, plankton semakin banyak, populasi ikan yang sudah pulih dalam setahun menjadi lebih banyak. Pada kedalaman puluhan meter dari permukaan, sama sekali tidak terlihat sesuatu, juga tidak menemukan apa-apa.
Ini masih wilayah laut dekat, titik terdalamnya hanya sekitar 700-800 meter. Hanya beberapa saat, Zhou Liming sudah mencapai dasar laut.
Cahaya matahari tidak bisa menembus sampai sini, visibilitas hampir tidak ada. Tapi Zhou Liming tetap bisa melihat dasar laut dengan jelas. Tempat yang bagai mimpi ini dipenuhi rumput air yang melayang mengikuti arus, meski ikan di kedalaman ini tidak terlalu banyak, tapi sesekali muncul ikan-ikan yang tetap memberi warna pada pemandangan bawah laut. Di karang tumbuh beberapa jenis koral laut dangkal yang tidak bisa disebutkan namanya oleh Zhou Liming, hanya tahu warnanya sangat indah dan memukau.
Yang merusak keindahan dasar laut, mungkin adalah cangkang-cangkang rapat yang bertebaran di dasar laut.
Disebut cangkang, sebenarnya mirip pecahan cangkang telur yang sudah menetas. Cukup dipikir sebentar, kita langsung paham asal-usul cangkang-cangkang ini. Ini pasti telur tempat bola binatang buas itu menetas. Telur ini sendiri merupakan metode budidaya yang terbentuk dari gen binatang buas - dengan kata lain, buaian binatang buas. Semua cangkang ini didominasi warna hitam, memenuhi seluruh dasar laut dengan jumlah yang tak terhitung.
Yang membuat Zhou Liming lega adalah sebagian besar cangkang ini sudah pecah dan kosong. Jika masih utuh, mungkin manusia sudah punah sekarang.
Menyelam ke laut ternyata tidak banyak memberi informasi. Sepertinya pemberontakan binatang buas kali ini bukan berasal dari lautan. Tapi Zhou Liming bisa memastikan satu fakta: di wilayah laut dekat ini tidak akan terjadi gelombang pasang binatang buas kedelapan, karena semua cangkang di sini sudah menetas dan tidak memenuhi syarat pembentukan.
Kalau di laut tidak bisa menemukan jawaban, Zhou Liming menggunakan kakinya untuk mendorong, tak disangka dia memanfaatkan batu karang di dasar laut sebagai platform. Kekuatan mengerikan itu bagai peluru kendali bawah air yang ditembakkan, menyapu keluar ke permukaan laut. Ratusan meter hanya sekejap mata, dengan suara "Syuush!", Zhou Liming membawa hujan air ke langit, melayang di udara lalu menggantung. Setelah energi beroperasi, dia memaksa mengeringkan jejak air di bajunya hingga tersisa serpihan garam kristalin.
Zhou Liming menggelengkan kepala, masih berkeluh kesah atas kurangnya pengalamannya. Akhirnya dia menemukan kolam di alam terbuka, mencuci kembali bajunya dan mengeringkannya sekali lagi. Setelah menentukan arah, dia melesat ke tenggara bagai peluru meriam yang menderu.
Saat kecepatan mencapai 2 Mach, aliran udara ini jika mengenai orang biasa akan cukup untuk memotong mereka menjadi serpihan daging. Tapi tubuh kuat Zhou Liming yang puluhan kali lebih keras daripada pesawat tempur membuat aliran udara ini sama sekali tidak berpengaruh padanya. Kecepatan 2 Mach sudah menjadi ambang batas Zhou Liming, setara dengan hampir 2.500 kilometer per jam - dua kali kecepatan suara.
Kawasan Semenanjung India ini sebenarnya cukup jauh dari Provinsi Guangxi di daratan utama, tapi dengan kecepatan abnormal Zhou Liming, jarak itu bisa dianggap relatif dekat.
Sepanjang perjalanan, kawanan binatang buas yang sedang pemberontakan terus-menerus menggunakan skill bentuk untuk melampiaskan kepanikan mereka. Zhou Liming benar-benar tak bisa membayangkan kekuatan macam apa yang bisa membuat binatang buas di seluruh dunia terjerumus dalam pemberontakan panik seperti ini? Seperti yang pernah dia bayangkan sebelumnya, mungkinkah kemunculan meteor bukanlah fenomena acak di alam semesta, melainkan ada semacam kontrol terencana?
Menyalin rantai makanan binatang buas yang utuh, hal seperti ini meski alam semesta penuh keajaiban, tetap terlalu sulit dipercaya.
Jika hanya spesies tunggal binatang buas, mungkin Zhou Liming masih bisa percaya, karena kemungkinan seperti itu cukup besar. Alam semesta yang agung megah ini, kontak manusia atau yang diketahui, hanyalah sudut kecil dari samudera luas. Mungkin planet di beberapa miliar atau ratus juta tahun cahaya telah hancur, meteor-meteor ini setelah perjalanan miliaran tahun cahaya, muncul di Bumi pun bukan tidak mungkin. Tapi sekarang seluruh rantai makanan, bagaimana mungkin?
Apalagi saat ini kawanan binatang buas secara menyeluruh terkena pengaruh, semakin membuat Zhou Liming curiga.
Tapi saat ini, Zhou Liming sama sekali tidak bisa menemukan alasan yang mungkin, seolah semua binatang buas di Bumi dikuasai oleh kekuatan tak kasat mata. Dari ekspresi panik mereka, apakah ada sesuatu yang muncul sehingga menyebabkan mereka bergetar ketakutan? Kalau tidak, hal ini sama sekali tidak bisa dijelaskan mengapa.
“Barang apa sebenarnya yang datang, sampai bisa menimbulkan reaksi sebesar ini? Apakah binatang buas level delapan, atau langsung seperti dugaan ku tentang pihak di balik layar?”
Zhou Liming tidak bisa menilai, hanya bisa mempertahankan arah dan kecepatan tingginya. Dengan kecepatan jenis ini, ditambah penerbangan di ketinggian 10.000 meter, binatang buas tipe terbang sama sekali tidak mendeteksi keberadaannya. Setelah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam, akhirnya berhasil melewati perbatasan Vietnam dan muncul di atas Provinsi Guangxi. Beberapa menit kemudian, telah tiba di angkasa atas Kota Xi Yang.
Seluruh Kota Xi Yang dikepung oleh binatang buas tak terhitung jumlahnya, seragam binatang buas tingkat tinggi semuanya berlevel lima-enam.
Kota Xi Yang yang berdekatan dengan pesisir, pada titik ini sangat dirugikan. Begitu binatang buas tak terkendali, makhluk yang muncul di sini levelnya takkan rendah. Seperti sekarang, binatang buas level enam yang mengerubungi Kota Xi Yang jumlahnya mencapai ribuan, apalagi puluhan ribu binatang buas level lima. Mereka mengelilingi Kota Xi Yang sambil mengaum-mengaum. Di langit berkelompok-kelompok binatang buas terbang, bagaikan awan hitam yang menyelimuti Kota Xi Yang.
Tapi mereka tidak menyerang, masih ragu-ragu. Karena keberadaan Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix, membuat mereka merasa tabu, tak berani melancarkan serbuan.
Ikan Tanduk Sapi telah berubah menjadi raksasa, melayang di angkasa atas kota. Dua pasang sayap transparannya mengepak perlahan, tetap menunjukkan ekspresi santai. Namun kemampuan wujud aslinya telah diaktifkan - seperti kemampuan kosmik bintang, zona seratus meter di sekitarnya menjadi area terlarang mutlak. Bahkan binatang buas level enam pun mustahil bertahan dari hawa dingin ini. Begitu tersentuh, mereka akan membeku menjadi patung es dalam sekejap. Sementara Phoenix mengepakkan sayapnya dalam bentuk sempurna, bagaikan burung raksasa yang terbakar kobaran api hebat. Setiap wilayah yang dilintasinya seolah terbakar, meninggalkan jejak ekor api panjang di langit.
Saat Zhou Liming tiba, kawanan binatang buas yang telah berhadapan selama 2-3 jam akhirnya menahan tekanan dari Binatang Buas Level Enam Kelas Raja. Di bawah raungan berkali-kali, mereka mulai berkilatan cahaya. Skill bentuk terbentuk seketika dan menghantam ke arah kota. Beberapa binatang buas tipe penyerbu seperti banteng mengamuk, mengangkat empat kakinya dan menerjang Kota Xi Yang.
Larian mereka membuat seluruh daratan berguncang bagai gempa bumi.
Wajah Chen Yunnian dan yang lain di atas tembok kota berubah pucat. Mereka mengaum: "Semua bersiap – mereka datang!" Para prajurit super level enam seperti Ruan Weizhi dan Xiang Xuanyan yang menjadi andalan Xi Yang langsung melompat turun dari tembok. Dengan teriakan, mereka menghantam skill bentuk milik mereka ke gerombolan binatang buas yang sedang berlarian kencang.
Kilatan cahaya terus berkedip. Setiap kilatan mewakili seorang prajurit super yang menggunakan skill bentuk, atau menandakan seekor binatang buas melancarkan skill bentuknya.
Gemuruh suara ledakan seketika menggema di seluruh daratan, gempa bumi yang diakibatkan ledakan membuat seolah seluruh permukaan tanah berguncang. Tanaman di luar kota yang tadinya tumbuh subur kini tak ada yang peduli, hancur berantakan di bawah berbagai skill bentuk. Kawah-kawah besar bermunculan, mengubah wilayah dataran di luar Kota Xi Yang yang dulunya rata menjadi seperti permukaan bulan.
Akhirnya Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix bergerak. Tanpa perlu menggunakan skill bentuk, mereka langsung menghujam ke kerumunan binatang buas yang padat hanya dengan kemampuan wujud asli. Tak terhitung binatang buas membeku menjadi es atau berubah menjadi abu oleh kobaran api bersuhu ultra tinggi. Kengerian kemampuan wujud asli ini akhirnya menunjukkan taringnya - bahkan binatang buas level enam hanya bisa meronta lemah sebelum mati di hadapannya, menjadikan kelas Raja sebagai eksistensi yang tak tertandingi oleh mereka.
Keganasan binatang buas masih melampaui dugaan semua orang. Skill bentuk yang melesat dalam jumlah besar meledak di dalam kota, menghancurkan area luas bangunan. Beberapa prajurit super yang tidak sempat menghindar, terjebak dalam jangkauan skill bentuk ini, menjerit kesakitan sebelum ambruk. Bahkan Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix pun menerima hujan skill bentuk yang tak terhitung jumlahnya, membuat mereka terlihat kewalahan dan kehilangan kepercayaan diri sebelumnya.
Kelas Raja tetap masuk dalam kategori level enam. Meski kekuatan mereka sangat kuat, bukan berarti mampu menahan semua serangan dari binatang buas level enam.
Dua tangan sulit melawan empat tangan. Kawanan binatang buas yang mengepung Kota Xi Yang jumlahnya lebih dari 100 kali lipat prajurit super. Dalam pemberontakan, mereka bertindak tanpa peduli apapun, hanya tahu terus-menerus menghantamkan skill bentuk. Meski terluka parah, mereka tetap melanjutkan pergerakan hingga akhirnya mati. Dalam situasi ini, korban jiwa mulai muncul dengan cepat di barisan prajurit super. Jumlah prajurit super yang telah berkembang menjadi ratusan, separuhnya langsung gugur hanya dalam beberapa kali serangan membabi buta dari kawanan binatang buas.
Pertempuran, sejak awal, sudah berada dalam tahap paling memilukan dan memanas.
Chen Yunnian dan kawan-kawannya berusaha melindungi Kota Xi Yang beserta puluhan ribu warganya. Sementara kawanan binatang buas yang memberontak membutuhkan cara untuk melampiaskan amarah. Kedua belah pihak langsung mengerahkan seluruh kekuatan sejak awal. Namun jumlah prajurit super di Xi Yang terlalu sedikit - prajurit super level enam hanya puluhan orang. Mereka tak mungkin menandingi jumlah masif prajurit super musuh. Meski dibantu Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix, tanda-tanda kekalahan mulai terlihat.
“Tampaknya kembali tepat pada waktunya.”
Zhou Liming tersenyum tipis di ketinggian ekstrem, lalu seluruh tubuhnya mulai ditutupi sisik baja yang tebal berwarna hijau kelam, mengubah dirinya menjadi seperti manusia baja. Dengan gerakan memutar di udara, dia melakukan penyesuaian saat menyambar turun. Selama rotasi ini, kedua lengannya mulai memancarkan kilatan cahaya energi yang semakin intens, membentuk formasi seperti bor raksasa.
Begitu aura familiar muncul di medan perang, Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix langsung mengeluarkan suara riang penuh arti.
Terlihat Zhou Liming melesat bagai petir dari langit, kilauan cahaya yang menyilaukan dari tubuhnya membuat mata secara refleks menyipit.
Dalam sekejap, Zhou Liming telah menyambar ke daratan, menerjang masuk ke tengah kawanan binatang buas dengan ganas. Kilauan cahaya yang menyilaukan tiba-tiba membesar, membentuk ledakan energi mengerikan yang membentuk awan jamur di garis cakrawala, menyebar ke segala penjuru. Tak terhitung binatang buas terkoyak oleh energi, terhempas ke udara oleh gelombang kejut dan berhamburan ke luar. Tangisan pilu dan jerit kesakitan bergema, kerumunan hitam pekat binatang buas itu langsung tersapu bersih menjadi zona vakum setelah serangan tunggal Zhou Liming.
Sementara awan jamur itu belum sempat menghilang, Zhou Liming kembali melesat ke langit, berdiri menggantung di udara dengan tangan di belakang punggungnya.
Menyaksikan semua ini, Ruan Weizhi dan Xiang Xuanyan awalnya terdiam kaku, kemudian pecah dalam sorak-sorai riuh. Gairah bertarung mereka semakin membara, bertempur sengit melawan kawanan binatang buas. Berbagai taktik serangan yang tajam nan ampuh terus-menerus membunuh makhluk-makhluk buas itu. Teknik bela diri yang jauh lebih lincah daripada binatang buas, seringkali mengakhiri pertarungan dengan tumbangnya para binatang buas di tempat. Namun jumlah binatang buas yang begitu besar membuat meski beberapa ekor berhasil dibunuh, serangan ganas mereka tetap menjatuhkan prajurit super satu per satu, yang kemudian diremukkan oleh kebuasan kawanan binatang buas.
Zhou Liming tahu bahwa kuncinya untuk menjamin kelangsungan Kota Xi Yang terletak pada dirinya sendiri, apakah dia mampu menjadi faktor gentar bagi kawanan binatang buas.
Tanpa sempat mengobrol lama dengan Chen Yunnian dan kawan-kawan, Zhou Liming kembali berubah menjadi gumpalan cahaya yang menghantam hingga jatuh ke daratan. Energi yang kuat berkeliaran semena-mena, berubah menjadi busur listrik tak terhitung. Di setiap lokasi yang dijangkau, kawanan binatang buas bertumbangan terbunuh. Perbedaan tingkatan membuat kedua belah pihak sama sekali tidak berada di tingkat pertempuran yang sepadan. Meski banyak binatang buas tetap melancarkan skill bentuk mereka ke arah Zhou Liming, sang perwira yang telah menutupi setiap inci kulitnya dengan sisik baja sama sekali mengabaikan serangan mereka.
Setiap serangan yang digunakan Zhou Liming tak lain adalah serangan jangkauan luas. Energi dihantamkan ke dalam tanah, memunculkan duri cahaya tak terhitung yang cukup mengubah wilayah satu kilometer di sekitarnya menjadi zona kematian mutlak bagi para binatang buas.
Jurus Raungan Daratan ini benar-benar penuh kekerasan, muncul bagai duri tanah yang tiba-tiba, dengan duri cahaya bertenaga Cahaya Kematian sebagai medianya - sama sekali bukan hal yang bisa dihadang kawanan binatang buas. Satu per satu tubuh mereka tertusuk duri cahaya, menjerit-jerit sebelum ambruk mati. Duri cahaya ini murni energi, cukup untuk menembus tubuh mereka hingga transparan sekaligus menghancurkan mekanisme energi di dalam tubuh mereka.
Dengan bergabungnya Zhou Liming, Raungan Daratan yang terus-menerus dilancarkan hampir membajak seluruh daratan. Di medan perang, mayat binatang buas bertebaran di setiap sudut.
Puluhan ribu binatang buas yang mengepung Kota Xi Yang, hanya dalam setengah jam saja sudah dibantai sebagian besar oleh Zhou Liming. Sisanya yang masih berjumlah ribuan, di bawah kejaran Ikan Tanduk Sapi dan Phoenix, hanya bisa lari pontang-panting. Meskipun binatang-binatang buas ini sedang memberontak, bukan berarti mereka nekat tanpa peduli. Begitu kewarasan mereka pulih, rasa takut dan panik pun mulai menyusup.
Pertempuran setengah jam membuat Zhou Liming merasakan kehilangan tenaga. Belasan kali menggunakan Raungan Daratan hampir menguras seluruh energi internalnya. Pertempuran seintens ini benar-benar pengalaman pertama baginya.
Kota Xi Yang memang berhasil dipertahankan, namun tembok pertahanan yang mengelilinginya kini compang-camping. Area luas bangunan hancur. Jumlah binatang buas yang terlalu banyak membuat pertahanan mustahil dilakukan, akhirnya beberapa yang lolos tetap berhasil menyerang kota. Tapi dibandingkan dengan keberhasilan memukul mundur pemberontakan binatang buas, kerusakan ini tak berarti.
Mengambang di udara, Zhou Liming memandangi medan perang di bawahnya dengan berbagai perasaan campur aduk.
Xi Yang selamat, tapi bagaimana dengan kota-kota di zona yang dikuasai binatang buas lainnya? Bagaimana dengan kota-kota yang baru saja direbut kembali dalam rencana pemulihan? Apakah mereka masih utuh?
