Prajurit super Kota YuA semuanya adalah prajurit terlatih dengan pemahaman mendalam terhadap kekuatan diri sendiri, merekalah yang disebut manusia sebagai kelompok elit.
Strategi merebut kembali wilayah oleh pemerintah melibatkan enam provinsi, menggunakan puluhan ribu prajurit super dan jutaan prajurit biasa. Selama hampir tiga minggu mereka bertarung sengit dengan binatang buas, memberi pengalaman tempur luar biasa bagi puluhan ribu prajurit super ini. Di Kota YuA, sebagian besar prajurit super berasal dari kesatuan yang mundur ke posisi defensif ini, membuat tingkat pertempuran mereka mutlak kuat.
Zhou Liming ingat dulu operasi prajurit super umumnya menggunakan pola operasi khusus, memanfaatkan regu sebagai pisau tajam, tim menyerang satu target untuk mencapai tingkat korban jiwa rendah.
Cara bertempur yang menggunakan prajurit super seperti pasukan khusus ini hanya dapat diterapkan pada tahap awal, dan juga dipengaruhi oleh jumlah prajurit super yang masih sedikit di awal. Pada tahap awal, prajurit super umumnya hanya menjalankan beberapa misi sebagai tugas utama, dan tidak akan terlibat langsung dalam perang. Seiring berjalannya waktu dengan perubahan jumlah dan lingkungan, prajurit super secara bertahap menjadi jenis pasukan resmi yang dimasukkan ke dalam pasukan utama pertempuran.
Di hadapan, satu per satu regu prajurit super membentuk formasi pisau tajam, terus bergerak maju.
Jarak belasan kilometer di mata prajurit super sama sekali bukan masalah besar, setara dengan 100-200 meter bagi orang biasa, hanya butuh beberapa saat untuk mencapainya.
Yang muncul di bawah adalah koloni besar Duo Zu Chong Shou dalam jumlah masif. Mereka tidak terkena dampak senjata elektromagnetik sebelumnya karena bukan prioritas sasaran saat ini. Faktanya, dalam penghitungan jumlah binatang buas, Duo Zu Chong Shou biasanya tidak dimasukkan - bukan karena tidak berbahaya, tapi karena populasinya terlalu besar sehingga mustahil dihitung.
Bagi umat manusia, Duo Zu Chong Shou telah menjadi representasi pasukan pelopor. Dalam setiap pertempuran besar antara binatang buas dan manusia, mereka selalu memainkan peran ini tanpa terkecuali.
"Gemeresik" yang khas dari Duo Zu Chong Shou, suara khas mereka terdengar semakin megah dalam formasi yang berbaris panjang. Gerakan merangkak mereka selalu menggunakan cara menghujam untuk maju, menyebabkan kerusakan parah di setiap wilayah yang dilalui. Daratan terlihat seperti dibajak, idiom "sehelai rumput pun tak tersisa" lebih tepat menggambarkan kondisi bukit dan rerumputan yang telah mereka lalui.
Sebagai binatang buas level satu, kemampuan Duo Zu Chong Shou memang paling lemah di antara para makhluk buas. Namun baik prajurit super maupun prajurit biasa, yang paling tidak mau dihadapi justru adalah Duo Zu Chong Shou level satu ini.
"Gemeresik" suara yang membuat bulu kuduk merinding, di bawah sana hamparan luas mulut-mulut raksasa yang menganga, ditambah mata kecil nyaris menyipit, gigi-gigi berpendar kilauan di bawah mentari sore. Tubuh-tubuh mereka terus merayap, bagaikan cacing-cacing raksasa menjijikkan yang merangkak. Tanpa menggunakan skill bentuk, mulut menjadi senjata serangan utama mereka. Gigi tajam nan ampuh sanggup menggigit manusia di pinggang hingga terbelah dua sekaligus.
Dari langit terdengar deru mesin khas pesawat tempur. Di belakang para prajurit super, puluhan pesawat tempur J-11 menderu mendekat. Di belakang formasi tempur itu, menyusul belasan pesawat bomber.
"Semua regu perhatikan! Lindungi armada pesawat!"
Para prajurit super yang pernah ikut operasi penyerangan binatang buas telah memiliki pengalaman yang kaya. Tanpa perlu rencana operasi detail, mereka sudah memahami apa yang harus dilakukan.
Untuk menghadapi Duo Zu Chong Shou tingkat satu, yang paling efektif adalah menggunakan armada pesawat bomber dengan peluru pembakar konvensional. Ini dapat membawa bencana mematikan bagi mereka. Jika tidak, dengan kuantitas mereka yang besar, memerangi satu per satu oleh prajurit super akan membuang banyak waktu. Alasan tidak mengirim pesawat tempur lebih awal sebelumnya adalah untuk menjaga keamanan armada pesawat tempur. Jika terlalu jauh terlepas dari garis pertahanan, pesawat tempur hanya akan menjadi target serangan kawanan binatang buas.
Hanya dalam seketika, pesawat tempur telah memasuki jarak tempur. Yang pertama "berbicara" adalah peluru kendali yang menjulur di bawah badan pesawat tempur.
Puluhan pesawat tempur menembak secara bersamaan, adegan yang sangat megah. Lebih dari seratus peluru kendali yang dilepaskan membentuk hujan peluru di udara, menghujam ke daratan dengan ganas. Ledakan raksasa bergemuruh tak henti, mengubah area di bawah menjadi lautan api dengan debu beterbangan dan potongan tubuh Duo Zu Chong Shou. Permukaan tanah seperti dibajak, kawah ledakan besar bermunculan dengan mayat-mayat tidak utuh Duo Zu Chong Shou bertebaran di sekitarnya.
Pesawat bomber yang mengikuti di belakang baru menjadi protagonis sejati. Saat tiba di lokasi, mereka secara drastis menurunkan ketinggian lalu membuka ruang bom. Peluru-peluru pembakar berjatuhan dari perut pesawat.
Dalam ledakan, gumpalan-ggumpalan api merah raksasa membentang, menyelimuti satu per satu Duo Zu Chong Shou. Suhu super tinggi dan material napalm yang menempel di tubuh mereka terus membakar, mengubah setiap makhluk ini menjadi mayat hangus. Hanya dalam hitungan menit, seluruh daratan dipenuhi jasad-jasad gosong Duo Zu Chong Shou.
Duo Zu Chong Shou yang beruntung selamat dari kematian mulai dilanda kegelisahan, tak tahu harus melanjutkan serangan atau melarikan diri ke segala arah.
Pada saat yang sama, sekelompok binatang buas terbang dengan marah besar menerjang formasi pesawat tempur. Para prajurit super yang bertugas menjaga tentu tidak membiarkan makhluk-makhluk ini berhasil. Regu yang bertanggung jawab telah menyergap dengan membawa pasukan mereka.
Skill bentuk yang megah muncul di langit, disertai suara robekan energi yang bahkan merusak ruang. Energi mengerikan ini, baik manusia maupun binatang, asalkan terjebak di dalamnya, hanya akan berakhir mati. Apalagi skill bentuk yang digunakan binatang buas level tinggi dan prajurit super, efeknya lebih dahsyat. Satu serangan saja bisa menciptakan area luas penuh kematian dan luka-luka.
Andalan manusia ada di pertarungan fisik. Jika duel skill bentuk dengan binatang buas, jelas manusia bukanlah tandingan.
Kedua belah pihak saling mendekat dari jarak jauh. Selama proses ini, terus ada prajurit super yang terkena skill bentuk binatang buas—ada yang dihantam hingga tak tersisa ampas, ada yang terluka lalu terjatuh. Binatang buas juga tak luput, mereka yang berkerumun rapat langsung menjadi sasaran empuk. Terus-menerus ada binatang buas yang ditembak jatuh.
Begitu jarak semakin dekat, keunggulan pertarungan fisik manusia mulai terlihat. Dibandingkan binatang buas yang hanya mengandalkan mulut dan cakar, para prajurit super menggunakan taktik sangat beragam. Semua cara digunakan.
Asalkan pertempuran jarak dekat, situasinya seringkali timpang. Prajurit super yang kaya akan pengalaman teknik bela diri - pendahulu mereka adalah mantan prajurit yang telah menjalani latihan bertahun-tahun. Dengan kondisi seperti ini, di mana binatang buas hanya mengandalkan naluri alami, bagaimana mungkin bisa menjadi rival prajurit super? Serangan tajam mereka biasanya berakhir dengan satu pukulan mematikan.
Pada saat ini, prajurit super di daratan juga telah tiba. Mereka memanfaatkan bentuk lahan untuk mencegah kawanan binatang buas menggunakan skill bentuk, sambil dengan cepat mendekati posisi musuh.
Di langit, pengaruh ruang multidimensi membuat pertarungan tidak seefisien di darat. Bagaimanapun juga, teknik bela diri manusia dikembangkan untuk medan darat. Justru karena itu, pertempuran di permukaan tanah lebih spektakuler dan berlangsung lebih cepat. Seringkali, pertempuran setara level hanya membutuhkan satu-dua menit untuk menghabisi seekor binatang buas. Sedangkan menghadapi binatang buas level rendah, kecepatan prajurit super memungkinkan mereka menyelesaikan pertarungan dalam sekejap menggunakan senjata hasil mutasi.
Meskipun jumlah binatang buas sangat banyak, sejak awal inisiatif telah sepenuhnya berada di tangan para prajurit super.
Zhou Liming terdiam di punggung Ikan Tanduk Sapi, memandang semua ini dengan perasaan campur aduk. Di masa lalu ketika masih bergabung dengan X, dia hanya menjalankan misi-misi seperti operasi penyelamatan atau pengambilan barang tertentu. Namun kini berbeda - para prajurit super telah benar-benar matang, mengembangkan metode pertempuran khas mereka sendiri sehingga tekanan saat menghadapi binatang buas jauh berkurang dibanding dulu.
Dengan tingkat perkembangan saat ini, dalam waktu satu tahun lagi jumlah prajurit super diperkirakan akan mencapai 600.000. Pada saat itu, kekuatan mereka sudah cukup untuk melawan binatang buas.
Pemuda di kejauhan itu juga tidak ikut bertindak. Dengan sayap yang terkepak-kepak membuatnya mengambang di udara, dia memandang dingin pertempuran di bawah sambil sesekali melirik posisi Zhou Liming, senyum sinis terkembang di bibirnya.
Zhou Liming menggelengkan kepala, dia benar-benar tak paham mengapa lawannya menyimpan permusuhan sebesar ini. Bagaimanapun juga, prajurit super level tujuh seperti sosok penting, bukankah tak perlu berseteru dengan orang picik seperti dirinya? Mungkin medan energinya memengaruhi pihak lawan? Tapi medan energi Zhou Liming selalu tersembunyi rapi, bahkan jika ada yang mendeteksinya, hanya akan dikira medan energi level enam belaka.
Melihat tak kunjung terpecahkan, Zhou Liming tak lagi memikirkannya.
Jumlah binatang buas tetap terlalu besar, apalagi yang level lima-enam cukup signifikan. Bagi para prajurit super, beban ini muncul secara alami. Binatang buas level enam sama sekali bukan makhluk yang mudah dibunuh, nyawanya yang kuat tetap menjadikannya ancaman mengerikan meski telah terluka parah.
"Braak!" ledakan dahsyat menggema, gelombang kejut menyebar, diikuti jerit kesakitan prajurit-prajurit super.
Seekor binatang buas dengan wajahnya yang mengerikan berlumuran darah, luka-luka di sekujur tubuhnya. Meski luka-luka ini tidak mematikan, berhasil membangkitkan sifat buasnya. Dengan kecepatan yang melonjak seketika, ia bagaikan seekor macan tutul yang menerjang ke kerumunan prajurit super. Satu cakarnya mengibaskan hujan darah dan angin berbau anyir, dalam sekejap membunuh beberapa prajurit super - bahkan termasuk seorang prajurit super level enam.
Kemampuan pertahanan yang kuat membuat binatang buas ini bagaikan memasuki wilayah tak bertuan. Sama sekali tak mempedulikan luka di tubuhnya sendiri, hanya terus menggigit dengan gila-gilaan.
Zhou Liming tersenyum tipis. Tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menunjuk ke arah sosok muda tak jauh, lalu mengarahkan jarinya ke binatang buas di bawah sambil membuat gerakan memusnahkan.
"Sial!" kata lawan sambil mengumpat, dengan keras menepuk sayapnya dan berubah menjadi bayangan samar. Saat menyambar, tangannya termutasi membentuk pisau belati yang tiba-tiba muncul di hadapan binatang buas itu. Tanpa sedikit pun keraguan, dengan ganas ia menghujamkan senjata itu ke dada makhluk tersebut hingga terbentuk lubang berdarah besar. Binatang buas yang terkena pukulan berat itu mengangkat kepala sambil mengamuk, mencakar ke arahnya dengan cakar yang mengerikan.
Ekspresi cemooh muncul di wajahnya. Tangan termutasi yang menembus wajah itu tiba-tiba menekan dengan dahsyat. Dada yang sebelumnya tak bisa dibuka oleh prajurit super level lima-enam, kini terbelah perut dan mengeluarkan organ-organ dalam yang terputus.
Gerakan binatang buas ini tidak berhenti, akhirnya mendarat di bahu pemuda. Tapi seolah menepuk batu besar, hanya membuat seragam militernya hancur berkeping. Selain itu, pemuda itu bahkan tidak bergerak sedikitpun, apalagi terluka. Pemuda yang menanggung serangan binatang buas ini menendang kepala makhluk yang sudah mati itu hingga terlempar belasan meter, lalu mengepakkan sayapnya dan melesat ke langit.
Keganasan pemuda itu langsung memicu sorak-sorai sengit dari kerumunan.
Menanggapi pandangan penuh provokasi darinya, Zhou Liming hanya tersenyum tipis.
Setelah mengecek dengan jam tangannya, Zhou Liming akhirnya mengerti alasan kesombongan lawannya dan mengetahui nama orang tersebut. Qiao Jianxuan, putra Qiao Ziming, seseorang yang terlahir dengan sendok emas di mulut. Qiao Ziming merupakan salah satu dari segelintir Letnan Jenderal berpengaruh yang mampu mengirim putranya melalui modifikasi menjadi prajurit super - pencapaian yang mustahil bagi orang biasa mengingat tingkat keberhasilan saat ini hanya bisa dijamin sebesar 35%.
Namun Qiao Ziming berhasil. Dengan probabilitas 35%, putranya Qiao Jianxuan sukses menjadi prajurit super level tujuh, level tertinggi yang ada saat ini.
Tanpa perlu berpikir panjang, Zhou Liming paham motif Qiao Ziming. Dalam situasi dominasi mutlak prajurit super saat ini, dia harus mengambil risiko. Keberhasilannya akan mengukuhkan posisinya yang tak tergoyahkan. Kini para perwira tinggi dan pejabat pemerintah umumnya diliputi ketakutan akan potensi prajurit super yang tak terkendali, bahkan mengkhawatirkan perubahan sistem negara jika hal itu terjadi.
Zhou Liming yang sudah memahami semua ini, menatap Qiao Jianxuan yang penuh kesombongan, bergumam pelan: "Benar-benar keberuntungan kotor."
Tentu saja, terhadap Qiao Jianxuan ini, Zhou Liming juga tidak akan banyak berkomentar. Sejak lahir sudah punya ayah seorang Mayor Jenderal, kemudian setelah dewasa ayahnya malah dipromosikan menjadi Letnan Jenderal, wajar kalau punya sifat sedikit anak pejabat tinggi. Tapi tidak berarti apa-apa, dibandingkan dengan para anak orang kaya yang manja, Qiao Jianxuan memiliki ayah seorang tentara yang disiplin ketat, jadi meski kadang cari masalah kecil, urusan besar jarang terjadi.
Pertempuran di bawah ini awalnya dikuasai sepenuhnya oleh para prajurit super. Namun seiring dengan terus bertambahnya binatang buas yang mendesak masuk, munculnya binatang buas level tinggi, kelemahan jumlah prajurit super yang sedikit mulai terlihat.
Mungkin kau bisa melawan satu dua binatang buas, tapi ketika belasan mengerumunimu, meski kau sangat hebat, menghadapi binatang buas setara level atau bahkan satu dua tingkat di atasmu, teknik bela diri secanggih apapun akan kehilangan fungsi. Maka kerugian prajurit super mulai bertambah, jerit kesakitan terus bergema.
Zhou Liming mengerutkan alisnya, menyadari dirinya harus bertindak untuk meminimalisir kerugian prajurit super.
"Phoenix, inilah saatmu tampil! Haha, taklukkan semua orang dengan pertunjukanmu yang memukau." Zhou Liming menopang Phoenix di telapak tangan, lalu dengan keras mendorongnya. Terlempar ratusan meter, Phoenix mengeluarkan suara riang, sayap merah menyala-nyalanya terkembang, mengepak keras lalu melesat tinggi di angkasa.
Qiao Jianxuan terus menatap tajam Zhou Liming. Melihat Zhou Liming melepaskan burung kecil di bahunya, dia seketika tertawa terbahak, "Zhou Liming, hati-hati burung itu takkan kembali! Saat ini di mana-mana ada binatang buas, siapa tahu keuntungan jatuh ke pihak mana. Sayang sekali burung secantik ini. Di hari biasa, burung ini minimal bernilai puluhan ribu."
Zhou Liming tersenyum lebar, "Tak perlu bersusah payah."
Phoenix yang sedang mengembangkan sayapnya mengeluarkan kicauan nyaring di udara. Suaranya seperti bisa menusuk jantung manusia, membuat semua orang merasakan getaran di seluruh tubuh. Hanya dengan ini, Phoenix langsung menyedot perhatian semua prajurit super. Bahkan binatang buas pun tak tahan bergetar, mata mereka memancarkan secercah ketakutan.
Bulu merah menyala Phoenix tiba-tiba berkobar seperti kobaran api yang mekar di langit.
Di bawah tatapan kaget semua orang, Phoenix terus membesar di tengah kobaran api, bagaikan phoenix yang bangkit dari abu. Dalam sekejap mata, burung kecil sebesar telapak tangan itu berubah wujud menjadi burung raksasa dengan bentang sayap puluhan meter. Terutama nyala api merah menyala yang seperti matahari itu, membuat semua orang merasakan panas yang menyengat. Langit seakan dihiasi sepuluh matahari.
Qiao Jianxuan membuka mulut lebar, tanpa sadar menelan ludah: "Mustahil, bagaimana mungkin?" Dengan persepsi prajurit super level tujuh, dia tahu dirinya sendiri pun belum tentu yakin bisa menghadapi burung raksasa mirip phoenix ini. Kulitnya terasa panas membara, terus-menerus mengingatkannya akan tingkat bahaya burung ini. Suhu super tinggi itu diperkirakannya bahkan membuatnya sendiri tak sanggup bertahan.
Bukan hanya Qiao Jianxuan, orang-orang lain pun terpaku oleh adegan ini. Gerakan mereka terhenti, hanya bisa menatap kosong ke langit dengan wajah bodoh.
Sementara Yan Hu yang sedang bertaruh nyawa, tersenyum bodoh sambil menunjuk Phoenix yang telah menyelesaikan transformasinya di langit, meneriakkan: "Lihat itu! Lihat itu! Haha! Zhou Liming, kau memang hebat! Tak heran kau tetap jadi pahlawan abadi dalam hati kami, sang pemimpin tertinggi yang tak tergantikan selamanya, hahaha!"
Setelah menyelesaikan semua ini, Phoenix mengeluarkan suara "kriik" lagi, lalu menyambar dari langit dengan manuver indah, membawa kobaran api yang bergulung-gulung.
Kemampuan wujud aslinya yang dahsyat bahkan bisa melumerkan baja dalam sekejap, apalagi pepohonan di bawah? Kobaran api yang menyilaukan menyapu daratan, sesaat sebelum menyentuh tanah tiba-tiba berbelok - di area yang diselimuti api bergulung, binatang-binatang buas langsung menguap tanpa sempat menjerit, sementara beberapa binatang buas tingkat tinggi terbakar seluruh tubuhnya, meronta-ronta namun akhirnya tak bisa lolos dari maut.
Tanaman di daratan apalagi, dalam sekejap berubah menjadi abu, tanah menjadi seperti kaca. Di area yang dilalui Phoenix, seluruh permukaan memancarkan kilau kristalin, bagai jalan menuju surga.
Batu-batu yang dilalap api semuanya berubah menjadi debu kapur, sedangkan kandungan logam di dalamnya meleleh dan cepat membentuk bola-bola logam kecil berwarna merah menyala.
Bak neraka, Phoenix bahkan tak perlu menggunakan skill transformasi. Api yang keluar dari tubuhnya sendiri sudah merupakan entitas tak tertandingi - setara level enam raja yang mampu menyaingi level tujuh. Skill wujud aslinya benar-benar melampaui hukum alam. Perubahan kualitatif level tinggi ini membuat binatang buas level rendah sama sekali tak punya kemampuan melawan. Ketakutan membuat mereka panik dan berhamburan kabur setelah kemunculan Phoenix.
Phoenix bagai burung legendaris yang anggun, melesat ke langit lalu memandang sinis ke arah binatang-binatang buas yang berlarian di bawah. Semua kewibawaan seorang raja terpancar jelas.
