Perjalanan ke Kota Ning A bagi Zhou Liming bisa dianggap sukses, sesuai dengan reputasi pasar gelap.
Zhou Liming yang telah menyelesaikan semuanya, puas meninggalkan Kota Ning A. Pemandunya Guo Haitao juga menerima upah yang sangat besar. Meski Guo Haitao tidak mengerti bagaimana caranya Zhou Liming bisa membuat pihak itu rela bernegosiasi dengannya, bahkan berhasil mencapai kesepakatan. Namun tidak masalah, saat ini Guo Haitao diliputi kegembiraan luar biasa karena upahnya cukup untuk membelikan gen hewan buas level empat. Jika beruntung, tak lama lagi dirinya akan menjadi prajurit super.
Kembali dari Kota Ning A ke Kota Gan A, Zhou Liming tidak sempat beristirahat. Ia langsung buru-buru tiba di bandara militer baru yang dibangun di luar Kota Gan A.
Bandara militer baru tidak terlalu jauh dari Kota Gan A, terletak di tengah lembah besar di antara pegunungan yang luas. Dibangun dengan memanfaatkan topografi lembah besar secara cerdik. Sedangkan benteng pertahanannya mengandalkan puncak-puncak gunung besar dan kecil di sekitarnya. Meski terlihat telanjang, bandara militer ini sebenarnya menyimpan berbagai jebakan mematikan yang tersembunyi. Jika ada musuh yang berani menyerang, serangan mematikan yang terkuak akan membuat para penyerbu tumbang di tempat.
Di bandara ini, sejumlah besar pesawat tempur J-20 parkir di sini. Sebagai pesawat tempur siluman berat, saat ini merupakan model pesawat tempur terkuat yang dimiliki pemerintah.
Pesawat tempur saat ini telah melakukan upgrade pada semua sistem persenjataan. Pemasangan meriam elektromagnetik udara akhirnya memberikan kemampuan bagi pesawat tempur untuk melawan binatang buas. Dengan memanfaatkan kemampuan terbang superior, mereka mulai memperoleh beberapa keunggulan dalam pertempuran melawan binatang buas terbang. Tentu masih ada kekurangan: saat menghadapi binatang buas lima-enam tingkat, daya hancur meriam elektromagnetik udara pesawat tempur masih belum cukup untuk melukai mereka.
Setelah surat izin masuk Zhou Liming diperiksa, ia berhasil memasuki area bandara.
Bandara yang dibangun di lembah sering diasosiasikan sebagai fasilitas rahasia berukuran kecil. Faktanya, asumsi ini salah. Desain cerdas dengan memanfaatkan kedua sisi lembah - sisi yang dikeruk diubah menjadi hangar pesawat, sementara lembah itu sendiri dibentuk menjadi landasan pacu raksasa untuk lepas-landas dan mendaratnya pesawat tempur.
Seluruh kompleks bandara didominasi bangunan-bangunan yang terintegrasi ke dalam tubuh gunung di kedua sisi lembah.
Yang menjemput Zhou Liming hanyalah seorang Mayor dari divisi logistik. Ia mengendarai truk gandeng kecil, memberikan hormat militer saat bertemu Zhou Liming dan berkata: "Kolonel, selamat datang di Bandara X-17. Pesawat yang Anda butuhkan sudah siap." Zhou Liming membalas hormat dan mengangguk: "Terima kasih atas bantuannya."
Setelah naik ke truk gandeng, sang Mayor ini mengemudikan kendaraan tersebut semakin jauh masuk ke dalam area bandara.
Truk gandeng kecil jenis ini sebenarnya merupakan kendaraan pengangkut peluru kendali, umumnya hanya ditemukan di bandara - terutama bandara militer, meskipun beberapa Bandara Penerbangan Sipil juga mungkin melihat siluet mereka. Di dalam kompleks bandara, kendaraan ini dijuluki "Lebah Kecil" karena terus-menerus sibuk mengangkut amunisi, aktivitas mereka yang sibuk terlihat di setiap sudut.
Karena tidak ada operasi militer, bandara hanya menyiagakan beberapa pesawat tempur dalam status siaga, sementara sisanya diparkir di hanggar untuk mencegah kemungkinan serangan binatang buas.
Truk gandeng berjalan hampir sepuluh menit lebih, akhirnya berhenti di depan sebuah hanggar raksasa nomor 115. Zhou Liming menengadah melihat, pintu hanggar elektrik ini memerlukan kata sandi atau otorisasi dari pusat kendali. Sang Mayor yang menguasai kode keamanan, menghentikan kendaraannya lalu mendekati panel sentuh. Dengan cepat ia memasukkan rangkaian rahasia, membuat pintu baja besar perlahan membuka diri.
Zhou Liming sulit menahan kegembiraan. Di dalam sana, sebuah pesawat yang sepenuhnya menjadi miliknya tengah menanti.
Mimpi tentang kepemilikan pesawat pribadi yang bisa menari di langit biru, selalu menjadi dambaan banyak orang. Namun kebijakan negeri ini, meski kau berlimpah uang, belum tentu bisa mewujudkannya. Aturan ketat tentang rute penerbangan dan kewajiban membuat aplikasi rute setiap kali lepas landas, membuat kepraktisannya tak bisa menandingi mobil biasa.
Kecuali unit-unit spesial, sangat sedikit orang yang membeli helikopter.
Saat pintu besar hanggar terbuka, sebuah bayangan raksasa muncul di dalamnya, kemudian deretan lampu-lampu menyala, memperlihatkan sebuah pesawat angkut berat yang tak lain adalah Il-76 yang paling familiar bagi Zhou Liming.
Seperti Il-76 yang selalu menjadi kekuatan penting tak tergantikan dalam industri transportasi, juga merupakan tipe pesawat angkut berat dengan varian terbanyak di negeri ini. Semua Il-76 tanpa kecuali menjadi milik militer, sama sekali tidak ada yang dimiliki pribadi. Tapi Zhou Liming justru berhasil memperoleh satu unit Il-76 milik pribadi.
Zhou Liming tersenyum lebar memandang pesawat angkut Il-76 ini, hasil pertukaran dengan usaha yang sangat keras.
Mayor melirik Zhou Liming yang sedang bersemangat dengan tatapan curiga, berkata: "Awak pesawat juga sudah siap menahan posisi. Jika kau butuh pesawat sekarang, dalam setengah jam kita bisa lepas landas."
Awak pesawat juga merupakan hasil perolehan Zhou Liming dari Qin Degang. Tanpa itu, mustahil Zhou Liming dengan pengaruhnya saat ini bisa memiliki pesawat angkut militer pribadi - hal ini sama seperti ngelindur. Yang membuat Zhou Liming pusing adalah masalah bahan bakar. Barang ini lebih mahal dari emas. Pesawat angkut militer benar-benar harimau minyak, sekali isi bisa menghabiskan beberapa ton bahan bakar.
"Persiapkan awak pesawat! Pesawat akan lepas landas dalam setengah jam."
Mayor mengangguk patuh, mengeluarkan komunikator dan mulai melapor ke platform komando.
Awak pesawat datang dengan cepat, total enam orang, semuanya pilot berpengalaman tingkat tinggi.
Ciri khas pesawat angkut militer memang sangat unggul dalam hal transportasi, namun dalam hal kenyamanan, agak sulit diterima. Baik kabin penumpang maupun kokpit awak pesawat, semuanya sangat sederhana. Jika dulu, Zhou Liming pasti memilih untuk bertahan, tapi sekarang Il-76 ini menjadi miliknya, Zhou Liming tak bisa menahannya lagi. Konsekuensinya, Zhou Liming menyuruh orang untuk melakukan modifikasi besar pada interior pesawat angkut ini, menjadikannya dual-purpose untuk penumpang dan kargo.
Dengan tangki yang sudah terisi penuh sebelumnya, pesawat angkut besar ini bergerak ke landasan pacu. Setelah mendapat izin dari platform komando, mesinnya mengaum mengerikan, mendorong sang raksasa berlari di landasan sebelum akhirnya melayang ke angkasa.
Tujuan Zhou Liming tak lain adalah Kota Xi Yang di Provinsi Guangxi.
Jejak Il-76, bahkan untuk keperluan pribadi, takkan luput dari pengawasan satelit negara. Tapi Zhou Liming saat ini sudah tak peduli. Kota Xi Yang kini berada di jantung wilayah yang dikuasai binatang buas. Meski negara tahu, tangan mereka takkan bisa menjangkau sejauh ini. Apalagi, Xi Yang mustahil disembunyikan. Sebelum negara menemukan, lebih baik mengaku secara terbuka.
Untuk menghindari binatang buas, pesawat cukup menaikkan ketinggian hingga 10.000 meter di udara. Pada ketinggian ekstrem ini, kemungkinan bertemu makhluk buas bisa dihindari.
Momen paling berbahaya adalah saat menurunkan ketinggian untuk mendarat. Begitu ketahuan binatang buas, pesawat angkut yang tak memiliki pertahanan ini mudah disobek cangkangnya oleh binatang buas biasa. Beberapa spesies yang lebih ganas bahkan akan melepaskan skill bentuk, mengubah pesawat menjadi bola api raksasa. Kasus seperti ini cukup sering tercatat dalam arsip militer.
Karena karakteristik ini, pesawat angkut yang dimodifikasi darurat telah dilengkapi meriam elektromagnetik udara sebagai senjata. Selain itu, prajurit super juga dikirim untuk mengawal pesawat. Jika terjadi situasi darurat, prajurit super tersebut dapat menggunakan kompartemen bertekanan yang telah dimodifikasi untuk menghadapi serangan binatang buas dan menjaga keamanan pesawat angkut.
Dengan metode ini, operasi khusus yang terus dijalankan oleh negara tidak pernah mengalami kegagalan sama sekali.
Saat awak pesawat diberitahu bahwa tujuan mereka adalah kedalaman zona yang dikuasai binatang buas, semua sempat menunjukkan keraguan. Meskipun Zhou Liming berulang kali menegaskan dirinya adalah prajurit super dengan kemampuan pengawalan yang memadai, tetap sulit meyakinkan mereka. Untungnya, sebagai personel militer yang dipindahkan dari korps, ketaatan pada perintah adalah tugas utama - akhirnya mereka tetap menjalankan instruksi Zhou Liming.
Duduk di kabin penumpang yang nyaman, Zhou Liming baru benar-benar merasakan kemudahan memiliki pesawat terbang pribadi.
Setiap kali kembali ke Kota Xi Yang dengan kecepatan terbang yang terlalu tinggi, pakaian pasti akan hancur. Belum lagi tampak telanjang bulat yang selalu muncul di hadapan publik, bukanlah hal yang terhormat. Namun sekarang dengan memiliki pesawat angkut, situasinya berbeda. Tidak hanya bisa membawa persediaan dalam jumlah besar kembali ke Xi Yang, tapi juga bisa mengangkut banyak material dari Xi Yang ke Kota Gan A.
Pesawat komersil sekarang hampir menjadi besi tua, tapi itu bukan yang dibutuhkan Zhou Liming. Alasan dia memikirkan pesawat angkut adalah karena memang membutuhkan banyak jenis bisnis transportasi.
Letak Kota Xi Yang di pesisir pantai dengan ratusan ribu penduduk dan kuantitas prajurit super yang telah mencapai ribuan, semuanya menjadi dukungan paling kokoh bagi Zhou Liming. Sejak lama Zhou Liming telah memikirkan bahwa hidangan laut di Restoran Langit Biru seharusnya ditangani sendiri, tapi itu mustahil. Maka dia beralih ke Xi Yang - mengapa tidak memanfaatkan sumber daya yang terbuang percuma ini?
Untuk hidangan laut, Zhou Liming sepenuhnya bisa menyuruh para prajurit super di Xi Yang melakukan operasi penangkapan di bawah perlindungan dua binatang buas tingkat raja.
Sedangkan yang disepakati Zhou Liming dengan pasar gelap adalah penyediaan gen binatang buas oleh Zhou Liming. Dari seribu lebih prajurit super di Kota Xi Yang, sepertiganya merupakan prajurit super level enam. Mereka yang setiap hari berhadapan dengan binatang buas ini, sebenarnya sangat mudah mengumpulkan gen binatang buas. Dalam setiap pertempuran harian yang melibatkan perkelahian dengan beberapa binatang buas, gen tersebut sebenarnya tidak langka.
Mengingat baik hidangan laut maupun gen binatang buas sama-sama melimpah, wajar jika ide Zhou Liming tertuju pada Kota Xi Yang.
Jarak lurus antara Kota Gan A ke Kota Xi Yang sekitar 3.000 kilometer. Dengan kecepatan Il-76 yang tidak terlalu tinggi, setelah empat jam terbang akhirnya mereka tiba di angkasa atas Xi Yang.
