Keesokan harinya di pagi buta, seluruh regu telah dikumpulkan oleh An Haoxiu. Masing-masing anggota merapikan bagasi dan barang bawaan mereka, lalu berkumpul di depan gedung tempat tinggal warga sipil.
Karena tidak semua anggota regu memiliki kemampuan terbang, Yang Yuwen pun dengan murah hati menyewa sebuah truk. Ditambah dengan dirinya sendiri, seluruh regu berjumlah delapan belas orang yang tergolong sebagai regu kecil, sehingga satu truk sudah cukup.
Saat berangkat, langit masih samar. Untungnya konstitusi fisik prajurit super membuat kurang tidur dalam waktu singkat tidak mempengaruhi kondisi mental mereka. Meski bangun sangat pagi, setiap orang tetap bersemangat. Dengan membawa bagasi masing-masing, mereka duduk di atas truk sambil menyantap sarapan youtiao (roti goreng) dan bing (kue dadar) yang disiapkan Yang Yuwen.
Zhou Liming duduk bersila dengan tas punggungnya sebagai alas duduk. C15 menempel rapat di sebelah tas, menyantap sarapannya di tengah hiruk-pikuk kabin truk.
Youtiao dan bing sebenarnya makanan umum yang bisa dinikmati sepuasnya setelah panen. Namun harganya sekarang beberapa kali lipat dibanding dulu - satu batang youtiao membutuhkan tiga keping mata uang baru. Untuk satu porsi sarapan, minimal harus mengeluarkan sepuluh keping mata uang baru. Seluruh regu menghabiskan sekitar dua ratus keping mata uang baru hanya untuk sekali sarapan.
Jangan kira dua ratus keping itu tidak berarti. Nilai tukar mata uang baru masih sangat tinggi, setara dengan daya beli RMB di tahun 1980-an.
Di dalam kabin terdapat dua tong minyak yang memancarkan aroma bensin.
Dengan aplikasi massal prajurit super, beberapa perlengkapan senjata seperti Tank yang dijuluki "harimau minyak" memasuki masa pensiun. Pensiunnya sejumlah besar tank dan kendaraan lapis baja memungkinkan pasokan minyak yang sebelumnya hanya untuk militer akhirnya bisa dialirkan ke pasar. Beberapa pom bensin mulai beroperasi kembali. Jalan raya dan jalanan tidak lagi sepi seperti dulu, sesekali terlihat kendaraan lalu lalang.
Untuk meninggalkan Kota YuA, diperlukan registrasi keluar kota. Biasanya antrean panjang menunggu izin keluar. Mungkin karena masih pagi buta, hanya ada sedikit orang dan kendaraan yang menunggu.
Setelah melewati gerbang kota, truk langsung melaju di jalan raya menuju utara.
Tentu saja Yang Yuwen tidak mungkin berdesakan dengan para pria di kabin. Dia duduk di kabin pengemudi bersama An Haojiu yang bertugas menyetir.
Setelah meninggalkan Kota YuA, suasana di dalam kabin menjadi ramai. Lelucon cabul selalu menjadi topik obrolan para pria di sini. Di era yang minim hiburan ini, satu-satunya cara para pria menghibur diri atau mencairkan suasana adalah dengan metode seperti ini. Sebagai anggota dengan level terendah di regu ini, Zhou Liming dengan lencana putih tiga tingkat di lengannya sering diremehkan. Tatapan sinis yang sesekali dilemparkan kepadanya penuh dengan godaan.
"Hei, nak, ada rokok?"
Seorang pria berotot berusia lebih dari 30 tahun berteriak ke arah Zhou Liming. Ia mengenakan rompi yang memperlihatkan kedua lengan bertato mengerikan - ciri khas mantan preman. Melalui pengamatannya, Zhou Liming langsung tahu pria ini dulunya adalah prajurit super dari divisi gelap, karena usia yang sudah melebihi 30 tahun membuatnya tidak memenuhi syarat modifikasi 100%.
Sebagai salah satu dari tiga "tungku api" di sepanjang Sungai Yangtze, hampir semua pria di Kota YuA hanya memakai rompi atau bahkan telanjang dada.
Zhou Liming hanya menyipitkan matanya menatap tajam orang itu sejenak, lalu memalingkan kepala.
Si pria berotot itu melengking aneh, "Hmph, si nak ini punya karakter juga."
Orang-orang di sekitarnya tertawa riuh. Yang mengenal pria berotot itu mulai memprovokasi, "Liu Laohu, lihatlah si nak ini berkulit lembut, bukankah cocok dengan seleramu? Hahaha!"
Liu Laohu kesal oleh provokasi mereka, "Tertawa omong kosong! Orientasi seksualku normal, tanya saja pada Xiao Cao di klub malam Bima Sakti." Memandang Zhou Liming, ia teringat statusnya sebagai prajurit super tingkat lima. Seolah mengganggu prajurit super level tiga yang masih hijau seperti ini terasa merendahkan martabatnya. Dengusnya dingin, "Sudahlah, berseteru dengan hijauan bukan gayaku."
Keributan di kabin hanya sekadar keisengan belaka. Tak ada yang benar-benar berharap Liu Laohu menghajar Zhou Liming - lagipula mereka masih satu regu.
Tapi Zhou Liming tidak berpikir demikian. Dengan tatapan dinginnya, dia menatap orang berusia 27-28 tahun yang paling ribut tadi. Tangannya meraih C15 di tepi tas ransel, lubang laras pistol yang mengerikan sudah mengarah ke target. Zhou Liming menjilat bibirnya, berkata datar: "Apa maksudmu tadi? Pantatmu gatal? Percaya tidak kalau satu tembakanku bisa menghancurkan kepalamu jadi remah-remah?"
Orang itu tertegun, menatap Zhou Liming dengan ekspresi wajah aneh. Dia tertawa: "Kau pikir pistolmu bisa meledakkan kepalaku?"
Semua orang di kabin tertawa terbahak-bahak. Menjadi prajurit super, senjata biasa sudah lama tidak menjadi ancaman bagi mereka.
Mungkin prajurit super level tiga belum tentu bisa menahan serangan senapan runduk berat, tapi bagi prajurit super tingkat lima, senapan runduk berat sama saja dengan besi tua tak berguna. Mengancam prajurit super tingkat lima dengan senjata api, di mata semua orang, adalah tindakan yang bodoh sampai ke titik ekstrem. Namun Zhou Liming justru melakukannya, hal ini membuat banyak orang merasa di luar akal sehat.
Zhou Liming tersenyum tipis, nada bicaranya tetap datar, "Kau bisa mencoba terbangkan kesana."
Orang yang ditodong senjata Zhou Liming ini mengeluarkan urat hijau di dahinya, tangan tanpa sadar mengepal, kedua matanya menatap tajam Zhou Liming, sudah memasuki kondisi siaga kapan saja siap bertindak.
"Apa yang kalian rencanakan, tenanglah semua!" Melihat situasi mulai kehilangan kendali, Yang Yuwen di kabin pengemudi akhirnya bersuara. Tatapan dinginnya menyapu anggota tim di bagian belakang kabin, "Di reguku, pertarungan pribadi tidak diizinkan. Jika ingin bertarung, tunggu sampai misi selesai dan kontrakku dicabut. Saat itu silahkan bertarung sesukamu. Tapi sekarang, kalian adalah anak buahku, harus bekerja sebagai tim."
Mungkin medan energi yang dipancarkan prajurit super level enam ini membuat suasana di kabin menjadi tegang. Semua terdiam.
Zhou Liming menyimpan pistolnya. Senyum nakal mengembang di sudut bibirnya, seolah berkata "kau beruntung", lalu meletakkan kembali senjata itu di samping tasnya.
Pria ini hampir mati kemarahan karena ulah Zhou Liming. Andai saja tatapan pengawas Yang Yuwen tidak masih membelenggunya, mungkin senyum nakal itu sudah cukup membuatnya kehilangan kendali sepenuhnya.
Kabin kembali ke ketenangan, namun Zhou Liming tetap merasakan pandangan kejam yang diarahkan kepadanya. Terhadap hal ini, Zhou Liming sama sekali tidak khawatir. Mengingat lawannya hanyalah seorang prajurit super tingkat lima, bahkan jika dia berdiri diam membiarkan serangan, sebelum si lawan kelelahan sampai mati, dirinya takkan mendapat luka sedikitpun. Dan tadi, Zhou Liming benar-benar telah mengeluarkan aura pembunuhan. Kekuatan mematikan C15 cukup untuk menghancurkan kepala kecil lawannya menjadi pecahan seperti semangka busuk.
Jalan raya yang menghubungkan Kota YuA dengan arah utara-selatan-barat tampak sangat sibuk. Sesekali terlihat regu-regu yang pulang dengan hasil berlimpah, kadang juga terlihat beberapa kelompok seperti Tim Pencari Harta Karun Mimpi yang membawa harapan menuju tempat-tempat tak dikenal.
Belum jauh dari sekitar garis pertahanan, di langit masih sering terlihat prajurit-prajurit super yang bersorak-sorai melesat cepat.
Untuk jenis ini situasi, semangat mereka, Zhou Liming bisa sepenuhnya memahami. Sama seperti ketika dirinya pertama kali memperoleh kemampuan terbang, bukankah dia juga bersemangat hingga tidak bisa lebih lagi, menggunakan kecepatan maksimal untuk melampiaskan kegembiraannya? Di masa lalu, dia bahkan lebih gila-gilaan daripada mereka - melayang di atas tanah, terbang dengan kecepatan luar biasa di antara pepohonan dan bangunan kota, benar-benar membuat siapapun yang memikirkannya merasa darah bersorak-sorak di seluruh tubuh.
Di jalan raya, para prajurit super yang berlari kencang dengan langkah besar ini memiliki kecepatan yang melebihi ratusan kilometer, bagaikan mobil yang melaju kencang. Dari mulut mereka selalu terdengar teriakan: "Membuka! Cepat membuka!" Kecepatan yang terlalu tinggi membuat beberapa mobil selalu tertinggal jauh di belakang mereka.
Setelah menjauh dari jangkauan garis pertahanan, telinga mulai mendengar beberapa suara pertempuran.
Dentuman skill bentuk yang menggelegar sesekali muncul di antara pepohonan, dataran, atau bukit, mencetak gumpalan cahaya berwarna-warni di udara. Teriakan mengerikan binatang buas dan pekikan prajurit super bersama-sama membentuk adegan di zona pinggiran wilayah yang dikuasai binatang buas. Ada yang menghadapi beberapa binatang sendirian, atau sekelompok prajurit bertarung sengit melawan satu binatang buas.
Tempat ini merupakan arena terbaik bagi para pemula dan prajurit super tingkat rendah. Level binatang buas di sini rendah, jumlahnya tidak terlalu banyak, menjadikannya tempat pelatihan yang paling ideal untuk menguji kemampuan.
Setelah menjauh ratusan kilometer dari garis pertahanan, regu-regu dan prajurit super yang ditemui semakin jarang terlihat.
An Haojiu yang menyetir mobil mengingatkan: "Semuanya, bersiap siaga! Kita akan memasuki zona kedua di pinggiran wilayah kekuasaan binatang buas. Area ini sering dihuni binatang buas level lima-enam, semua harus ekstra hati-hati."
Tidak ada yang berani menganggap ucapan An Haojiu sebagai angin lalu. Binatang buas level lima-enam bukanlah candaan. Siapa yang tidak menghargainya, sama saja bermain-main dengan nyawa sendiri. Setelah mendapat peringatan dari An Haojiu, suasana dalam kabin menjadi menegang. Setiap orang tampak gelisah dan cemas, semua melongok keluar jendela. Beberapa bahkan ingin mengembangkan sayap untuk terbang ke langit.
Zhou Liming tidak bergerak, masih bersandar di tasnya sambil menutup mata, seolah semua ini tidak ada hubungannya dengannya.
Mereka baru saja menjadi prajurit super. Di mata Zhou Liming, mereka semua masih pemula yang pemahamannya tentang prajurit super sangat memprihatinkan. Mungkin lebih tepat dikatakan: saat Zhou Liming sudah menjadi prajurit super, mereka masih warga biasa. Saat Zhou Liming bertarung hidup-mati dengan binatang buas, mereka masih berlarian menyelamatkan diri di bawah tekanan makhluk-makhluk itu.
Karena itulah, di mata banyak orang, Zhou Liming tampak seperti pemuda yang tidak mengerti arti bahaya.
Jalan raya kebanyakan membentang di antara pepohonan dan bukit, desa-desa yang kadang-kadang dilewati telah lama menunjukkan pemandangan reruntuhan.
Truk di tempat ini tampak menyedihkan, sepanjang jalan hanya ada satu kendaraan yang melaju. Dentuman mesin terdengar hingga jarak yang sangat jauh. Hal ini membuat banyak orang wajah berubah pucat - dentuman mesin bisa menarik perhatian binatang buas di sekitar. Dengan regu sekecil ini, bagaimana mungkin menahan kuantitas binatang buas yang banyak?
Kenyataannya, dengungan mesin memang berhasil menarik beberapa binatang buas.
