Zhou Liming hampir lupa berapa lama sejak terakhir kali ia memasuki wujud binatang buas. Sejak promosi ke level tujuh, tak ada musuh yang layak memaksanya berubah wujud. Konstitusi fisiknya yang kuat tak perlu lagi mengandalkan transformasi - cukup untuk menahan serangan ganas prajurit super level tujuh. Setiap inci ototnya lebih keras dari baja, sudah melampaui batas yang bisa disebut 'aneh'.
Namun, baru saja tubuh sekuat itu bahkan tak mampu menahan satu pukulan dari Sang Pemanen. Ini adalah pengalaman yang belum pernah dialami Zhou Liming sebelumnya.
Transformasi ke wujud binatang buas berlangsung sangat cepat, bisa dibilang sekejap mata. Hanya dalam waktu satu tarikan napas, sosok Zhou Liming yang mirip Sang Pemanen telah mengambang di udara. Dengan tangan terkepal yang memancarkan kilatan cahaya, tanpa pikir panjang ia melemparkan tinju energi raksasa. Energi kolosal yang mendistorsi udara itu melesat bagai meteor menghantam Sang Pemanen.
"Gak gak!"
Sang Pemanen menyeringai sambil menjilat bibirnya secara refleks, "Bagus! Pantaslah disebut sintetis Kaisar Binatang Karas dan klan darah. Baru evolusi level tujuh tapi sudah sehebat ini."
Fusi dengan gen binatang buas mengharuskan masuk ke dalam wujud binatang buas untuk menggunakan kekuatannya 100%. Zhou Liming yang tak perlu berubah wujud pun sudah memiliki kekuatan setara pemusnahan total. Pukulan amarahnya dalam wujud ini terlihat biasa, namun energi yang terkandung di dalamnya mencapai tingkat yang mengerikan sampai membuat bulu kuduk berdiri.
Sang Pemanen tentu menyadari perlunya meremehkan Zhou Liming, tapi setiap satu pukulan Zhou Liming tetap dihargai.
Tapi karakter Sang Pemanen mustahil untuk menghindar. Sambil menyunggingkan senyum sadis, seluruh lengan kanannya diselubungi asap hitam yang justru menyambut tinju cahaya Zhou Liming dengan ganas, menghantamnya dengan keras.
Dua kekuatan tiba-tiba bertabrakan, memicu seluruh langit bergetar gemetar. Dentuman ledakan dahsyat membuat Yang Yuwen dan yang lain yang telah kabur sejauh lima enam kilometer kehilangan pendengaran, hanya suara "bzz" yang tersisa. Kilatan cahaya putih-hitam di langit menyapu angkasa, menggulung udara. Dari jarak sedemikian jauh, dedaunan seolah mengalami badai sepuluh tingkat, hampir semua daun tersapu bersih, ranting-ranting terpotong patah.
Yang Yuwen dan kawan-kawan benar-benar lumpuh ketakutan. Kekuatan mengerikan seperti ini baru pertama kali mereka saksikan.
Terpisah lima enam kilometer saja sudah membuat mereka merasakan krisis kematian. Siapa lagi yang berhenti? Semua mengerahkan kemampuan maksimal untuk kabur menyelamatkan nyawa.
Yang paling mengenaskan adalah Kota E'A.
Dua kekuatan ini menekan ke bawah dengan keras, bangunan-bangunan dalam radius dua kilometer seolah dihantam mesin press, retakan demi retakan muncul. Kemudian bagai operasi peledakan, gedung pencakar langit tak terhitung bagai es krim di bulan Juni, seketika meleleh dan berubah menjadi serpihan. Dalam radius dua kilometer, area tersebut berubah menjadi alun-alun debu batu yang tertekan hingga rata sempurna.
Mungkin satu-satunya kekurangan adalah debu yang beterbangan menutupi langit dan matahari, mengaburkan pandangan.
Di udara tanpa titik tumpu, Sang Pemanen tak terhindarkan terhempas ratusan meter oleh daya hantam ledakan. Namun setelah berhenti, dia memanfaatkan sebuah teleportasi, tubuhnya terus-menerus muncul dan menghilang, secepat kedipan mata telah berada di hadapan Zhou Liming.
Zhou Liming yang telah memasuki wujud binatang buas mengalami peningkatan kemampuan secara eksponensial, terutama mata mutasinya yang mampu memperlambat persepsi kecepatan secara signifikan. Meski pemanen datang dengan cepat, Zhou Liming tetap tenang sambil meneriakkan teriakan perang sambil menyambut serangan. Kedua belah pihak telah mencapai tingkat energi yang mengerikan, setiap pukulan dan tendangan mereka dipenuhi gelombang energi dahsyat.
Langit terus bergemuruh tanpa henti oleh suara ledakan yang sambung-menyambung.
Pemanen memang sangat kuat. Zhou Liming mulai merasakan kelelahan, namun terpaksa mengatupkan gigi dan terus bertarung sengit dengan lawannya.
Dibandingkan Zhou Liming, pemanen memiliki pengalaman tempur yang jauh lebih unggul. Mereka telah mengembangkan gaya bertarung khusus yang kejam namun efektif.
Setelah mencapai level tujuh, asalkan energi terbentuk, setiap gerakan tangan akan menghasilkan energi tambahan yang membentuk medan energi raksasa di sekitarnya. Di dalam medan energi ini, ruang yang semena-mena seperti angin kencang dan hujan deras, objek apapun yang berdekatan akan terkoyak oleh energi liar tersebut. Pertempuran Zhou Liming dengan Pemanen terjadi di angkasa atas Kota E'A di bawah selubung medan energi ini. Segala benda hancur menjadi debu, kemudian partikel debu tergulung membentuk zona debu berdiameter beberapa kilometer di langit yang masih terlihat jelas dari puluhan kilometer jaraknya.
Energi yang bergelora hingga titik ekstrem ini mustahil luput dari pemantauan energi negara-negara di seluruh dunia. Adegan ini pun menjadi pusat perhatian internasional.
Di tengah pusaran air, kedua orang itu justru seperti pusat dari pusaran raksasa, malah terasa sangat tenang. Hanya saja mereka masih bergumul, mengeluarkan suara "Brak-brak". Setiap kali suara itu terdengar, energi yang tertekan keluar semakin mempertebal lapisan energi di zona debu luar, membuat area ini semakin liar. Tak hanya bangunan yang hancur berkeping-keping, bahkan tanah di permukaan pun terlempar, berputar-putar menggali lubang raksasa yang dalam.
"Brak!" Suara itu membuat dada Zhou Liming terasa seperti hendak ambruk. Di hadapan pengalaman tempur lawan yang mumpuni, setelah bertahan beberapa menit dengan kekuatan seimbang, sang Pemanen akhirnya menyelipkan serangan berat ke tubuhnya saat ada celah.
Kekuatan mengerikan itu melontarkan Zhou Liming bagai peluru meriam, menderu terbang mundur melintasi seluruh zona debu, baru berhenti.
Dada terasa sangat sakit, tulang-tulang seperti mengerang. Jika kekuatan Sang Pemanen sedikit lebih besar, Zhou Liming tak berani menjamin apakah beberapa tulang dadanya akan patah. Saat ini bahkan dalam wujud binatang buas yang menganggap meriam elektromagnetik berat bagai hujan rintik-rintik, dia tetap terlihat kewalahan. Bisa dibayangkan tingkat keganasan lawannya sudah mencapai level yang sama sekali tak bisa dihadapi Zhou Liming.
Zhou Liming menganggap dirinya sebagai salah satu puncak tertinggi di antara manusia. Tapi bahkan dia sendiri tak mampu menghalangi Sang Pemanen. Ini berarti bencana besar akan segera terjadi.
Sang Pemanen adalah ras asing. Di mata mereka, manusia dan binatang buas tak berbeda - sama-sama makanan. Dalam definisi mereka, hubungan antara manusia dengan mereka adalah seperti buruan dan pemburu.
Bumi, di mata mereka, hanyalah medan perburuan raksasa.
Hingga saat ini, informasi yang terungkap dari Sang Pemanen masih sangat minim, baru sebagian kecil dari keseluruhan fakta.
Zhou Liming tidak tahu apakah mereka benar-benar hanya lima orang yang telah menghampiri Bumi, bagaimana sebenarnya keseluruhan ras mereka, berapa banyak penguasa kuat seperti Pemanen yang mereka miliki, dan bagaimana cara mereka muncul di sini, di mana posisi mereka berada? Semua ini tidak diketahui oleh Zhou Liming. Manusia telah menjelajahi wilayah dengan radius hitungan tahun cahaya, namun tidak menemukan jejak makhluk hidup sama sekali. Bumi merupakan satu-satunya dalam zona ini.
Hanya seorang Pemanen saja sudah memiliki kemampuan untuk menghancurkan kota metropolitan besar dengan mengangkat tangan. Bagaimana jika seluruh ras mereka terdiri dari individu seperti ini...
Zhou Liming sudah tidak berani membayangkan lebih jauh. Di hadapan mereka, manusia rentan sampai tingkat yang bisa diabaikan.
Pergelangan tangannya tiba-tiba bergetar. Meski berada di pusat badai, jam tangan berteknologi tinggi terintegrasi ini masih utuh. Rantai jam dengan elastisitas bertegangan tinggi membuatnya tidak pecah meski dalam wujud binatang buas Zhou Liming, tetap melekat di pergelangan tangan. Getaran tersebut membuktikan ada permintaan komunikasi yang masuk.
Di saat genting ini, dengan musuh besar masih mengancam, Zhou Liming awalnya tak ingin menerima sambungan. Namun melihat sosok pemanen yang perlahan muncul dari zona debu, memandang sambil tersenyum padanya tanpa maju selangkah pun.
Zhou Liming sama sekali tak memahami maksud pemanen. Dengan mengatupkan gigi, ia bertekad bulat menerimanya dan berkata, "Perdana Menteri, ada hal apa!"
Negara yang memiliki kekuatan satelit mata-mata besar-besaran memang mudah melacak posisi Zhou Liming, apalagi ia masih memakai jam tangan ini. Kini tampaknya Zhou Liming mungkin sedang diawasi oleh banyak pihak.
Qin Degang merasa pahit. Ia sendiri hendak menanyakan apa yang terjadi, malah ditanya balik. Sebenarnya sejak menerima laporan perubahan energi hingga mengonfirmasi salah satu yang terlibat adalah Zhou Liming, Qin Degang mengalami campur aduk rasa kaget dan gembira. Yang membuatnya kaget adalah sebelumnya mereka salah memperkirakan keganasan keberadaan Zhou Liming, sempat berpikir cukup menambah beberapa prajurit super level tujuh untuk meredakannya. Kini tampak jelas, untung rencana penindasan tidak dijalankan, jika tidak...
Di sisi positif, kekuatan Zhou Liming seolah membuat posisi negara di dunia semakin terkonsolidasi.
Tentu, kekhawatiran pun muncul kemudian - bukan karena Zhou Liming, melainkan sosok tak dikenal yang saat ini bertarung sengit dengannya. Dari tampilan energi, kemampuan lawannya tidak kalah dari Zhou Liming.
Sebagai pemegang jabatan, wajar jika harus memikirkan seluruh negara. Entah pihak lawan berasal dari dalam negeri atau negara asing, Qin Degang tidak ingin mereka berkonflik. Dengan meminta koneksi komunikasi di saat genting ini, tujuannya sederhana: menjadi penengah. Pertarungan mereka yang hanya 15 menit saja telah menghancurkan kota penting semacam ini, siapa yang tahu konsekuensi apa lagi yang akan terjadi jika terus berlanjut?
Zhou Liming bukan orang bodoh. Bagaimana mungkin dia tidak menebak tujuan Qin Degang? Namun jelas upaya mediasi yang disebut-sebut Qin Degang ini tampaknya akan berakhir sia-sia.
Manusia dan Pemanen, selamanya tidak mungkin berdamai. Bukan satu pihak yang memukul mundur musuh, maka satu pihak akan ditelan seperti makanan. Hubungan seperti ini sejak awal sudah berada di posisi permusuhan absolut.
"Perdana Menteri, hal ini akan saya jelaskan nanti—jika saya masih bisa pulang." Zhou Liming berkata datar. Matanya menatap tajam sang Pemanen, "Hanya bisa saya katakan, mereka bukan berasal dari Bumi. Di mata mereka, kita cuma identitas sebagai makanan." Setelah itu, Zhou Liming memutus komunikasi. Penjelasan sampai sejauh ini sudah cukup untuk memberi mereka semua informasi yang ingin diketahui.
Melihat komunikasi terputus, sang Pemanen melipat tangan sambil melayang diam di udara. Suaranya kejam: "Kalian mirip bajingan dari Aliansi Bintang. Sayang perkembangan kalian tertinggal puluhan ribu tahun dari mereka. Tapi apa artinya? Bahkan Aliansi Bintang pun tak mampu menghentikan kami, apalagi manusia Bumi?"
Dia menatap langit dalam diam. Senyuman kejam menguak di sudut bibirnya: "Mereka selamanya akan tetap bodoh. Hanya setelah kita menghilang selamanya, barulah mereka akan muncul."
Kabar tak terduga ini membuat Zhou Liming diliputi kegembiraan gila. Mungkin di mata pemanen, Bumi sudah menjadi santapan yang tinggal dikunyah, jadi apa salahnya memberitahuku hal ini? Sebelum orang-orang Aliansi Bintang muncul, dia pasti sudah bisa membersihkan medan perburuan Bumi ini, lalu menepuk-nepuk pantatnya pergi untuk memproduksi dan mencari medan perburuan berikutnya.
