"Alis Lu Yuanhang berkerut. Dalam keheningan ini, perasaannya sangat tidak enak, seolah ditatap tajam oleh ular berbisa."
"Semua hati-hati!"
Di dalam komunikator, Lu Yuanhang menggeram rendah. Memang Qiao Jianxuan adalah Komandan, namun reputasi Lu Yuanhang jauh melampauinya. Sebagai Wakil Komandan, ia bisa dengan kasar melewati Qiao Jianxuan untuk menyampaikan perintahnya ke seluruh anggota regu. Benar Qiao Jianxuan adalah prajurit super level tujuh, tapi Lu Yuanhang adalah mantan personel elit yang kemampuan mendeteksi krisis di medan perang sama sekali tidak tertandingi oleh Qiao Jianxuan.
Setelah menerima perintah, setiap orang meningkatkan kewaspadaan dan berusaha membentuk regu kecil berisi tiga hingga lima orang.
Topografi Santa Fe berada di koridor yang mirip jurang, dengan kedua sisi berupa rangkaian bukit bergelombang. Terutama di bagian kanan yang berbukit-bukit, pepohonannya begitu lebat. Tak cuma Pemanen, bahkan sekalipun ada pasukan militer yang bersembunyi di dalamnya, akan sulit ditemukan. Dari hasil pengukuran beberapa menit lalu, Pemanen pasti ada di lokasi ini.
Di balik rimbun pepohonan, sepasang mata menatap tajam dua prajurit super di kejauhan. Lidahnya menjilat-jilat bibir, bagai menyaksikan hidangan tak tertandingi.
Kekuatan prajurit super di hadapannya hanya memancing senyum sinis Pemanen. Dengan kemampuan selevel ini, berani-berainya mencoba menumpas dirinya? Persembunyian sebelumnya cuma untuk mengamati kekuatan manusia-manusia ini. Kini dalam jangkauan indranya, tak ada satu pun yang mampu menjadi ancaman.
Godaan hidangan lezat itu membuat batin Pemanen mulai mengincar kesempatan.
Tapi dia masih menahan diri. Karena waspada, dia perlu memastikan keamanan sepenuhnya sebelum bertindak. Di beberapa planet berburu sebelumnya, selalu ada kejadian tak terduga yang menewaskan beberapa awak, semua karena kecerobohan. Tanpa disadari, setiap planet yang memiliki kehidupan selalu menyimpan binatang buas kuat hasil asimilasi genetik di luar perkiraan. Kemampuan mereka bahkan kadang melampaui sang pencipta sendiri.
Saat seribu lebih orang ini sepenuhnya memasuki jangkauan persepsinya, Sang Pemanen akhirnya merasa tenang.
Turun dari pohon raksasa tempatnya bersembunyi, Sang Pemanen melangkah mantap tanpa rasa takut menuju target yang telah dia awasi. Kecepatannya luar biasa, setiap langkahnya melintasi puluhan meter. Dalam sekejap mata, dia sudah berdiri di hadapan dua prajurit super. Dengan teleportasi mengerikan, Sang Pemanen dengan mudah memelintir leher kedua prajurit super hingga putus, lalu menggunakan cakar tajam nan mematikan untuk menyobek tenggorokan mereka, meminum derasnya darah yang menyembur bak kerbau haus.
Hampir setelah mengisap habis darah dua prajurit super, barulah orang lain menyadari kemunculan mendadak pemanen ini.
"Dia di sini, di sini..."
Teriakan panik bergema, prajurit super lain yang menerima peringatan segera mengerumuni, membentuk formasi eskalon berbentuk gelombang.
Pemanen yang disebut Nomor 4, penampilannya sama persis dengan yang pernah dilihat Zhou Liming sebelumnya, tanpa perubahan berarti. Dia berdiri kokoh di atas batu raksasa di bukit bawah, memandang dingin ke arah prajurit super yang mengepungnya. Sama sekali tak peduli diperlakukan seperti monyet, hanya saja dia belum menyerap bahasa planet ini sehingga tetap diam membisu.
Wajah Bruce berkerut menatap tajam pemanen yang berdiam dingin di bawah, sesuai dengan deskripsi dokumen yang penuh bahaya.
"Laksanakan sesuai skema!"
Dengan perintah yang dikeluarkan, prajurit super yang mengerubungi langsung berhamburan bagai pasir di udara dan daratan. Berdasarkan perhitungan, dalam batas jangkauan serangan pemanen hanya tersisa 30 prajurit super - 5 level tujuh dan 25 level enam. Dengan ekspresi serius, mereka mengelilingi pemanen sambil memancarkan kilatan cahaya, langsung mengerahkan senjata pamungkas terkuat mereka.
"Matilah kau!"
Pria besar Rusia itu meneriakkan dengan suara keras, melambaikan tangan untuk melemparkan skill terkuatnya.
Energi itu merobek ruang bagai meteor, melesat ke arah pemanen. Di belakangnya, berkas-berkas cahaya pelangi terus bergulung dan saling menyilang di langit, menciptakan pemandangan spektakuler yang memukau.
Pemanen menyipitkan mata, menggerakkan sisik halus di bawah penutup mata. Matanya memancarkan sikap meremehkan, sangat meremehkan skill bentuk ini. Tanpa menghindar, dia malah menyilangkan tangan dan tetap berdiri di tempat dengan dingin, membiarkan serangan skill bentuk ini menerjang dirinya. Ledakan dahsyat! Energi dari lima prajurit super level tujuh dan dua puluh lima prajurit super level enam, betapa dahsyatnya kekuatan ini. Seluruh bukit hancur dalam gemuruh ledakan.
Debu tanah yang melesat ke langit memaksa semua orang mundur tiga li.
Zhou Liming di kejauhan memandang semua ini dengan agak dingin. Dia tahu hanya dengan ini, sama sekali mustahil untuk membunuh Sang Pemanen.
Skill bentuk mereka memang memiliki kekuatan mematikan, tapi masih belum cukup untuk melawan Sang Pemanen. Setidaknya dengan jenis skill bentuk seperti ini, mustahil melukainya. Untuk bisa melukainya, selain energi cahaya kematian milikku sendiri, Zhou Liming tidak bisa memikirkan siapa lagi yang mampu melukai Sang Pemanen.
Mungkin masih ada senjata partikel di laboratorium?
Tiga puluh orang ini, paling banter, hanya berperan sebagai abu meriam. Meski tiga di antaranya merupakan orang Tiongkok, Zhou Liming tetap tidak bergerak, hanya memandang dengan dingin.
Teriakan mengerikan Sang Pemanen menggema. Dari tumpukan debu tanah, tiba-tiba muncul gelombang kejut berbentuk cahaya yang menyapu bersih material tersebut. Di sepanjang jalur gelombang kejut ini, bahkan prajurit super level tujuh pun terbelah menjadi dua bagai ampas tak berdaya.
Hasil ini membuat semua orang terdiam sejenak. Tak ada yang percaya bahwa puncak tertinggi sistem prajurit super - level tujuh yang terkenal tangguh dan kebal terhadap meriam elektromagnetik berat - justru terpotong dengan mudah seperti tahu. Bagaimana mungkin menerima kenyataan ini? Dalam khayalan mereka, sekelompok prajurit super level tujuh seharusnya mampu melawan, entah beberapa atau puluhan orang sekaligus.
Namun ketika Sang Pemanen dengan wajah mengerikan itu mengambang di udara, barulah pasukan pertama aliansi menyadari keseriusan masalah yang mereka hadapi.
“Bertahanlah!” Bruce mengaum, “Kelompok prioritas kedua melanjutkan serangan!”
Semua yang bisa memasuki tempat ini adalah tentara terbaik. Di bawah perintah, meski merasakan ketakutan terhadap pemanen, mereka tetap menyerbu tanpa ragu.
Pemanen tertawa nyaring, terus melakukan teleportasi memulai pertunjukan pembunuhan. Hampir setiap kali bayangannya melayang, pasti ada prajurit super yang dipancung. Baik level enam maupun tujuh, tak ada yang bisa menahan cakarnya. Ribuan orang jumlahnya banyak, tapi di mata pemanen, ini tak berarti. Semua bisa dituntaskan dalam setengah jam.
Zhou Liming menatap tajam pemanen, lalu saling menatap dengan Lu Yuanhang. Yang terakhir berkata gugup: “Apa yang harus kami lakukan?”
Sejujurnya, kekuatan pemanen benar-benar membuat hati Lu Yuanhang berguncang. Sekarang ia baru mengerti mengapa Zhou Liming begitu putus asa saat berangkat. Siapapun yang menghadapi pemanen, mustahil punya keyakinan?
Zhou Liming mengibaskan kepala, berbisik dengan keras: “Kami maju.”
Lu Yuanhang terkejut, namun tetap mengatupkan gigi dan mengikuti. Adegan saat ini kacau balau, hanya ingin menggunakan taktik seperti digebukin beramai-ramai, berharap bisa mendapatkan hasil. Tapi kini jelas, meski bisa menyerang pemanen, percuma. Cakar yang bahkan bisa menusuk armor tank, tak banyak berpengaruh pada tubuh pemanen.
Terus-menerus prajurit super tewas, Zhou Liming terus mendekat. Hingga masuk dalam jangkauan teleportasi, barulah dia membuka mata lebar, lalu seluruh tubuhnya lenyap.
Dalam sekejap teleportasi, Zhou Liming tak hanya harus mengumpulkan energi cukup untuk mengaktifkan teleportasi, tapi juga mengubah wujud menjadi binatang buas dalam waktu seketika. Hanya dengan wujud binatang buas, kemampuannya bisa ditunjukkan 100%, atau dia tak yakin bisa membunuh pemanen ini.
Menyelesaikan semua ini dalam waktu sesingkat mungkin cukup sulit, tapi Zhou Liming terpaksa mencoba.
Pemanen yang sedang menghancurkan tubuh bagian atas seorang prajurit super, dalam sekejap merasakan kemunculan energi mengerikan. Krisis yang begitu kuat memaksanya membatalkan niat membunuh prajurit super lain, tanpa ragu sedikit pun langsung mengaktifkan teleportasi. Pengalaman pembunuhan massal yang panjang telah melatihnya untuk merespon setiap angin berdesir rerumputan, dengan prioritas utama menjaga keamanan dirinya sendiri.
Namun bagi Zhou Liming yang sudah menyusun rencana matang, respons pemanen ini masih terlambat setengah ketukan.
Dalam situasi normal, setengah ketukan ini tak berarti, tapi bagi level Zhou Liming sekarang, setengah ketukan cukup untuk melakukan banyak hal. Seperti mendekati pemanen dengan kecepatan maksimum, menghujamkan duri tulang ke dadanya, sambil mengaktifkan teleportasi yang membuat tubuh mereka berdua lenyap bersamaan.
Semua ini terjadi secepat kilat. Tak ada yang sempat melihat jelas, hanya menyaksikan bayangan hitam muncul di depan pemanen, memeluknya erat, lalu menghilang bersama.
Dalam hitungan sepersekian detik, di udara ratus meter jauhnya, Zhou Liming dan Pemanen muncul bersamaan. Yang berbeda, guncangan dengan penghitungan ratus juta membuat organ-organ dalam Pemanen berubah menjadi bubur daging. Di wajah Pemanen akhirnya muncul ekspresi - bukan lagi kekejaman, melainkan ketidakpercayaan dan ketidakrelaan. Dia tak mengerti, mengapa seseorang yang tadi sama sekali tidak berbahaya, kini bisa menghabisi nyawanya?
Zhou Liming tidak mungkin melakukan kesalahan. Dia mengabaikan Pemanen, terus-menerus menusukkan duri tulang ke tubuh lawannya.
Zhou Liming paham betul betapa berbahayanya Pemanen. Selama mereka belum tewas seketika, kapan saja bisa menimbulkan kerusakan dahsyat. Pemanen yang telah berubah menjadi energi, siapa tahu bisa meledak sendiri? Dengan energi Pemanen yang bahkan lebih mengerikan daripada bom nuklir dengan yield besar, cukup untuk mengubah seluruh kota menjadi danau raksasa.
Baru setelah Pemanen hancur tak berbentuk, Zhou Liming menghentikan serangannya. Saat ini, tubuhnya penuh darah, mengambang di udara bagai dewa perang.
Melempar tubuh hancur pemanen, membiarkannya jatuh ke bebatuan di bawah hingga remuk berkeping-keping. Wujud Zhou Liming surut, memperlihatkan wajah aslinya. Dengan pandangan datar menatap rekan satu regu yang kaku di sekelilingnya, tanpa ekspresi kegembiraan, ia berkata tenang: "Target berikutnya di mana?" Seolah tak menyadari bahwa yang baru dibunuhnya adalah pemanen yang mampu membuat wajah orang berubah pucat.
