Zhou Liming tidak pernah membayangkan suatu hari dirinya akan berperan seperti traktor, di tengah alam semesta yang menyeret lebih dari seratus prajurit super dalam penerbangan.
Mungkin di era sebelum binatang buas, jika adegan ini ketahuan manusia, pasti akan menjadi sensasi. Sayangnya, seiring datangnya era binatang buas dan kemunculan prajurit super, orang-orang sudah tidak menganggapnya aneh lagi. Di mata banyak orang, hal apa lagi yang tidak bisa dilakukan prajurit super? Seperti saat ini, Zhou Liming yang menyeret ratusan orang terbang di antariksa - meski disiarkan secara global - tak satu pun penonton yang tertawa, melainkan dengan ekspresi serius mendoakan Zhou Liming dan kawan-kawan.
Karena mereka tahu, Zhou Liming dan pasukannya bertarung untuk rakyat, sehingga memilih jalan mematikan ini.
Apakah gaya gravitasi ada di alam semesta? Zhou Liming tidak tahu. Tapi saat terbang di antariksa, rasanya seperti benar-benar lepas dari gravitasi. Kecepatan bisa semakin ditingkatkan, lebih kencang lagi.
100 ribu kilometer, Zhou Liming membutuhkan sekitar empat setengah jam. Namun, oksigen dalam pakaian antariksa jelas tidak mungkin bertahan selama itu. Dalam persyaratan khusus, para prajurit super di belakang harus terus-menerus menahan napas beberapa saat, baru diperbolehkan menarik satu tarikan napas saat sudah tak tahan.
Hal yang mustahil di mata orang biasa, tapi bagi para prajurit super, ini sama sekali bukan masalah.
Seperti prajurit super level tujuh, bisa menahan napas hingga setengah jam baru bernapas sekali.
Perjalanan semacam ini jauh lebih membosankan dibanding naik pesawat ulang-alik. Baru dalam penerbangan seperti inilah kita merasakan arti kesepian sejati - selama 100 ribu kilometer perjalanan, hanya bisa diam-diam meluncur ke satu tujuan.
Zhou Liming tidak memaksimalkan kecepatan terbangnya, karena dia tak rela sampai di tujuan hanya untuk menjadi orang lumpuh.
Meski begitu, kecepatan 24 Mach tetap sulit dipercaya. Seandainya rekor Guinness masih ada, gelar manusia tercepat di dunia harusnya disematkan ke kepala Zhou Liming.
Seiring permukaan bulan yang putih bersih raksasa di hadapan semakin membesar, jarak terus menyusut. Ketika tersisa sepertiga perjalanan, setiap komunikator menerima pemberitahuan. Roket pengangkut yang diluncurkan lebih awal dari pesawat ulang-alik mulai mendekati target untuk melaksanakan serangan nuklir.
Mendengar pemberitahuan ini, saraf setiap orang menegang. Jika target berhasil dihancurkan bom nuklir, mereka tak perlu mengambil risiko dan bisa kembali dengan aman ke Bumi sebagai pahlawan manusia sejati.
Kecepatan Zhou Liming tidak berkurang. Matanya menatap ke depan sementara telinganya menyimak suara hitung mundur dari komunikator...
Tiba-tiba...
Di tepi bulan putih bersih, cahaya merah raksasa menyembur deras. Pertama satu kilatan, lalu terus-menerus berkedip-kedip bagai kembang api.
Cahaya merah ini terus menyebar, hanya dalam hitungan detik, bagaikan matahari kecil muncul di tepi bulan. Serangan ratusan bom nuklir berdaya ledak tertinggi manusia sungguh mengerikan, bahkan Zhou Liming sempat berkhayal seolah bulan terdorong menjauh oleh gelombang kejut yang dahsyat.
Suara gemuruh yang maha dahsyat baru terdengar lama kemudian. Berkat fungsi baju astronot dan jarak 20.000-30.000 kilometer, yang terasa hanya getaran halus.
Mustahil gelombang kejut bisa melintasi 20.000-30.000 kilometer ke sini, jadi tak mungkin merasakan gempuran dahsyatnya.
Seperti menanti sesuatu, semua mata tertancap ke depan, berharap mendengar kabar baik.
Namun markas besar bagai membeku, lama tak mengirimkan kabar, membuat hati setiap orang serasa ditenggelamkan batu.
“Beberapa menit kemudian, suara lelah terdengar: "Bung-bung, kami kalah. Serangan nuklir gagal dihancurkan, berhasil dihadang dan dimusnahkan dalam jarak puluhan ribu kilometer. Ledakan nuklir yang kalian lihat adalah pemandangan setelah dihancurkan oleh pihak lawan. Sungguh disayangkan, seluruh misi kini bergantung pada kalian."”
“Ucapan ini membuat semua prajurit super diam membisu.”
“Masuk akal juga, dengan pesawat antariksa secanggih ini, mana mungkin roket yang kecepatannya tidak seberapa bisa mengenai sasaran?”
“Dari ucapan itu, Zhou Liming justru menangkap makna lain: markas besar sudah tidak lagi berharap pada orang-orang seperti kami. Teknologi penghadang yang mengerikan, bagaimana mungkin kami bisa menghindar? Begitu mendekat, pasti akan dihancurkan seperti saringan. Bisa diprediksi, misi kali ini sudah ditakdirkan untuk gagal.””
“"Sudah sampai titik ini, masih adakah jalan pulang?"”
“Zhou Liming tersenyum getir. Tak peduli apa yang dipikirkan orang di belakang, dia tetap melanjutkan terbang menuju target.”
“"Tidak! Aku tidak mau pergi! Aku ingin pulang! Aku harus pulang!"”
Kekhawatiran Zhou Liming akhirnya terjadi. Seorang prajurit super Eropa berkoar dengan gila-gilaan, melepaskan kancing baju astronotnya lalu mengaktifkan pendorong roket kecil untuk memutar balik. Namun dia lupa - bagaimana mungkin jarak hampir 70.000 kilometer bisa ditempuh hanya dengan pendorong roket mini seperti ini?
Ada yang memimpin, pasti ada yang ikut-ikutan. Beberapa prajurit super lagi mulai memisahkan diri dari regu.
Yang paling nekat malah memutasi sayap mereka hingga terkoyak baju astronot, lalu terbang nekat ke belakang. Dengan kecepatan terbang mereka yang mencapai 80.000 km/jam ditengah kondisi tanpa gravitasi, menurut perhitungan mereka jarak 70-80 ribu kilometer bisa ditempuh dalam 6-7 jam.
Tapi mereka lupa faktor suhu ekstrem di ruang angkasa - mampukah sayap mutasi mereka menahan panas ratusan derajat itu?
Tentu saja, bagaimana nasib mereka setelah itu, saat ini Zhou Liming tidak mungkin tahu, karena Zhou Liming yang terbang dengan kecepatan 24 Mach hanya sekejap telah melepaskan diri dari mereka, dan beberapa saat kemudian bayangan mereka pun tak terlihat lagi.
Cahaya bintang yang tak terhitung jumlahnya dari kejauhan mendekat dengan cepat, hanya seketika bersimpang jalan dengan Zhou Liming. Sinar-sinar laser ini sangat raksasa, membawa energi yang luar biasa besar, dan panasnya menyala-nyala.
Zhou Liming hanya merasakan jiwa tercerai-berai, karena sinar-sinar laser ini berasal dari posisi Bulan. Tanpa perlu berpikir, dia tahu pasti berasal dari pesawat antariksa ini. Yang membuatnya berkeringat dingin adalah, target serangan sinar laser ini bukanlah mereka, melainkan menuju zona tak dikenal.
"Pesawat ulang-alik telah hancur!"
Tidak lama kemudian, titik-titik cahaya kecil yang berkedip-kedip membuat semua orang terjerumus dalam jalan buntu. Satu-satunya harapan untuk kembali ke pangkalan, akhirnya hancur berkeping-keping.
Pada saat ini, tidak ada lagi yang berpikir untuk memisahkan diri dari regu. Tanpa pesawat ulang-alik, mustahil kembali menempuh jarak jutaan kilometer. Satu-satunya harapan sekarang adalah Zhou Liming, hanya dia yang mampu memimpin semua orang kembali ke Bumi. Namun sebelumnya, kita harus melewati rintangan di hadapan ini terlebih dahulu.
Setengah jam kemudian, akhirnya muncul koridor awan dari pesawat antariksa itu. Ia bagaikan monster raksasa yang bersembunyi di tepi Bulan.
"Saat ini, semua orang memisahkan diri dari formasi, lalu terbang menuju target," kata Zhou Liming dengan tenang. "Semoga keberuntungan menyertai kalian, masing-masing menyerahkan diri pada takdir. Jika beruntung, aku akan membawa semua kembali ke Bumi."
Satu per satu orang melepas kancing mereka, lalu menyalakan pendorong roket. Bagai sekumpulan lebah, mereka menerjang ke arah pesawat antariksa yang tidak jauh itu.
Pesawat antariksa yang diam itu akhirnya menunjukkan aktivitas mencurigakan. Menara-menara senjata di badannya terus memuntahkan sinar laser ke arah para prajurit super.
Kekuatan pertahanan yang kuat bagaikan jaring raksasa yang menekan para prajurit super. Jaringan pertahanan dari senjata sinar laser ini membuat banyak prajurit super bahkan tidak sempat berpikir, sudah terkena tembakan. Meski memiliki tubuh yang kuat, namun setelah pakaian antariksa hancur, terpapar di ruang angkasa, kulit mereka segera dipenuhi kristal es yang memperlambat gerakan.
Setelah menerima beberapa serangan, prajurit-prajurit tangguh ini pun akhirnya tumbang di tempat, berubah menjadi mayat beku yang tidak lengkap.
Ratusan prajurit super terus menerus menjerit kesakitan saat tubuh mereka tercabik-cabik. Senjata partikel ini benar-benar mematikan - bahkan kulit baja khusus pun bisa robek. Jumlah mereka terus menyusut. Mungkin bisa menghindari satu dua serangan, tapi mustahil menghindar setiap kali. Begitu terkena tembakan dan kehilangan perlindungan pakaian antariksa, titik beku alam semesta akan memperlambat gerakan, akhirnya menjadikan mereka sasaran hidup yang mudah.
Namun jarak yang awalnya tidak jauh, dalam waktu singkat ini justru dipersingkat.
Zhou Liming bertingkah sama seperti yang lain, bergerak lamban. Satu-satunya perbedaan adalah kemampuannya menghindari setiap serangan sambil terus mendekat. Saat hanya tersisa ratusan kilometer, ia merobek penampilan luarnya. Seluruh tubuhnya berubah menjadi berkas cahaya. Dengan kekuatan penuh, kecepatannya langsung menembus 50 Mach. Bahkan baju antariksa terkoyak remuk oleh kecepatan jenis ini.
Titik beku absolut membuat kulit Zhou Liming juga tertutupi lapisan es kristalin.
Ini adalah keberadaan yang jauh lebih dingin dari Antartika, dengan suhu setidaknya minus delapan puluh derajat. Pada temperatur ini, darah seharusnya sudah membeku menjadi serpihan es. Namun berkat pertahanan energinya, Zhou Liming terus bertahan melawan suhu super rendah ini. Sekaligus harus menahan berbagai radiasi mikro kosmik dan menahan rasa sakit terkoyak akibat kecepatan hiper.
Ratusan kilometer, cuma dalam sekejap, langsung tiba. Kecepatannya jauh melebihi dugaan, bahkan para pemanen di pesawat antariksa pun belum tersadar.
Setelah berhasil menyentuh pesawat antariksa, Zhou Liming baru menyadari betapa besarnya kapal ini. Kapal induk di Bumi dihadapannya bahkan tidak layak disebut sekoci kecil. Lebih tepatnya, ini seperti kota yang bisa bergerak. Lambung logam hitam yang membeku memberi kesan seperti armor terkuat di dunia.
Dinginnya luar angkasa terus mengonsumsi energi Zhou Liming. Ia memegang salah satu tonjolan dan mengaitkan dirinya di badan pesawat.
Dari ratusan prajurit super di belakang, kini tinggal belasan orang. Mereka memaksakan diri menyobek pakaian antariksa, nekat terbang di ruang hampa dengan tubuh fisik, lalu muncul di sisi kapal.
Begitu menempel di armor kapal, semua sistem pertahanan menjadi sekadar penataan barang yang tak berarti.
Berada di luar angkasa tidak bisa berlama-lama, jadi Zhou Liming tidak ragu-ragu, duri tulang muncul dan menghujam dengan kejam ke armor-armor ini.
