Zhou Liming yang terkunci, sama sekali kehilangan kemampuan untuk membalas serangan.
Zhou Liming mencoba untuk merobek, namun bahkan setelah mengerahkan seluruh kemampuannya, tak bisa bergerak sedikit pun. Meski mampu menghancurkan domain ikan-naga level tujuh, tetap tak ada cara melepaskan diri dari ikatan lawan.
Pemanen bersisik merah itu tampak tak peduli dengan perlawanan Zhou Liming. Matanya menyapu cepat ke arahnya, tiba-tiba bersuara: "Jangan lakukan perlawanan sia-sia. Mustahil kau menembus domain waktu, meski domainmu juga domain waktu. Tapi kau cuma penerus kemampuan rendahan, percuma saja melawan."
Nada bahasanya kaku, mengingatkan Zhou Liming pada pemanen yang pernah dihadapi di Kota E'A. Awal pertemuan dulu, sosok itu juga bersikap serupa.
Zhou Liming tahu kemampuan linguistik pemanen sangat kuat, bisa memperoleh kemampuan ini dengan menghisap otak dan darah target. Cukup melihat belasan prajurit super yang sudah mati di sekitarnya, beberapa di antaranya kepala pecah dan isinya kosong melompong, bisa diketahui bagaimana pemanen ini memperoleh kemampuannya.
Mendengar perkataannya, Zhou Liming terpaksa berhenti meronta. Namun tak disangka, pemanen itu justru menarik domain-nya, sama sekali tidak takut Zhou Liming melakukan aksi apapun.
Tiba-tiba seorang manusia-binatang di samping berdiri dengan wajah panik, mengoceh tak karuan penuh kegelisahan. Komandan yang sebelumnya tenang tadi tak lagi bisa menjaga ketenangan, malah meneriakkan kemarahan lalu menatap tajam Zhou Liming dengan ekspresi kompleks: "Tak kusangka manusia kecil seperti ini bisa begitu diperhatikan mereka."
Dia tak lagi menghiraukan Zhou Liming, melainkan mengeluarkan serangkaian perintah. Dioperasikan, seluruh pesawat antariksa mulai terus-menerus berakselerasi.
Zhou Liming bagaikan penonton, berdiri di samping menyaksikan para manusia-binatang yang kacau balau. Gerakan mereka canggung dalam mengoperasikan pesawat antariksa, sesekali melakukan kesalahan yang membuat komandan bersisik merah melompat sambil mengumpati.
"Mungkinkah itu Aliansi Bintang yang disebut para pemanen?"
Yang bisa membuat mereka panik seperti ini, mungkin kecuali Aliansi Bintang, tak ada pihak lain lagi.
Kini Zhou Liming paham, mengapa awalnya mereka tak mengomandokan pesawat antariksa masuk ke Bumi atau melancarkan serangan. Pasti karena belum familiar dengan sistem pesawat ini, banyak fungsi yang belum diaktifkan. Jika tidak, Bumi - dengan level pesawat antariksa seperti ini - cukup dihantam meriam utama 1-2 kali, akan berubah jadi debu di alam semesta.
Tiba-tiba Zhou Liming tersenyum tipis: "Kalian ini persis perampok dalam istilah kami manusia, selalu melakukan kejahatan. Sedangkan orang Aliansi Bintang itu seperti Polisi, selamanya akan mengejar pantat kalian."
Jelas, lawan tidak sepenuhnya memahami ucapan Zhou Liming, namun mengerti maksudnya. Dia tertawa "Grak grak" dan berkata, "Kau harus memanggilku Kapten Bajak Laut Merah Menyala. Kalian manusia terkutuk ini mirip dengan orang Aliansi Bintang, hanya saja kalian berada di planet terpencil. Di wilayah ratusan tahun cahaya sekitar sini, bahkan tidak ada satu pun planet berkehidupan sempurna yang melindungi Bumi kalian dari gangguan ras lain. Sayangnya, nasib kalian buruk bertemu kami. Kalian hanya akan menjadi tempat produksi darah genetik."
Kapten Bajak Laut Merah tampaknya tertarik menjelaskan teka-teki ini pada Zhou Liming. Dengan nada kaku dia berkata, "Malapetaka meteor ini kami yang produksi. Kami menyemprotkan gen binatang buas di sabuk asteroid, lalu mengubah orbitnya agar bisa menyerang Bumi. Gen binatang buas ini sangat dominan - cukup menempel pada makhluk hidup apapun, akan berevolusi sesuai gen inangnya, akhirnya membentuk binatang buas baru sepenuhnya."
“Kami memang bajak laut, tapi dibandingkan merampok, yang lebih kusukai adalah bisnis darah gen semacam ini. Sifatnya sama seperti narkoba di Bumi kalian, margin keuntungannya benar-benar fenomenal.”
“Penemuan Bumi ini terjadi secara kebetulan. Kami berhasil merampok kapal perang kelas antariksa ini dari armada Aliansi Bintang, lalu dikejar Armada Ketujuh mereka sampai akhirnya kabur ke tempat ini. Wuih, Bumi benar-benar planet yang indah, paling cantik di antara semua planet yang pernah kulihat. Tentu saja, yang kumaksud 'indah' di sini adalah keragaman spesies biologisnya.”
Sang Kapten Bajak Laut yang terguncang terus membeberkan: “Tahukah kau berapa nilai sebotol darah gen? Jauh melebihi imajinasimu. Menurut standar kalian, ini bisa ditukar dengan mobil bagus. Sedangkan menurutku, ini bisa memberiku puluhan ribu koin Aliansi Bintang. Cukup satu transaksi sukses, aku bisa membeli kapal tempur kelas Love, jenis kapal perang terbaik yang tersedia di pasar Aliansi Bintang.”
Suara kapten bajak laut tercekat, lalu mengaum: "Tapi, sialan, kau habisi semua personel berburuku. Sial, seharusnya aku curiga dari dulu! Kalau bukan karena sistem komunikasi yang tak kunjung diperbaiki, mana mungkin ada kesalahan konyol begini sampai kalian bisa masuk lewat celah?"
Zhou Liming memandang kapten bajak laut yang mulai kehilangan kendali. Ketenangan yang terpancar darinya saat pertemuan pertama, kini telah berubah total.
Bisa dibayangkan, andai mereka tidak kabur kocar-kacir sampai terdampar di dekat Bumi, mungkin butuh puluhan bahkan ratusan tahun sebelum Aliansi Bintang menemukan tempat ini. Saat itu, mungkin Bumi sudah punya teknologi pelayaran antariksa dan mulai menjelajah hingga menemukan Aliansi Bintang, membawa peradaban manusia ke panggung yang lebih luas.
Namun semua berubah karena kebetulan ini, membuat Bumi terpaksa naik panggung kosmik sebelum waktunya.
Menyangkut hal ini, Zhou Liming tak tahu apakah ini keberuntungan atau malapetaka. Teknologi umat manusia saat ini jelas belum siap—mampukah mereka bertahan saat berhadapan dengan Aliansi Bintang?
Dari yang didengar sebelumnya tentang Xingdu yang disebutkan oleh Pemanen, seharusnya itu adalah wilayah bajak laut. Biasanya tempat-tempat seperti ini adalah surga bagi para bajak laut, sekaligus lahan bisnis bagi pedagang. Barang-barang hasil jarahan bajak laut, termasuk barang terlarang, akan diedarkan di sini. Bisa dikatakan ini adalah surga bajak laut.
Setelah menyusun semua fakta, Zhou Liming menyadari bahwa manusia hanyalah makhluk menyedihkan. Bagi kapten bajak laut yang berkuasa ini, Bumi yang mewakili peradaban hanyalah medan perburuan, sama seperti Segitiga Emas dalam persepsi manusia. Di mata mereka, Bumi sama sekali tak bernilai. Hanya demi keuntungan finansial, mereka hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Sungguh suatu kegilaan yang luar biasa!
Kini Zhou Liming akhirnya percaya: "Sebuah penyebab kecil dapat menghancurkan dunia" - kalimat ini sama sekali tidak salah.
Zhou Liming seharusnya berterima kasih pada Aliansi Bintang. Jika bukan karena kemunculan tepat waktu mereka, mungkin setelah kegagalan serangan nuklir dan kegagalannya sendiri, pihak lawan yang telah mendeteksi akan benar-benar menyerang Bumi, mengubahnya menjadi medan perburuan sejati hingga semua makhluk hidup musnah. Saat itu, Aliansi Bintang yang datang terlambat, menghadapi planet tanpa makhluk berkesadaran, mungkin tidak akan merasakan sedikitpun kesedihan?
Zhou Liming yang telah memahami semuanya, tiba-tiba mendapatkan sedikit pencerahan tentang hakikat nyawa.
Kapten bajak laut itu melihat Zhou Liming diam seribu bahasa, lalu berkata: "Seluruh Aliansi Bintang melintasi ratusan ribu tahun cahaya, terdiri dari puluhan ribu ras, termasuk tak terhitung ras planet yang belum beradab. Setelah terbiasa, kau akan mengerti bahwa memusnahkan suatu ras itu sangat sederhana. Dengan kekuatan teknologi tinggi, meriam utama kapal tempur hanya perlu beberapa tembakan untuk menghancurkan planet yang sepuluh kali lebih besar dari Bumi."
"Apa kau penasaran, Grak grak, bisa kukatakan pasti padamu, Aliansi Bintang dipimpin oleh Ras Bulu, sementara kami bangsa lain memanggil mereka si brengsek. Perbedaan terbesar mereka denganmu adalah sayap bawaan lahir mereka. Bukan hanya kekuatan fisik yang hebat, teknologi mereka juga mengerikan. Gabungan keduanya membuat mereka mendominasi posisi penguasa."
"Tak peduli ras apapun, selalu ada perselisihan. Ras Bulu pun tak terkecuali. Aliansi Bintang hanyalah sebutan umum, terdiri dari puluhan ribu ras, memiliki negara-negara besar kecil tak terhitung yang menguasai wilayah galaksi yang bahkan tak pernah kau dengar seumur hidup. Ras Bulu sendiri terdiri dari puluhan negara besar super yang membentang di lautan bintang ini."
Penjelasan Kapten Bajak Laut hanya sampai di situ, karena perhatiannya sudah teralihkan dari Zhou Liming. Di layar radar pesawat antariksa, telah muncul sekumpulan titik merah berkilauan.
Zhou Liming sekarang sudah tidak punya keinginan untuk memberontak, karena dari tubuh lawannya, dia kembali melihat adanya perbedaan level. Jika dirinya termasuk level tujuh, maka level kapten bajak laut setidaknya level sembilan ke atas. Bagaimanapun dia meronta, tidak ada gunanya, lebih baik menyimpan tenaga.
Detik ketika pesawat antariksa berbalik arah dan pergi, Zhou Liming tahu bahwa dia telah berpisah selamanya dari Bumi.
Hanya setengah jam, tapi dengan kecepatan pesawat antariksa ini, mereka sudah meninggalkan tata surya, mencapai tempat yang mustahil dijangkau manusia saat ini.
Satu-satunya harapan adalah pasukan Aliansi Bintang yang berhasil mencegat kapten bajak laut, kemudian menemukan dirinya dan mengembalikannya ke Bumi.
Selain itu, tidak ada cara lain.
Tapi tak lama kemudian, Zhou Liming sama sekali tidak lagi berharap, karena dari wajah kapten bajak laut yang semakin serius, dia melihat krisis yang mengancam.
Di luar jendela kaca raksasa, sinar laser raksasa terus bermunculan. Meskipun pesawat antariksa ini lincah menghindar, tetap saja terkena beberapa tembakan hingga seluruh badan kapal gemetar. Pelindung energi yang kuat hanya bertahan belasan tembakan sebelum berhamburan. Sinar-sinar ini langsung menguapkan armor kapal perang, memperlihatkan lubang besar yang menganga.
Bunyi alarm yang melengking terus berbunyi, membuat semua orang panik.
Pasukan Aliansi Bintang langsung mengeluarkan perintah serangan begitu tiba, tanpa sedikitpun ultimatum. Daya tembak belasan kapal perang sama sekali tidak bisa ditahan oleh satu pesawat antariksa ini. Hanya dengan sekali tembakan serentak, sistem kontrol pesawat langsung menunjukkan kerusakan mencapai 45%, berada di tingkat yang sangat berbahaya.
Yang membuat Kapten Bajak Laut putus asa adalah wilayah sekitar ini merupakan zona tak dikenal tanpa titik lompatan ruang. Ingin kabur pun tidak ada cara untuk meloloskan diri.
Dengan tubuh fisik yang kuat, tentu bisa menopang diri di alam semesta untuk beberapa saat. Namun pada akhirnya tetap ditakdirkan hanya mengalami kematian. Tak ada makhluk hidup yang bisa bertahan di alam semesta yang tak dikenal. Kemampuan yang terlihat hebat, setelah terpisah dari perlindungan planet, justru tak berarti apa-apa. Ujung-ujungnya hanya kematian.
Di depan kembali muncul titik-titik cahaya bintang yang dalam sekejap sudah dekat. Di balik cahaya bintang itu, samar-samar terlihat belasan kapal perang besar.
Pesawat antariksa tempat Zhou Liming berada sama sekali tak bisa menghindar lagi. Belasan sinar laser tebal menghujam badan kapal, mengakhiri riwayat seluruh pesawat.
Ledakan dahsyat bergemuruh, terus-menerus muncul di setiap sudut pesawat. Pesawat berubah menjadi puing-puing tak terhitung, menjebak semua orang di dalamnya dalam lingkaran ledakan.
Melihat kapten bajak laut yang kuat terhisap ke dalam pusaran ledakan, pertanyaan terbesar Zhou Liming adalah tentang gen dalam dirinya sendiri—mengapa ia satu-satunya? Namun dengan menghilangnya sang kapten dan kobaran aura api yang bergulung-gulung mendekat, Zhou Liming menyadari ini mungkin akan menjadi misteri yang selamanya tak terpecahkan.
Seberkas sinar laser tebatang melesat, energi dahsyatnya mendistorsi seluruh ruang. Kapten bajak laut yang telah membuka wilayah waktupun tertembus dan ditembak mati.
Dibandingkan dengan prestasi fisiknya, teknologi yang lebih maju—sisik tak tertembus manusia dan wilayah tak terhancurkan—dengan mudah tercabik-cabik di bawah serangan kapal perang.
Ketika kobaran api yang bergulung-gulung ini datang melilit, Zhou Liming membuka wilayahnya dan mengunci seluruh zona tersebut. Gaya terkoyak raksasa yang terbentuk akibat ledakan, energi kuat yang membuat Zhou Liming merasakan seolah ruang hancur seketika, kemudian energinya terkuras habis. Satu-satunya kesadaran adalah memutasikan sayapnya dalam sekejap, sebelum kegelapan tak bertepi menggantikan segalanya dan kesadarannya mengabur...
……
Bangkai-bangkai yang tercerai-berai mengambang di luar angkasa.
Belasan kapal perang besar muncul di tempat ini, melakukan pencarian di antara reruntuhan, mengirimkan sesuatu kembali ke kapal induk, lalu armada ini berbalik arah dan perlahan pergi.
Dari awal hingga akhir, belasan kapal perang besar ini tidak menunjukkan ketertarikan sedikit pun pada tata surya ini.
Mungkin bahkan Kapten Bajak Laut Honghuo yang mematikan pun tidak tahu, mengapa orang-orang Aliansi Bintang terus membuntuti tanpa henti. Karena di kapal perang hasil rampokannya, tersimpan sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang perwira tinggi Aliansi Bintang.
Awan hitam yang menyelimuti Bumi hanyalah produk sampingan dari kesalahan waktu, lokasi, dan tindakan kapten bajak laut yang ceroboh. Bahkan orang Aliansi Bintang tak perlu tahu apa yang ada di tata surya ini, atau bencana apa yang menimpanya. Alasan mereka membuntuti habis-habisan hanyalah untuk mengambil kembali barang yang disembunyikan di pesawat antariksa.
……
Dalam keadaan setengah sadar, Zhou Liming merasa telah meninggalkan alam semesta membeku, kini berada di kapal perang yang sedang bergerak.
Dia tidak tahu, karena kesadarannya yang semakin kabur.
Mungkin dia diselamatkan, atau mungkin tidak?
……
Beberapa tahun kemudian, bangkai kapal perang yang hancur itu hanyut ke tata surya dan ditemukan manusia. Maka dimulailah revolusi teknologi yang terus berkembang dengan pesat.
Adapun para prajurit super yang heroik menembus atmosfer Bumi beberapa tahun lalu, hanya di Museum Pahlawan-lah foto-foto mereka dipamerkan, disertai riwayat hidup dan kontribusi besar mereka bagi umat manusia. Mungkin tak butuh waktu lama, prestasi mereka akan terlupakan orang, hingga akhirnya menghilang dari ingatan.
Hanya mereka yang memiliki hubungan istimewa, yang setiap tahunnya beberapa kali datang ke tempat ini. Mereka berdiam tenang di depan foto bertuliskan "Zhou Liming", diam-diam mengalirkan air mata.
……
Di sebuah planet terpencil di wilayah Aliansi Bintang yang tak terjangkau dari Bumi, seseorang dengan cedera parah yang tak terbayangkan dan kehilangan ingatan sedang berjuang memulihkan diri. Di hamparan planet asing ini, ia mempelajari bahasa setempat, mengadaptasi segala adat istiadat kehidupan di sini. Mungkin seumur hidupnya, mustahil baginya mengetahui asal-usulnya atau mengungkap masa lalunya yang gelap.
(Tamat)
